hah....!?.
Lia menghela nafas dengan cepat.
hari ini, pekerjaannya banyak sekali.
dia akhirnya melarikan diri ke dapur.
Mirna,...
ya, mbak.
kamu yang jaga toko, ya.
saya mau masak,...
stress kali AQ kalau selalu menghitung uang masuk dan uang keluar.
mmm....
hari ini saya, mau masak bekal dan makan siang yang enak.
nanti siang AQ mau ke toko majalah ah.
mau investigasi, mana tau ada majalah perempuan terbaru,...
apalagi kalau ada majalah tentang fesyen, asik.
Lia tampak sibuk di dapur butiknya,...
menjelang makan siang, Mirna...
ia bu. Mirna menjawab sambil sedikit berteriak dari ruang depan,
tolong jemputin ini masakannya,...
ia Bu.
setelah Mirna datang, Lia menyuruh masakannya di tata di meja depan aja.
sekali-kali makan, sambil menunggu pelanggan. seru Lia sambil tersenyum.
jangan lupa air minumnya Mirna.
beres Bu. Mirna terkekeh senang.
setelah membersihkan meja dapur. Lia pun ke ruang depan.
Lia tertegun melihat sosok lelaki, yang duduk di meja depan.
yang sudah dipersiapkan Mirna,...
dengan masakannya, untuk makan siang ini.
bukan hanya seorang, tetapi ada dua orang.
terlihat kedua orang itu, seperti orang yang sedang mau pergi perang.
kenapa sih kalian berdua, kayak ngambek,..
ada masalah apa sih.
tuan rein...
dan tuan halilintar...
kalian baik-baik saja Khan...!?.
yuk kita makan siang bersama.
Mirna ambil nasi gih...!?.
ia mbak. tapi saya makannya di meja kasir aja ya...!?.
sepertinya Mirna takut dengan suasana yang sedang mencekam tersebut.
ya udah,...
saya makan duluan, udah laper nih.
seru Lia dengan perasaan cuek.
dengan lahapnya Lia memakan masakan hasil masakannya sendiri, dia cuek aja dengan tingkah dua orang Abang beradik ini.
Lia...!?.
ya.
kami mau melamar mu,...!?.
uhuk....uhuk...
seketika itu juga, Lia tersedak dengan makanan yang ada di mulutnya,...
cepat-cepat, Lia meminum air yang ada di samping kanannya.
maksud kalian apa sih,...!?.
kalian berdua mau menjadi suamiku...!?.
jadi ceritanya mau poliandri nih.
orang kaya seperti kalian masak, kekurangan wanita sih.
sadar enggak dengan permintaan kalian itu.
saya hanya wanita biasa,...
tidak cantik dan tidak kaya,..
satu-satunya mata pencaharian saya, adalah berjualan butik ini.
masak kalian mau menikah, dengan wanita yang sama.
dan berbagi cinta,...!?.
cerocos lia enggak berhenti.
apapun yang kamu katakan,..
besok kami akan datang, kerumah orang tuamu di desa,
dan akan langsung melamar mu.
kami hanya meminta persetujuan mu,...
soal yang lainnya, kami yang akan mengurusnya...
apa...!?.
kalian berdua memang sudah sinting.
Lia, bangun dan langsung ke dapur.
untuk menenangkan diri.
sambil berpikir, apakah mereka sudah memikirkannya dengan matang, ya.
pantas saja mereka serius sekali.
hmm.
gila.
kemana AQ harus melarikan diri dari situasi ini, ya.
sepertinya mereka berdua, rein dan halilintar ini...!?.
memiliki kelainan seksual.
oh....dug....dug...!?.
lia memukul dadanya,..
yang terasa sesak sekali, karena beban yang ada dan datang, dengan tiba-tiba sekali.
tiba-tiba,...
terlintas dalam pikiran Lia, untuk menghilang dari kehidupan mereka berdua.
mereka hanya tergoda sesaat padanya, dan itu pasti bukan cinta.
AQ tak berani mengharapkannya,...
Lia masih bergumam sendiri.
bagaimana AQ bisa menikahi dua pria bersaudara sekaligus,...
selain itu mereka, adalah orang terkaya di negara ini,...
hampir semua jenis perusahaan mereka miliki,...
rumahnya pun ada di mana-mana.
yang sudah saya tau aja, udah empat.
tampan dan tajir habis, lagi.
pasti banyak juga wanita yang tergila-gila pada mereka.
rein dan halilintar,...
bagaikan setinggi langit dan bintang, di langit, yang indah di pandang mata,...
namun tak dapat ku gapai dengan mudahnya.
bagaimana jika suatu hari, mereka telah bosan pada saya.
oh, tak dapat ku bayangkan, mungkin detik itu juga AQ mati, bunuh diri,...
tidak...!?.
saya harus sadar diri,...
saya harus melihat realita,...
saya tidak boleh lemah, dan mudah tertipu daya.
saya harus kuat, dan fokus dalam mengambil keputusan.
tak lama kemudian, Lia mengintip dari gorden pintu dapur, ke arah ruang depan.
wow.
mereka masih duduk di meja makan, dan memakan masakan yang telah di tinggalkan Lia tadi.
gila, walupun mereka berdua tampak dingin dan serius,...
mereka masih saja dengan santainya makan.
akhirnya Lia keluar dan duduk di kursi makan.
sambil menunggu mereka selesai makan.
saya tak mau menikah dengan kalian..!!.
titik.
Lia berbicara dengan singkat dan jelas.
rein dan halilintar merasa heran dan terkejut dengan jawaban Lia,...
mereka tak menyangka, Lia akan menolaknya.
kalau begitu, kami terpaksa harus melamar kerumah orang tuamu,...
dan menikahimu secara langsung tanpa harus meminta persetujuan mu....
rein menjawab dengan tegas juga.
kalau begitu mulai besok, kamu harus siap-siap, menerima kabar tanggal pernikahanmu dari kedua orang tuamu di desa,..
he....he...
halilintar menambah omomgannya, setelah rein duluan berbicara.
apa...!?.
AQ enggak mau, menikah dengan dua orang lelaki, bersaudara, sekaligus.
kalian memaksakan kehendak.
kalian enggak pernah berpikir, jika kalian berada di posisiku,...
bagaimana rasanya dilamar dan akan menikah dengan dua orang calon suami...!?.
seperti kalian...!?.
ah...
Lia marah, sambil pergi keluar butik, untuk mencari udara segar...
rein dan halilintar, hanya tersenyum misterius, penuh dengan kemenangan.
pokoknya mulai besok, bersiap-siaplah kamu Lia,....
ha....ha...
mereka tertawa, berdua.
Lia yang mendengar suara tawa mereka, dari luar butik.
mau muntah rasanya...
gila, bagaimana jadinya, jika seandainya saya memilki dua suami.
ah...
pusiiiiiiiiiiing...
saya memikirkannya...!?.
Lia, mengomel sendiri.
habis deh idenya pembaca....
bagaimana, nanti, kalau mereka jadi menikah ya,...
ah,... serunya...!?.
serumah dengan, dua suami, satu istri, ha....ha...
( mungkin inilah hayalan rein dan halilintar, yang sudah gila dan sangat liar).
lanjut.....
zzzzzz