^Rumah Tania/Kota Kembang^
3 hari telah berlalu sejak kedatangan rombongan Pak Lurah dan keluarganya,Tania pun sudah selesai mengurus administrasi keberangkatannya ke Luar negeri.
Pagi itu Tania pun duduk di depan rumahnya,setelah menyiram tanaman di taman kecil di samping rumah mereka,ia pun duduk di sebuah kursi sambil berpikir
"Apa yang harus kulakukan dengan uang 10 Milyar ini?,apa aku harus membeli rumah,membeli mobil,perhiasan,membuka usaha atau memberi sebagian pada ibu dan bapak?,tapi jika aku berikan uang ke ibu dan bapak pasti mereka akan bertanya dari mana asal uang sebanyak ini,.?"
pikiran Tania pun berkecamuk di dalam batinnya.
"Ah benar-benar membuatku bingung,bahkan dulu ketika uangku hanya 100jt pun,aku tidak akan sebingung ini menggunakannya,tampaknya aku harus pergi ke masjid dan panti asuhan terlebih dahulu untuk menyumbangkan sedikit dari uang ini,untuk para fakir miskin dan juga para janda yang kurang mampu."
Tania pun segera mandi dan bersiap ke bank kemudian menuju ke tempat tujuanya itu,setelah 2 jam kemudian Tania pun selesai dengan kegiatan amalnya itu.
Sekarang Tania sedang berada di sebuah Show Room mobil,untuk melihat mobil yang sudah di impikannya dulu ketika ia masih bersama dengan Raihan, namun waktu itu ia belum mampu membelinya.
Tak butuh waktu lama,Tania pun melihat sebuah mobil Mercedes Benz CLA- Class, mobil berwarna putih yang di banderol dengan harga di atas 1 Milyar itu pun menarik perhatiannya,karena itu adalah mobil impian Tania dari dulu,ia pun meminta sales mobil tersebut untuk melihat interior mobil tersebut dan tentu saja harga tidak bisa membohongi kwalitasnya.
Tania sangat puas dengan interior mobil tersebut dan ia pun memutuskan untuk membeli mobil itu dan menyelesaikan pembayarannya,setelah melakukan administrasi dan menyelesaikan kelengkapan surat-surat mobil itu,maka mobil pun akan di antarkan pada sore hari ke rumah Tania.
Setelah dari Show room mobil,Tania pun pergi ke sebuah toko perhiasan untuk membeli 3 set perhiasan, untuk ibunya,kakaknya dan juga adiknya.Setelah itupun Tania pergi ke sebuah mall untuk membeli jam Tangan mahal untuk ayahnya.
Setelah Tania merasa puas telah membeli barang-barang untuk orang-orang yang di sayanginya itu,ia pun kembali ke rumah sambil menunggu mobil yang akan di antarkan oleh pihak delaer tersebut.
Namun sebelumnya Tania juga sudah menyiapakan uang yang akan di berikanya kepada ibu,bapak dan adiknya Aliyah,Tania pun juga sudah memikirkan alasan jika nanti ibu dan ayahnya bertanya dari mana asal uang ini.
Tania juga akan berbicara pada orang tuanya,tentang rencana Tania yang akan berangkat besok ke kota Pasir Raya,untuk bertemu dengan kakaknya Anayah,sekalian pamit untuk berangkat ke London dan berbicara tentang rencana pernikahanya sendiri pada kakaknya itu.
Sore hari tepat pada pukul 4 Sore mobil yang di beli Tania pun akhirnya tiba di rumahnya,kebetulan Adiknya Tania yaitu Aliyah baru saja sampai dari kampusnya.
Melihat orang dealer itu menyerahkan kunci mobil pada kakaknya, maka mata Aliyah pun terbelalak melihat sebuah mobil sport berwarna putih itu ada di depan garasi rumah mereka.
Ketika para petugas dealer itu telah pergi,Aliyah buru-buru menghampiri Tania
"Kak Nia,aku gak lagi bermimpikan sekarang?"
tanya Aliyah karena takjub dengan mobil kakaknya itu
"Ya gaklah,ini mobil yang baru kak Nia beli tadi,gimana menurut kamu bagus gak?" seru Tania
kemudian adiknya pun membalas
"Aduh kak Nia,ini tuh bukan cuma bagus tapi sempurna."
"Baguslah kalau begitu, nanti kamu juga bisa pakai mobil ini,kalau kak Nia lagi gak ada,tapi ingat harus hati-hati, kamu kan Tau mobil ini masih baru."
Namun Aliyah kemudian menatap aneh Tania
"Kak Nia aku baru sadar,ternyata ini maksud kak Nia bertanya sama aku tentang uang 20 Milyar itu,tetapi apakah uang harta gono gini kak Nia dan Raihan memang sebanyak itu."
"Ngomong apa sih kamu Aliyah,mana mungkin kak Nia dan Raihan punya uang sebanyak itu untuk harta gono gini.
" Terus uang sebanyak itu dari mana kak Nia mendapatkannya?"
Belum sempat Tania menjawab pertanyaan Aliyah,ibu dan bapak Tania pun datang kemudian menyadari mobil yang baru di beli puterinya itu,
"Nak,ini mobil siapa kok bagus sekali, ini pasti mobil mahal?" tanya ibu Tania
"ini mobil baru Kak Nia bu." jawab Aliyah
"Mobil baru?,tapi mobil semahal ini dari mana kamu mendapatkan uang untuk membelinya Nak.?"
seru pak Bagas
Kemudian Tania pun berkata
"Pak, Bu,ini memang adalah mobil baru impian Tania dari dulu,dan dari mana Tania mendapatkan uang ini, uang itu pemberian dari calon suami Tania itu Bu.
