di dalam mobil sport hitam milik rein, yang tengah melaju membelah jalanan kota.
Lia bertanya,....
rein....!?.
ya...!!.
boleh enggak kita liburannya ke kantormu aja.
memangnya kenapa kamu, kepingin ke kantorku..!?.
emmm....pingin tau aja.
pingin lihat AQ kerja di kantor..!?.
seru rein...!!?.
pingin survey lah....he....he...
Lia tertawa jenaka.
jadi.!?...
kamu kepingin lihat gaya ku, kerja di kantor.
pingin lihat suasana, kantor ku gimana.
atau kepingin lihat, siapa aja, kira-kira cewek-cewek cantik, yang ada di kantorku.!?...
gitu...!?
rein menebak sambil bercanda,...!?.
Lia hanya tersipu malu,...
Lia tidak tau ada sebuah kejutan, nantinya.
jika dia berkunjung ke kantor rein...
mobil sport hitam rein, telah sampai di depan kantor perusahannya...
ajudan dan satpam, langsung menyambut rein dan Lia.
hem...!?...
megah juga perusahaan rein ini...!?..
mungkin ini hanyalah, salah satu dari sekian banyak perusahaan rein yang bertebaran di luar dan di dalam negeri.
gumam Lia, di dalam hati.
hai, Lia...!?
kenapa kamu diam saja.!?..
rein menegur Lia,...
yang sedang bengong dan termangu di depan halaman, pintu masuk perusahaannya.
saya,...!?.
malu dan tidak percaya diri rein.
bagaimana rasanya, masuk ke dalam perusahaan mu yang megah ini,...!?.
di bandingkan dengan toko butik saya yang jelek di sana.
tapi..!?.
tadi kamu yang minta, survey dan liburannya kemari.
ia,...!?...
tadi, saya hanya penasaran dan kepingin tau aja.
ternyata, sekarang...!?...
setelah saya langsung melihat dirimu yang gagah, bersanding dengan gedung perusahaan mu, yang megah ini...!?..
AQ seperti,...!?..
kepingin pulang aja....
balik ke butik. jawab lia.
tanpa sadar, tangan Lia sudah di tarik oleh rein.
dan rein menggandeng tangan Lia dengan erat. sambil berlari-lari kecil.
masuk dan menyusuri loby perusahaan yang sangat luas dan megah, seperti di hotel.
agak masuk kedalam,....
mereka di sambut oleh resepsionis dan pegawai-pegawai, lainnya.
berbaris rapi dan menundukkan kepala, kepada rein...
bukti betapa kuat dan berpengaruhnya rein, dalam perusahaan.
kharimasnya mengalahkan,...dentuman dan rasa malu Lia,...
dalam menghadapi, staf dan karyawan kantor lainnya.
sehingga, Lia merasa aman dengan keberadaan rein, di sampingnya.
tidak lama kemudian, mereka telah menggunakan lift menuju lantai 28.
rein,....!?.
ternyata tinggi juga perusahaan mu sampai ada tingkat 28.
terus setiap lantai nya,...
enggak bisa kulihat ya rein...!?.
Lia cemberut.
ha...ha..., di lantai satu aja kamu udah grogy dan malu, harus di pegangin.
apa lagi kalau tiap lantai kamu survey...
yang capek nanti saya, mengandeng tanganmu...!?... kesana kemari seperti guide.
saya tidak boleh capek Lia,...!?.
hancur nanti seluruh bisnis dan perusahaan saya ini...!?..
rein bercanda sambil pura-pura serius,...
Lia...meringis menahan malu.
ia...pa direktur pusat...!?..
sempat juga ia menjawab sarkatisme.
rein tertawa terbahak-bahak,....ha....ha...
tak lama kemudian, pintu lift terbuka...
dan rein langsung mengamit tangan Lia, menuju kearah lantai atas,...
setelah menaiki tangga di lantai 28...
sampailah mereka di atas, ataf balkon kantor,....
dengan tertegun, Lia kaget melihat pemandangan di Atas, ataf gedung ini...!?.
ternyata tidak sia-sia, saya meminta untuk berkunjung ke kantornya, rein... gumam Lia di dalam hati.
ini adalah kejutan terindah untuk Lia.
untung saya tidak liburan kemana saya suka,...
coba tadi seperti itu,...
mungkin saya tidak akan pernah melihat kantor rein, seindah ini, selamanya,....!?...
