Chereads / In A Broken Heart To Find You / Chapter 15 - CHAPTER 15

Chapter 15 - CHAPTER 15

Setelah melalui perdebatan sengit antara James yang menginginkan Freya diopname agar kondisinya bisa terpantau dan Freya yang tetap keukeuh ingin pulang karena dirasa kondisinya sudah pulih, akhirnya diambilah jalan tengahnya.

Freya boleh pulang dengan syarat tidak melakukan banyak aktivitas dan tetap harus dibawah pengawasan dokter Kevan.

Freya pun terpaksa meng-iya kan.

Kediaman rumah James.

Freya tengah berbaring di atas ranjangnya berukuran king size. terlihat wajahnya sedikit pucat. sesekali ia meringis menahan perutnya yang terasa perih.

" masih sakit perutnya, sayang ?"

tanya Shofi seolah bisa merasakan yang tengah putrinya rasakan.

" sedikit, ma."

balas Freya.

" sebentar lagi dokter Kevan kemari untuk memeriksa keadaan mu lagi."

Freya tak bergeming.

" Nanny sedang membuatkan bubur ayam kesukaanmu. kamu mau kan, sayang ? "

" hah? memangnya nanny bisa bikin bubur ayam ? "

tanya Freya menyepelekan.

Shofi tersenyum.

" ya bisa dong sayang, kan mama ajarin. kalo gitu mama ambilkan dulu ya bubur ayam Dublin cita rasa Indonesia. "

ucap Shofi tertawa renyah sambil keluar dari kamarnya Freya.

Freya pun ikut menyunggingkan bibirnya keatas tersenyum. lalu perhatiannya tertuju pada ponselnya yang tersimpan diatas nakas samping ranjang lalu diambilnya.

ternyata ada direct message dari Revan melalui Instagram nya.

Revan :

apa kabar fre 😉

Revan :

nomer kamu ganti ya? boleh minta nomermu yang baru ?

Revan :

i Miss you, princess 😍

ingin rasanya Freya membalas DM nya, namun ia tidak mau jatuh ke lubang yang sama. apalagi dengan posisi yang sekarang. terlalu jauh bila harus menjalani Long Distance Relationship.

tiba-tiba daun pintu kamar ada yang mengetuknya dari luar. Freya melirik kearah pintu.

" masuk aja !! "

ternyata dokter Kevan yang datang sambil menenteng tas medisnya.

" kamu lagi."

desih Freya melirik sekilas lalu membuang mukanya kelain arah.

pria itu berjalan kearahnya lalu duduk dikursi yang dari tadi udah bertengger disamping ranjang Freya seperti sudah sengaja dipersiapkan disitu untuk kursi si dokter yang akan memeriksanya.

punggung tangan kekarnya tiba-tiba menyentuh dahi Freya.

lalu ia mengeluarkan stetoskop untuk memeriksa kodisi pasien dihadapannya itu.

Kevan membungkukkan badannya mendekati tubuh Freya yang tengah berbaring. Freya seketika seperti terhipnotis oleh ketampanan sang dokter dan ia mulai salah tingkah lagi.

" kenapa berdebar gini ? "

tanya Kevan setelah mendengar detak jantungnya melalui stetoskopnya.

" shit!!", umpat Freya dalam hati.

" mana aku tau, harusnya aku yang bertanya padamu, tuan dokter. " ucap Freya berusaha menyembunyikan nya.

Kevan hanya tersenyum miring. lalu menekan bagian perut atas Freya dengan dua jarinya.

" aww..", Freya meringis.

" disini masih sakit ?", tanyanya sambil matanya menatap Freya.

Freya membalasnya dengan anggukan pelan.

ya Tuhan, matanya hazelnya meluluh lantahkan perasaan Freya.

" oke, sebaiknya istirahat dulu aja. pola makannya dijaga. jangan dulu makan yang keras karena lambungnya masih luka."

" tuuh...dengerin kata dokternya. kamu ini emang susah kalo dikasih tau. suka nya makan pedas melulu sih. "

ucap Shofi tiba-tiba sudah ada dibelakang Kevan sambil membawakan nampan berisi mangkuk bubur ayam.

" ayo sekarang makanlah buburnya lalu minum obat."

Shofi hendak menyuapi Freya namun mangkuknya langsung diambil paksa.

" aku bisa makan sendiri, ma."

Shofi hanya tersenyum sambil menggelengkan kepalanya.

" oiya, dokter Kevan mau bubur ayam? "

" What?? bubur ayam? "

Kevan mengangkat keningnya bingung. Freya tertawa meledeknya.

" Bubur ayam itu makanan khas dari Indonesia.

terbuat dari beras yang dimasak dengan air yang banyak sehingga memiliki tekstur yang lembut dan berair, lalu ditambah suiran daging ayam, kecap dan kerupuk. "

Kevan masih tampak kebingungan membayangkan jenis makanan yang dijelaskan Shofi. matanya langsung melirik mangkuk yang berada dipangkuan Freya. Kevan nampak menelan salivanya, tergiur.

" penasaran kan rasanya seperti apa? oke, saya ambilkan dulu. dokter Kevan tunggu disini saja ya."

Shofi bergegas kembali keluar kamar untuk membawakan semangkuk lagi bubur ayam.

dengan lahapnya Freya menyantap bubur ayam itu tanpa memperdulikan seseorang yang tengah memperhatikan dirinya.

" I looks really delicious. is that your favorite food ? "

" yup. why? ", tanya Freya datar.

" terlihat dari caramu makan. "

jawab Kevan sambil membungkukkan badannya mendekati Freya. Freya langsung terdiam, badannya seperti tiba-tiba kaku saat tangan Kevan memegang dagunya dan mengusap lembut bibirnya dengan jempol tangannya.

" Berantakan sekali. sampai belepotan begini."

ucapnya membuat Freya langsung tersadar segera menepis tangan Kevan dari bibirnya.

" tak perlu. aku bisa membersihkan nya sendiri."

jawab Freya sambil mengusap usap bibirnya dengan punggung tangannya seolah menghapus jejak sisa tangan Kevan yang menyentuh bibirnya.

Kevan hanya mendengus. melihat sikap Freya.

" anda telah selesai kan memeriksa kondisi ku? kalo sudah selesai, tolonglah aku mau istirahat. "

mendengar itu Kevan tanpa basa basi membereskan tas medisnya.

" jangan lupa obatnya diminum, nona !! "

ucapnya sambil melangkah menuju pintu keluar kamar.

Freya hanya memandangi punggung dan lengan Kevan yang tampak berotot itu. sepertinya memang ia tidak pernah melewatkan untuk berolahraga setiap harinya.