Chereads / Setinggi langit dan Bintang / Chapter 10 - secangkir kopi panas dan secangkir coklat hangat.

Chapter 10 - secangkir kopi panas dan secangkir coklat hangat.

hari ini, hujan sangat deras sekali, halilintar menyambar-nyambar kesana kemari, Guntur menggelegar, seolah-olah, dunia mau kiamat saja.

hari yang sudah redup tambah semakin gelap saja, rasanya seperti di sore hari menjelang malam.

Lia meminjam Honda metik, dari pelayan rumah rein.

melaju di tengah hujan dan badai petir, Lia tak gentar, walaupun tanpa memakai baju hujan.

Lia sengaja membasahi tubuh dan wajahnya dengan air hujan.

sambil 😭, air matanya, terus menetesi wajahnya yang semakin tirus akhir-akhir ini.

begitu banyak masalah yang dihadapinya, datang silih berganti tiada henti,...

biarlah air hujan ini mengalir membasahi badan dan membawa jatuh pergi ke tanah,...

setiap kesedihan yang kurasakan.

jeritan Lia di dalam hati.

di tengah perjalanan menuju butik.

lia turun lalu membeli snakc dan minuman coklat hangat.

Lia baru teringat hp nya tertinggal di rumah rein.

prang...!?!!...

rein melemparkan piring, dari meja makan dan hampir saja, mengenai pelayan yang bertugas sore itu.

kenapa, tidak memberitahukan kepada saya,..

satu orang pun, kalau Lia pergi hujan-hujan seperti ini,...

kalau dia kecelakaan siapa yg akan berbagi tanggung jawab...

rein sangat marah, kepada para pelayannya.

tuan, ini hp nona Lia, tinggal di kamarnya.

kalian...!??!...

rein sangat marah sekali, tanpa tau harus berkata-kata apa lagi terhadap pelayannya.

ini juga semuanya gara-gara kamu halilintar.

kali ini AQ tak akan memaafkanmu.

seru rein kepada adiknya halilintar yang juga sedang panik dan meringis di meja makan.

sediakan baju hujan dan mobil, saya mau menjemput Lia.

perintah rein kepada salah satu pelayannya

baik tuan.

halilintar ingin juga rasanya menyusul Lia.

namun, dia menahan maksudnya di dalam hati,...

demi melihat abangnya, rein yang bergegas dengan marah ke arah mobil yang sudah parkir di teras rumah.

brummm.!!??!...

akhirnya mobil rein melaju dan membelah hujan yang sangat lebat. di tengah kota ini.

hanya ada beberapa mobil mewah seperti milik rein,...

apalagi rein yang melaju tanpa memikirkan lagi keselamatan dirinya.

Lia telah sampai di butik dan berganti pakaian,..

sambil mengeringkan rambutnya, yang juga basah,...

Lia, meminum cokelat hangatnya, sambil duduk di samping, jendela kaca butiknya.

Lia merenungi nasibnya,...di saat bersamaan.

dia bertemu dengan seorang pria, yang tak mungkin bisa menjadi miliknya,..

dan datang lagi pria lain, yang ingin memilikinya,...

dan pria inipun tak mungkin jadi miliknya...

butik yang hancur dan cafe yang akan di bangun rein.

dari mana nanti ku cari biaya ganti ruginya, Lia tak mau berhutang Budi Pada orang lain.

itu akan menghancurkan rasa percaya dirinya. yang telah lama ia bangun.

ahhh....pusinggg....!?..

Lia tambah senewen.

tin...tin...

suara klakson, mobil rein. mengejutkan lamunan Lia.

kenapa lagi anak ini, ngikutin gue.

Lia....!?.

begini kah caramu membalas Budi pada penolongmu.

mana handuk, buatkan saya secangkir kopi pahit, yang panas.

rein seenaknya memerintah kan Lia agar segera menyiapkan apa yang di butuhkan nya.

huh....sudah seperti suami aja, datang-datang langsung main perintah....

gerutu Lia sambil berjalan ke arah dapur yang ada di butik.

besok saya akan melamar mu..!?!..

jadi tenang saja, mulai besok itu adalah kewajiban mu. seru rein dengan keras.

apa!?..

jangan ber main-main dengan kata-kata lamaran mu rein.

pernikahan itu bukan untuk main-main.

nanti sebulan nikah, udah bosan kamu pasti selingkuh,...

kamu khan orang kaya dan keren, banyak penggemar lagi.

teriak Lia sambil dia mengaduk kopi rein.

dan menyambar, handuk kering di samping pintu dapur.

nih handuknya...!?..

seperti tidak ikhlas kamu melayani saya Lia.

kata rein sambil memandang Lia dengan tajam.

ya.!?.

dasar Lia, dia berani aja menjawabnya.

biar kamu tak berharap.

saya bukan gadis yg bisa lemah lembut pada orang hebat seperti kamu.

saya tidak pandai menjilat, apalagi ber manis madu. untuk mengambil perhatianmu.

enggak usah lamar-lamar saya, karena saya enggak percaya sama lelaki yang kaya,..

tampan dan berjabatan seperti kamu, untuk setia.

saya hanya ingin lelaki yg sederhana, tulus setia dan mencintai saya apa adanya...

dan saya takut kamu selingkuhi, saya.

pokoknya saya, hanya ingin lelaki yg setia, Lia mengulangi ucapannya.

tanpa melihat reaksi rein yang terus melihat ke arah Lia dengan tajam.

terserah apa pendapatmu, pd saya. cerocos Lia,...

tanpa memperhatikan lawan bicaranya yang sudah siap menerkam lia kapan pun saja.

Lia..!?

ya..!!?..

detik itu juga rein telah memeluk tubuh Lia.

jangan bergerak.

dan rasakan setiap detak jantung saya. dan aroma serta kehangatan tubuhku.

agar kamu ingat dan kamu dapat membuatnya sebagai bahan perbandingan mu,...

jika kamu memeluk lelaki lain.

agar kamu tau seberapa besar kesetiaan dan rasa sayangku padamu, Lia.

bisik rein di telinga Lia..

di luar kaca butik. hujan masih saja turun dengan derasnya, halilintar dan Guntur turun silih berganti.

ada sepasang mata. yang melihat semua itu dengan dada yang sakit, sambil menggigit bibirnya. dia bergumam.

aku kalah satu langkah. Lia suatu saat AQ akan memilikimu, senyumannya yang penuh ambisi, karena terbakar api cemburu.

mobil mewah itu, terus melaju membelah hujan di tengah kota.

habis deh idenya pembaca....

berrrrrr...

lanjut....