Lia masih mengomel di dalam hatinya.
rein...ruang kerja direkturnya dimana...!?.
Lia lagi kepo.
sudahlah, nanti saja saya tunjukan.
sekarang silahkan engkau menikmati,...
pemandangan di atas gedung ini.
jarang dan tidak pernah sama sekali AQ mengajak wanita, selain kamu kemari.
eh..!?.
Lia baru sadar yang ada di depannya ini. kok mirip seperti gaya rumah pribadi.
ya...!?.
rein....apa ini rumah tempat tinggal mu.!?.
Lia bertanya, dengan sangat hati-hati.
ya.
rein menjawab singkat.
sambil berlalu ke arah rumah mungil yang mirip vila di atas gunung.
bedanya vila yang ini, di atas gedung perkantoran yang tinggi.
rein membuka kunci pintu vilanya.
sementara Lia masih di depan tangga...
dan masih mengagumi pemandangan yang ada...!?.
di depannya sebenarnya ada kolam renang mini.
di sekeliling kolam ada taman bunga dan pot-pot bunga segar. yang indah tertata rapi.
di sekeliling gedung kantor, di ataf ini. ada bangku-bangku panjang seolah-olah mengelilingi pagar besi yang ada.
belum lagi meja - meja bundar kecil.
lengkap dengan payung raksasanya.
menambah teduh Susana lingkungan rumahnya yang mirip vila ini.
seolah-olah seperti di atas awan ada surga kecil yang tercipta dengan sempurna.
jika lurus kita melihat ke pintu rumah di atas gedung ini.
nampak bayang-bayang penyekat ruang tengah, seperti gorden tipis tapi lembut bagai kain sutra, yang berwarna warni. melambai-lambai ka arah Lia.
perlahan-lahan Lia melangkahkan kakinya.
memasuki rumah mungil ini.
(walaupun penulis mengatakan mungil, tapi sebenarnya, rumah ini adalah, dengan ukuran memiliki ruangan lengkap. yang kita inginkan, seluas atap kantor itu sendiri).
sambil menyusuri jalan menuju ruang tamu, searah pintu masuk,...
di kanan kiri Lia adalah tembok dinding rumah, yang berwarna biru muda,...
ada lukisan-lukisan gaun yang indah dan besar. seukuran orang dewasa. terpampang jelas di dinding dengan elegan gaun-gaun tersebut, bergaya indah.
Lia terbelalak heran. benar-benar seperti rumah impian, karena lukisan gaunnya sangat nyata pembaca.
rasanya seperti kita memasuki galeri pameran lukisan gaun terbaik.
sambil memandang lukisan-lukisan gaun yang indah ini, dan mengaguminya serta menyentuhnya, dengan penuh rasa kepuasan tersendiri.
Lia melihat di ruang tengah. ada meja setengah bundar yang berwarna hijau muda sepanjang dua meter. dengan kursi yang kecil-kecil.
ingin rasanya Lia, mendesain pakaian dan gaun, serta model jilbab, diatas meja bundar indah ini.
di belakang meja bundar, terlihatlah lambaian, kain-kain sutra yang tipis pembatas ruangan.
dengan ruang baca rein yang menghadap kearah Utara.
di sana terlihat. rak-rak buku yang tinggi dan penuh mengelilingi dinding ruang baca tersebut.
di dekat jendela kaca yang lebar, ada meja kerja sekaligus meja belajar dengan kursi yang berwarna cokelat.
di atas meja di hiasi oleh jam mungil yang indah, bingkai photo rein dan keluarga.
tempat pulpen dan pinsil dari kaca.
belum lagi bunga yang segar dan indah di Atas jambangan. menambah suasana ruang baca yang nyaman.
di samping kanan meja, ada shofa berwarna hitam dan bantal bulu berwarna putih.
di dinding ada gambar lukisan pemandangan alam, dari berbagai negara.
menambah Susana ruang baca. yang damai dan indah serta menyenangkan.
apalagi jika dua buah jendela kaca yang lebar tadi, di buka.
pasti sambil membaca, wajah rein terkena hembusan angin, yang sangat menyegarkan.
ah Lia,...membayangkannya saja sudah bahagia.
apalagi jika ia mengalaminya,...
membaca bersama rein di ruangan bacanya yang indah dan damai ini.
di atas gedung lagi.
belum lagi kalau bosan membaca , bisa langsung, melihat pemandangan kota di bawah sana dari jendela kaca ini.
