Akhirnya hari "H" pernikahan Helen dan Bryan di selenggarakan, Helen memakai gaun pengantin panjang begitu cantik disertai rambutnya selalu digerai sedemikian rupa. Sedangkan Bryan tetap memakai jas hitam tetap gagah dan ganteng.
Dihadirkan para tamu yang meriah disalah satu tempat gedung terbuka dekorasi yang amat megah serupa mirip dengan barat-barat luar negeri. Helen tentunya bahagia banget disana Bryan menunggu kehadiran pujaan hati yang ditunggu-tunggunya.
Bryan terpesona akan kecantikan pada perempuan yang sebentar lagi menjadi istrinya. Setelah berjalan iringan waktu, saksi mata di atas altar, dihadirkan dia para tamu ada di sini menyaksikan pernikahan yang sudah tradisinya.
Setelah mengucapkan janji suci di depan Tuhan yang selalu mereka sertai. Bryan mulai menukarkan cincin di jari manisnya tentu Helen sebaliknya, kemudian Bryan mencium pundak kepalanya begitu lama. Tepuk tangan meriah disana membuat mereka terjalin sebagai suami-istri selamanya.
Sebelum pestanya dimulai meriah, Helen akan bersiap melempar buket bunga untuk penerus selanjutnya. Para karyawan Bryan mulai bersiap menerima buket bunga dari Helen. Sedangkan Nina sedang berargumentasi dengan Deon.
Kalau diceritakan mengenai Deon dan Nina. Kehidupan mereka sangatlah lucu, Deon menyukai alat musik saat dirinya menyanyikan sebuah lagu, Nina selalu diusikan oleh Deon. Deon mulai menyukai sikap Nina begitu tertutup, namun karena kejadian pertama itu memang kesalahan Deon sendiri menarik perempuan tidak di kenalnya. Hitungan mundur dari para penantian buket bunga dari Helen.
"Tolong pergi dari kehidupanku, kalau tidak mau saya remukan tubuhmu seperti pertama kali!" ucap Nina mengancam.
"Tidak, aku tetap di sini, kamu yang sudah buat hatiku ingin terus bersamamu!" balas Deon tetap bersih keras.
"Terserahlah, saya tidak peduโ"
Tap!
Buket bunganya jatuh di tangan Nina, saat kedua tangannya lepas dari tangan Deon. Nina sendiri terkejut, bunga dari Helen ada pada Nina. Kalau begitu selanjutnya nanti Nina menyusul, kemudian Deon sudah posisi satu kaki di depan sedangkan sebelahnya di belakang menahan tubuhnya. Deon mengeluarkan cincin yang memang tidak semahal milik Bryan, tapi hasil jerih payahnya yang sudah bekerja di perusahaan Bryan selama sebulan penuh demi mendapatkan hati perempuan ada di depannya.
Nina malah dibingungkan maksudnya apaan ini, jantungnya berdetak kencang tidak normal, semua berkumpul di belakang menyaksikan Deon siap melamar Nina. Helen dan Bryan senyum bahagia.
"Tahukah kamu? Syarat satu-satunya yang memenuhi menjadi istriku adalah Kamu, karena syarat pernikahan yang langgeng adalah jatuh cinta berkali-kali pada orang yang sama, Will You Marry Me?" ucap Deon dengan suara yang lantang dan keras.
Nina dirasa gundah tidak tahu terima atau bagaimana, tapi, tidak ada salahnya ia menerima walau bertemu seorang pangeran amat sok romantis ini. Sebuah tepuk tangan yang amat meriah.
****
Pernikahan telah usai, Helen benar sangat lelah sekali. Rasanya ini benar amat melelahkan. Ia mulai untuk mengganti pakaian namun Bryan masuk ke kamar. Memeluknya dari belakang, Helen tentu menyambutnya.
"Malam ini kamu cantik," puji Bryan, "Gombal!" balasnya.
"Benar kamu ini cantik, tidak sia-sia aku mendapatkanmu," ucapnya lagi. Helen tidak bisa berkata-kata. Ini terlalu membahagiakan.
Bryan mulai mencium bibir istrinya, tentu Helen membalasnya, namun dihentikan oleh Helen membuat Bryan mengerut kening.
"Ada apa?" tanya Bryan.
