udah 2 hari Freya tidak melakukan aktivitas apa pun. hari ini ia telah merasa kondisinya bener- benar pulih.
dengan semangat empat lima, pagi itu Freya sudah bersiap untuk pergi ke kantor. dengan mengenakan atasan kemeja polos berwarna pastel membuatnya terkesan lebih feminim dengan bawahan rok navy selutut terlihat seksi karena memperlihatkan kaki jenjangnya yang putih mulus.
" yakin kamu mau masuk kerja hari ini, Fre? "
tanya Shofi sedikit khawatir.
" ayolah ma, aku sudah baik-baik saja. mama gak perlu lebay gitu deh. "
" bukan lebay, Fre. mama cuma khawatir dengan kamu. mama musti bilang apa coba nanti bila papa tau hari ini kamu udah berangkat kerja."
" oiya, ma. memangnya papa sama aunty Larry ke Paris berapa hari sih. lama amat. "
" baru juga papamu berangkat kemarin lusa, Fre. Rencananya sepuluh hari disana. "
Freya hanya manggut-manggut sambil memasukan potongan terakhir sandwich nya kedalam mulutnya.
" berangkat nya di antar sopir ya. Fre. "
" asyiaapp...", timpal Reva sambil menjinjing tas Hermes nya.
" Bye, ma."
" bye, sayang. ati-ati. "
Shofi mengantarnya ke depan sampai mobil yang ditumpangi Freya berlalu menembus jalanan dipagi hari.
***
sesampainya di lobby kantor seseorang menyapanya. Ternyata Brandon.
" apakah kau sudah sehat, nona Freya ? maaf tidak sempat menjenguk "
Freya tersenyum,
" tidak apa-apa, tuan Brandon. anda pasti sibuk dilapangan. iya kan ? "
Brandon hanya tersenyum sambil menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.
akhirnya mereka sama-sama menuju lift. Freya ke ruangannya dilantai dua, sedangkan Brandon hendak ke lantai lima.
ketika Freya hendak duduk dimeja kerja nya, Emily datang dan langsung menjatuhkan bokongnya duduk dimeja kerja Freya.
" hi nona, apa kau sudah baikan? dua hari tidak masuk kerja itu menyenangkan. bisa jalan-jalan sesuka hati."
Freya mengernyitkan dahinya. lalu mendorong bokong Emily agar turun dari mejanya.
" ini sakit, nona Emily. bukan cuti liburan."
Emily memonyongkan bibirnya. tapi tiba-tiba wajahnya jadi terlihat kaku dan pucat. seperti habis melihat roh halus yang menyeramkan.
Emily mengedip-ngedipkan matanya memberi isyarat.
"ada apa Emily ?", tanya Freya gak paham.
" Hem...ehem.."
seseorang berdehem dua kali dari arah belakang Freya.
" selamat pagi, Tuan Kevan. "
ucap Emily tiba-tiba membungkuk.
mendengar itu terlihat semua umat yang ada diruangan itu langsung menghentikan kegiatannya lalu berdiri dan bungkukkan badannya dengan hormat. hanya Freya yang belum menyadarinya.
" nona Freya, anda saya tunggu diruanganku sekarang."
Freya membulatkan matanya dan Kevan sudah langsung pergi begitu saja dari ruangan itu.
Emily menghela nafasnya sambil mengelus-elus dadanya.
" kirain ada apa.", gumamnya.
" let's hurry up, Freya. don't make trouble with him. "
ucap Emily.
Freya pun segera menyusul Kevan. namun sosok tubuhnya sudah tak terlihat lagi. akhirnya ia segera menuju lift lantai lima untuk menemuinya.
ruangan Kevan berdampingan dengan ruangan James. dan berhubung James sedang perjalanan kerja ke Paris jadi Kevan lah yang bertugas menggantikannya.
Kevan jarang sekali ke kantor ini kalau James ada ditempat. semuanya diserahkan kepada James. karena Kevan lebih tertarik memimpin rumah sakitnya.
terdengar suara ketukan pintu diruangan Kevan.
" Masuk. "
Freya pun langsung masuk. didapatinya Kevan yang tengah asik dengan laptop dihadapannya.
" duduklah."
pinta nya tanpa menoleh ke arah Freya. pandangan masih asik dengan layar tipis didepannya.
" ada apa tuan memanggil saya ?"
tanya Freya tanpa basa basi.
mendengar itu, Kevan langsung menutup layar laptop dan memandang Freya dengan tatapan datar.
" nanti siang kita akan ke Sligo, memantau langsung proyek disana."
" kita ? " bola mata Freya terbelalak.
" iya, kita. aku sama kamu. gak paham? "
ucap Kevan menekan.
" kok sama saya, tuan. saya kan hanya staff keuangan. seharusnya anda pergi dengan Brandon. "
Kevan menggebrak mejanya membuat Freya jadi kaget dan sedikit ketakutan.
" kenapa anda yang mengatur saya? disini saya yang bosnya. ", ucapnya
" oke, anda memang putri dari tuan James. tapi saat ini posisi anda jauh dibawah saya. tolong hormati posisi saya sebagai atasan anda, nona Freya Finnian Geralt. "
Freya hanya terdiam. lututnya tiba-tiba gemetar. tangannya mendadak dingin dan wajahnya terlihat tegang.
" oke, sekarang anda boleh kembali bekerja. selepas makan siang kita akan berangkat ke Sligo. "
Freya pun berdiri dan membalikkan tubuhnya pelan menuju pintu keluar. tapi tiba-tiba Kevan melangkah mendahului Freya. ia hendak membukakan pintu kaca ruangannya untuk Freya.
" Terimakasih. " balas Freya berlalu dari ruangan Kevan.