Lia...!?.
ia...
rein memanggil Lia dan memecahkan lamunan dan hayalan lia.
bukannya ke dapurku, menyiapkan minuman.
atau memasak kek.
udah asik melamun aja, tegur rein.
sebenarnya rein sangat kagum dan terpesona dengan kepribadian Lia.
biasanya kalau dia mengajak wanita. ke kantornya,...
atau liburan kerumah lainnya, atau liburan ketempat lainnya.
wanita-wanita tersebut, selain mengagumi keberadaan kantor dan rumahnya,...
pasti berusaha menempel dengan rein, dan berusaha mencari perhatian rein.
yang lebih parah lagi, memanfaatkan kekayaan rein, dengan meminta uang, dan ini itu. tanpa rasa malu.
tetapi Lia terlihat jauh berbeda dengan mereka.
walupun nampak polosnya, seolah-olah tidak pernah pergi kerumah orang kaya.
namun dia tulus mengagumi keberadaan rumah, kantor dan kekayaan pribadinya.
tanpa ada sedikitpun keinginan untuk mencari perhatiannya, merayu dan bahkan ingin memanfaatkan uangnya.
hem...!?.
Lia.
ya...!?..
apa kamu masih kepingin menikmati rumahku ini.
oh. ia....!?...
apa boleh,...!?.
seru lia yang sedang duduk di kursi meja makan rein.
kamu yakin enggak haus dan lapar.!?.
saya haus dan sudah minum aja.
jawab lia.
nanti kalau lapar pasti akan saya cari sendiri ke ruang, dapur ini.
yakin.!?. ucap rein.
yakin. sekali, Lia terkekeh geli.
baiklah, engkau nikmati saja waktumu di rumah ini sesukamu,...
AQ mau mandi dan istirahat di lantai atas.
oh. masih ada ya..!?
lantai atas.
kulihat hanya seperti balkon yang luas aja, seru Lia.
ada...!?!..
kalau kamu kepingin lihat-lihat keatas, silahkan saja,...
rein menjawab sambil menuju ke lantai atas dengan menaiki tangga yang ada, di pojok kiri dekat pintu masuk.
dan agak ke sebelah kiri lagi, masih ada ruang tamu dengan shofa-shofa yang lembut dan dinding kaca yang tinggi, pengganti tembok.
ruang dapur ini, berada di sebelah kanan pintu masuk. agak ke kanan lagi ada lorong menuju ruang kamar mandi.
perlahan-lahan, Lia menuju tangga, yang di naiki tuan rein tadi, ke lantai atas satu lagi.
sesampai di lantai atas, ataf rumah ini..!?
bisa di katakan Lia telah berada, di atas puncak gedung ini.
Lia terpana dengan keindahan alam dari atas gedung,...ini.
susana perkotaan dan gedung-gedung tinggi pencakar langit lainnya. yang nampak nun jauh di bawah sana.
belum lagi keindahan kamar yang luas berdindingkan kaca-kaca tebal namun bening yang tinggi menjulang.
sekaligus berfungsi sebagai jendela jika di geser,...
maka berhembus lah angin.
mengerakkan kain-kain tipis bagaikan sutra, yang menjadi layar utama kamar, ini.
jika pintu kamar yang juga terbuat dari kaca terbuka,...
maka Lia di suguhi oleh pemandangan,...
tempat tidur yang luas, ber sprey warna putih, sungguh mewah bagai singgah sana raja,...
bantal-bantal yang berwarna merah sungguh serasi dengan suasana kamarnya.
agak jauh, di sebelah kanan tangga, ada kamar mandi yang pas dan cukup untuk di gunakan dua orang.
belum lagi di sekeling kamar rein, adalah balkon luas seluas ataf rumah di bawah ini.
bunga - bunga segar di dalam pot. yang beraneka warna dan ragamnya. menambah segar dan tenang nya suasana di puncak ataf gedung ini.