"Aku mau bersihkan diri dulu, rasanya kulitku lengket semua," jawab Helen untuk menghindar aksi dari Bryan.
Bryan senyum tahu pikiran istrinya untuk menghindar. Di tarik pinggang istrinya dari belakang bukannya dilepas malah makin erat pulanya. Dicium punggungnya yang terbuka itu.
"Bryan! lepasi!" sengit Helen, terus berusaha dilepaskan dari pelukannya.
"Untuk apa?" tanya Bryan, "Aku mau manโ Bryaaann!" Helen belum selesai bicara Bryan sudah menggendongnya masuk ke dalam kamar mandi.
****
Paginya yang cerah, Helen bangun cepat-cepat seperti biasa menyiapkan sarapan untuk suami tercintanya. Untuk beberapa hari lagi Helen dan Bryan satu atap di apartemen. Hari ini Bryan cuti untuk tidak masuk kantor, masih pengantin baru. Harus libur panjang agar bisa di berikan buah hati untuk bertambah satu penghuni di rumah Gunadhya.
Sentuhan lembut dari tangan Bryan memeluk Helen dari belakang, wajah Bryan baru bangun tetap saja tampan rambutnya sedikit berantakan. Efek olahraga semalaman di kamar. Helen kewalahan dibuatnya, terlalu ganas dirinya.
"Ck ck ck ... pagi-pagi sudah dapat pemandangan yang amat menyipitkan mataku saja!" sindir Deon sudah siap dengan baju kantornya. Bryan melonggarkan pelukan perut Helen. Helen sih sibuk dengan dapurnya.
"Sirik kamu! Makanya cepat nikah biar bisa kayak gini!" balas Bryan tak mau kalah malah makin dipeluk Helen semanja mungkin.
"Ya nanti aku akan menikah sama Nina Bobok. Tinggal tunggu Perestuan saja dari pihak perempuannya. Sudah jangan terlalu berlebihan manja di depanku. Kasihan Mbak Helen mau masak pun susah," ucap Deon kemudian berlalu pergi dari tempat itu.
Bryan sih tidak peduli banget sama ucapan Deon. Ia kan mau lihat istri memasak, harumnya sedap berasa lapar banget.
"Mandi sana, sebentar lagi selesai," pinta Helen Pada Bryan.
"Mandi bareng, yuk!" ajaknya lagi, makin hari makin mesum, ya, si Bryan-nya. Apa karena sudah ditahan tobatnya jadi makin ganas.
"Tidak! Mandi sekarang atau jatah makan malam di puasakan!" Helen menyalang pisau potongan di depan Bryan.
Bryan menelan ludah susah payah kemudian menuruti perintah istrinya, Bryan langsung masuk segera bersihkan diri. Deon sih sudah dari tadi berangkat, hari ini ada rapat dari salah satu pemasaran produk.
Sedangkan Orang tua Helen dan Bryan sedang melakukan kegiatan masing-masing, Ayah Bryan dan mertuanya sedang main catur, sebaliknya Ibu Bryan dan mertuanya sedang ke pasar belanja untuk stok di rumah.
Helen selesai meletakkan hidangan sarapan kali ini, ya sederhana tidak pernah mewah, lontong sayur. Makanan semalam masih banyak, sayang kalau di buang. Memang Helen meminta ibunya buat lebih banyak lontong, biar besok bisa dijadikan sarapan untuk Bryan si suaminya.
Bryan telah segar dengan pakaian biasanya celana pendek selutut dan kaos embel longgar tepat terlihat ganteng kok. Bryan makan berdua saja sama Helen, Helen mengambil untuk suaminya. Bryan tentu melahap karena terlalu enak. Bisa-bisa makin semangat dirinya kalau setiap hari begini terus.
Setelah selesai sarapan, Bryan membantu Helen mencuci piring, semua kelar. Bryan ingin mengajak Helen ke suatu tempat, ya, mungkin tempat yang lebih menarik dari sebelumnya. Karena mereka lagi liburan panjang. Soal perusahaan dihendel sama Deon dan Nina.
Balik di Deon, di kantor Deon masih berdebatan dengan Nina. Karena soal apa? Proposal dan brosur dari Nina selalu disalahkan oleh Deon, sampai yang ada di dalam gedung ini menggeleng kepala. Dua pasangan tidak pernah akur antara Tom & Jerry.