Chereads / Setinggi langit dan Bintang / Chapter 4 - pertemuan

Chapter 4 - pertemuan

pagi ini, Lia berangkat menuju Paris, konon katanya, ini adalah surga fasyen.

setelah mendarat di bandara, Lia check ini di hotel terdekat.

dengan menggunakan jasa guide, Lia menyusuri pertokoan di Paris.

motonya adalah, walaupun untuk bisnis dan di jual, namun ia harus puas dalam membeli, langsung model-model gaun yang akan di jualnya.

sehingga, waktu Lia menjualnya kembali. dia sekaligus bisa memuaskan penilaian pelanggan toko butik miliknya, tentang gaun yang akan di belinya.

jadi, Lia benar-benar belanja, dan mencari gaun serta accesories lainya, dengan cara manual, dari toko ke toko, dari butik kebutik.

enggak harus dari desainernya langsung.

yang penting Lia puas dengan usahanya,...

yaitu menjual koleksi gaun pilihannya,... inilah cita-citanya, yang sangat tercapai tingkat kepuasannya.

ah....

lelah sekali kurasa,...

Lia mengeluh kecapekan.

seluruh kota Paris hampir semuanya telah di jelajahinya, dalam dua hari ini.

perencanaannya selama setahun dengan uang anggaran yang telah di plotnya, sedemikian rupa.

untuk koleksi butiknya,... selama enam bulan ke depan,....begitu juga dengan segala accecoriesnya,....

dengan tergesa-gesa, Lia berjalan di depan sebuah toko sepatu dan tas.

tanpa melihat kiri kanan dia menerobos maju, kerumunan pembeli yang selalu berdesak-desakan,

Brukk,...!!!...

ah maaf pak.

I am sorry.

dengan bhs Inggris seadanya,...

Lia menabrak seseorang, hingga belanjanya habis berhamburan terjatuh di lantai toko.

aduh, kepalaku terasa sakit.

sepertinya saya menabrak tulang dada seseorang, dengan sangat keras.

sambil terus memijit kepalanya,

Lia mendongak keatas,.

dan bertemu dengan sesosok pria yang bermata elang, yang sedang memperhatikannya.

pak rein,.!?.

hei, Lia.

ternyata kamu, apa kamu baik-baik, saja.

rein meriksa kepala Lia dengan matanya yang menawan.

oh. ia.

saya, tidak apa-apa, pak rein.

dengan tangkasnya, rein memungut tas-tas belanjaan ria, yang tadi berhamburan.

tidak usah di bantu, pa rein.

biar saya saja, seru Lia.

sambil berusaha merenggut tas-tas, yang sudah diambil rein.

tidak apa-apa,...

saya juga merasa, bersalah jika tidak membantu anda.

oh. ia...!?.

kalau begitu, terimakasih banyak atas bantuannya, pak rein.

kamu tinggal di hotel mana.

tidak jauh dari sini pak.

panggil saja saya rein. dari tadi kudengar, kamu selalu memanggilku pak rein.

lalu,...

berapa hari lagi, kamu berencana tinggal di Paris ini.!?. rein bertanya pada Lia.

besok,...

besok saya sudah pulang, rein.

dengan tergagap Lia. menjawab pertanyaan rein

entah kenapa, hatinya berdebar dan bergetar indah.

tetapi dia malu, untuk mengungkapkannya dengan berterus terang.

kalau begitu. sekarang apa kamu masih punya waktu!?...

atau sudah merasa lelah.!?.

memangnya ada apa pak rein,.!?

eh rein. Lia mengulangi pertanyaannya.

bagaimana,..!?.

kalau kamu menemaniku belanja sebentar.

oh. bisa.

tetapi hanya sebentar ya rein.

karena, saya maunya cepat balik ke hotel. mau istirahat.

oc...

rein menjawab dengan singkat.

sambil berjalan. menyusuri jalan pertokoan.

rein bertanya,..

kenapa pake guide..!?.

karena, saya tidak bisa bahasa Inggris apalagi Prancis, jawab Lia dengan pipi bersemu merah. karena malu. rein melirik sekilas.

hmm. alangkah indah. bunga ciptaan Tuhan ini.

(lia,...merutuk di dalam hati. oh. kenapa dulu AQ malas, belajar bahasa Inggris, ya.) sekarang ini kena batu nya,...apa-apa harus pake guide.

Mereka sampai di sebuah toko perhiasan.

dengan santai nya, rein masuk dan membeli sebuah cincin dan jam emas.

seketika itu juga, Lia tersentak.

bukankah cincin dan jam yang sedang di beli rein itu. yang berada di dalam mimpinya dua bulan yang lalu.

kaki lia terasa lemas, hampir-hampir goyah cara berdirinya.

Lia...!?.

rein berseru.

kamu tidak apa-apa,...!?.

sepertinya rein merasa cemas dengan ke adaan Lia.

pak rein, ini cincin dan jamnya, sudah saya masukin, semuanya kedalam kotak perhiasannya,...

ya. terimakasih.

jawaban rein dengan singkat.

(tentu percakapan mereka. dengan menggunakan bahasa Prancis).

Lia,...

rein melirik jam tangan nya sekilas,...

biar saya antar ke hotel tempat kamu menginap.

tak usah rein.

Lia menolaknya dengan halus.

ayo, cepat naik ke mobil. rein mengajak nya dengan tegas.

akhirnya terpaksa lia ikut naik.

sesampainya di parkiran hotel.

Lia bergegas turun, dan mengucapkan terimakasih.

Lia,...!?

rein berseru.

ia...!?

ini. ambillah.

rein menyodorkan tas belanjanya, bersama Lia tadi.

jangan di tolak.

sudah lama saya ingin membelinya untukmu, tapi tidak pernah sempat.

Lia, hanya dapat menerimanya dengan lapang dada. dan mengucapkan ribuan terimakasih.

terimakasih rein.

oh, Tuhan mimpiku jadi kenyataan.

tetapi kenapa AQ merasa, dia seolah-olah seperti bintang di langit,...

indah dipandang, namun tak mampu AQ menggapainya. AQ bagi dirinya, bagaikan setinggi langit dan bintang.

seandainya jodohpun.

Aq tak berani, bersanding dengannya.

dada Lia terasa sakit dan sesak menghadapi.

kenyataan ini.

bagaimana tidak. dia hanyalah wanita biasa.

yang memulai usahanya dari nol.

sedang kan pria yang di depannya ini. adalah pengusaha muda yang kaya raya, dengan segudang kharisma dan ketampanannya, bagai bintang film Korea. belum lagi merajai dunia bisnis, sampai kemanca negara.

mitra kerjanya aja, di hadiahi gaun, tas dan model sepatu yang terbaru. apalagi kelak calon istrinya nanti.

sedangkan AQ, hanya di hadiahi cincin permata biru dengan sebuah jam tangan emas.

sudah dengan beraninya, jatuh cinta dan mencintainya. yang mungkin bagi dirinya. hadiah yang seperti ini. masih bukan apa-apa.

Lia 😭 pilu. di hati.

sambil berlari ke kamar hotelnya, dia hanya mampu menahan, beban di hatinya.

mudah-mudahan. ini hanya lah dugaan ku saja.

bagaimana mungkin, pak rein mencintaiku...

senandung pilu, di dadanya yang sesak penuh dengan praduga-praduga, yang tak ada jawabannya,....

habis deh idenya. pembaca. AQ lagi ngantuk nih, ngedit lagi, zzzzzzzzzzz....

lanjuuut.....