di sebelah kiri tangga agak jauh hampir ke sudut kiri. ada meja bundar kecil dan kursi santai. berpayung besar yang melindungi kita dari sinar matahari,..
perlahan-lahan Lia berjalan menuju kursi santai tersebut sambil memegang pagar besi yang indah ini.
tak lepas-lepas matanya memandang, keindahan kota nun jauh di bawah sana dan gedung-gedung yang tinggi, menjulang di sekelilingnya.
ah, sungguh kaya dan sangat berkuasa, orang yang namanya rein ini.
gumamnya dalam hati.
tempat tinggalnya aja, sungguh kreatif dan berada di atas gedung.
apalagi kekayaan yang di milikinya, di tempat lain. mungkin rein masih memiliki rumah dan vila-vila, di daerah dan luar negeri lainnya.
namun sekilas, orangnya walaupun sedikit pendiam dan terkesan arogan.
dia mempunyai hati yang lembut dan cita rasa seni, yang tinggi.
berapa banyak sudah, wanita dan gadis-gadis yang tergila-gila padanya.
pantas saja rose, yang mengaku calon tunangan rein yang dulu, datang mengancam Lia.
ah...!?.
untung saja, rein mengaku, khusus untuk rumah di puncak gedung ini. dia belum pernah mengajak, seorang wanita pun.
jika sudah pernah, alangkah nampak bodohnya diriku yang miskin ini.
keluh Lia di dalam hati.
sambil duduk di kursi santai, dan memandang luasnya perkotaan, di hiasi gedung-gedung pencakar langit lainnya.
sayup-sayup Lia mendengar gemirick dan guyuran air di kamar mandi di sudut kiri tangga.
hanya hitungan menit, terbukalah pintu kamar mandi.
dengan berbalut handuk di pinggang, rein bertelanjang dada.
membuat hati Lia berdebar-debar indah.
sambil melangkah ke Lia...
rambut rein masih basah
kesan segar.
dan aroma wangi khas sabun mandi dan shampoo kualitas terbaik.
tercium keluar dari tubuhnya yang sangat atletis.
lia,...!?...
sudah lama kamu duduk di kursi ini.
sudah rein.
tidak lapar...!?..
belum.
rein...!?
ya...!!.
sambil rein berusaha mengeringkan rambutnya dengan jari-jarinya yang kokoh.
ingin rasanya Lia, memegang jari-jari itu.
cepatlah pakai, pakaianmu. rein..!!.
AQ tak sanggup melihat tubuhmu yang telanjang itu, berada dekat di sampingku.
terasa risih dan geli tubuh ku ini. seru Lia.
ha....ha...
baru pertama kali ini, AQ di tegur oleh seorang wanita.
biasanya mereka sudah jatuh cinta duluan.
dan berusaha berlari kearah pelukanku.
lihat dada dan tangan ku yang kokoh ini.
rein tertawa bahagia.
(Lia termangu. melihat candaan rein. sungguh engkau bagaikan. setinggi langit dan bintang.
bagiku rein,...
kau memilki segalanya. ketampanan, kekayaan. kedudukan dan hati yang lembut.
yang tak bisa di gantikan oleh pria lain, di dunia ini).
sudahlah rein, cepatlah ganti pakaianmu,
nanti AQ hilang kesadaran.
Lia berusaha bercanda.
hem...!?..
baiklah.
nanti kita masak dan makan siang bersama. ujar rein.
tapi makannya di atas sini ya. jawab Lia.
tentu,...!?.
rein menjawab sambil berusaha bangkit dan menuju ke kamarnya yang mungil di tengah balkon ini.
(boleh juga wanita yang satu ini. tidak sia-sia AQ mendekatinya dan memberikannya hadiah yang mahal di Paris, sedikitpun dia tidak memandang kekayaan dan statusku.
dia hanya berusaha menikmatinya, seolah-olah dia sedang berlibur saja. tanpa ada niat untuk memilikinya.
gadis-gadis lain. pasti dari tadi saya sudah jijik dengan tingkah manja dan carper mereka).
sepertinya hanya dia yang cocok bersama, seseorang yang bernama rein dirgantara ini.
dan menjadi nyonya besar di rumahku kelak.
hem...!?...
sungguh tenang dirimu Lia. rein memberikan penilaiannya yang tulus pada Lia.
habis deh idenya pembaca....
lanjuut....