"Loh Nak kalian kan belum menikah,kenapa dia sudah memberimu uang sebanyak itu?,apa kamu yang memintanya?,ibu gak mau loh anak ibu minta-minta uang pada lelaki yang belum suaminya."
"iya Nak bapak juga setuju dengan kata-kata Ibumu."
Tania pun menjawab pertanyaan kedua orang tuanya itu.
"Bu,Pak,kalian Tau sendirikan Tania bagaimana?,tidak mungkin Tania yang meminta uang duluan padanya, tetapi sungguh,Dia yang memberikan uang ini pada Tania, karena Tania akan segera berangkat bersama dia ke London,maka dia pun memberikan uang ini pada Tania,dan tentu saja Tania bisa membeli apapun yang Tania inginkan dengam uang pemberianya itu,ibu sama bapak percayalah, Tania tidak mungkin melakukan hal-hal buruk untuk mendapatkan uang dari calon suami Tania itu."
"Bukankah Tania pernah bilang sama bapak dan Ibu, bahwa Tania pasti akan mencari suami yang lebih baik dari Raihan dalam segi apapun,jadi Tania mohon ibu dan bapak percaya sama Tania,Oke???.
Kemudian Tania pun pergi ke kamarnya untuk mengambil barang-barang yang telah di belinya untuk ketiga orang yang di sayanginya itu dan juga uang yang telah ia siapkan di amplop masing-masing.
kemudian Tania berkata
" ibu,bapak dan juga Aliyah,ini ada sedikit uang dan hadiah yang Tania sudah siapkan untuk kalian bertiga,tolong di terima niat Tania ini,karna Tania sadar dulu sewaktu Tania masih menikah dengan Raihan,Tania jarang memperhatikan Kalian,jadi sekarang ketika Tania mampu maka Tania akan memberikan apapun yang bisa Tania berikan Untuk Kalian."
Mendengar Anaknya berkata seperti itu ibu Aisyah pun langsung menangis dan memeluk Tania,
"Nak,kami tidak pernah mengharapkan apapun dari kamu,Ibu,bapak dan juga Aliyah hanya ingin kamu bisa hidup bahagia,itu saja tidak ada yang lain."
Jawab bu Aisyah sambil menangis.
"Ibu Tahu,ini adalah salah satu kebahagiaan terbesar Tania bu,yaitu berbagi dengan orang-orang yang Tania sayangi." jawab Tania sambil menghibur ibunya
Tania pun kembali melanjutkan
"Kalau begitu ibu,bapak juga Aliyah tolong terima ya uang ini,dan gunakan untuk membeli sesuatu yang kalian inginkan."
Mereka bertiga Pun hanya mengangguk mendengar kata-kata Tania
"Kalau begitu terima kasih banyak Nak untuk rezeki ini,semoga Allah selalu melindungimu dimanapun kamu berada." jawab pak Bagas.
"Aaminn Ya Rabbal Almiin," Balas Tania
"Oh iya Bu,besok Tania akan berangkat ke kota Pasir Raya,untuk bertemu dengan Kak Anayah disana,sekalian mau beritahu rencana pernikahan Tania,juga dari kota Pasir Raya,Tania akan langsung berangkat ke ibukota untuk bertemu Calon suami Tania dan kemudian kami akan berangkat bersama - sama ke London,jadi Tania juga skalian mau pamit sama kalian,karna Tania gak akan pulang selama beberapa bulan ke sini.Tania harus berada di London,sampai acara lamaran itu pada akhir bulan November baru Tania akan kembali lagi ke kota Kembang.
Ibu dan bapak Tania mengangguk,kemudian Bapak Tania menatap putrinya itu,
" Iya Nak,kalo begitu kamu bisa kembali ke kamarmu dan bereskan barang-barang yang mau kamu bawa kesana.
"Baik Pak kalau begitu Tania masuk dulu."
Kemudian Tania pun segera ke kamarnya dan mulai membereskan barang-barang,yang akan di bawanya besok ke kota Pasir Raya.
Namun tidak sengaja ia menemukan surat kotrak perjanjian pernikahan dia dan Hyeon Sik di koper itu, dia pun membukanya,kemudian ia kembali membacanya, tanpa sadar bibir Tania pun tersenyum sambil berkata dalam hatinya,
"Park Hyeon Sik,aku tidak Tahu apakah keputusanku menikah kontrak denganmu ini benar atau tidak?, namun yang aku tau,setelah bertemu denganmu banyak keajaiban yang terjadi dalam hidupku,maka aku perlu berterima kasih padamu."
Tania pun kembali mengamati isi kontrak tersebut,seketika alisnya sedikit berkerut
"Mengapa di kontrak ini tidak tertera Tanggal lahir kami berdua,melainkan hanya Usia kami berdua saja.mungkin akan ku tanyakan ketika aku bertemu dengannya,tapi hak apa aku bertanya tanggal lahirnya,jika aku menanyakanya,maka lelaki itu pasti akan lebih besar kepala."
Akhirnya Tania mengurungkan niatnya itu.