hari ini pembeli, sepertinya sedikit sepi. setelah kelelahan mengatur dan mengecek barang masuk dan keluar.
Lia istirahat di meja kerjanya, di balik kaca pintu butik, terlihat samar-samar rintik hujan.
pantas saja pelanggan sepi. ternyata hari ini hujan, cuaca tidak mendukung untuk bepergian.
tanpa terasa Lia tertidur. berbantalkan siku tangannya,...
seorang lelaki tersenyum hangat padanya,
dan memakaikan cincin permata, berwarna biru langit ke jari manisnya,..
tak lupa pula. pria ini memberikan sebuah jam tangan berwarna ke emasan, dan memakaikannya, ke pergelangan tangan kiri Lia,...
sungguh serasi padu padannya, cincin permata biru dan sebuah jam emas di tangan kiri Lia,....
hati Lia terasa hangat dan bahagia, belum pernah ada perasaan bahagia seperti ini, selama hidup Lia, baru kali ini Lia merasakannya,...
sambil tersenyum Lia, mengucapkan kata, terimakasih.
bibir Lia tersenyum tipis,...
hei,...
sepertinya embak sedang mimpi indah, ya.
apa.!?
Lia gelagapan.
menjawab dan mendengar suara orang lain di depannya,...
embak, seperti biasa. saya mau pesan tas dan sepatu yang serasi. keluaran terbaru tahun ini.
sesosok lelaki yang sangat familiar terasa oleh Lia,...
ya. oh.
ia pak.
bapak mau pesan warna apa dan model yang mana.
dengan sigap Lia melayani sosok pria ini,...
padahal Lia baru saja tertidur bahkan mimpi indahnya pun belum ia nikmati,...
tetapi ia harus profesional dengan pekerjaannya.
mbak enggak usah buru-buru mencari modelnya,.
saya masih punya banyak waktu, sekarang. sekitar setengah jam di sini.
oh, ya.
baik pak. kalau begitu tunggu saya sebentar. pak.
ujar Lia.
sambil mencari pesanan pria, langganan toko butiknya ini,...
Lia tak habis pikir dengan mimpinya,...
apa arti dan maksud dari mimpinya itu. ya.
Lia menggumam di dalam hati.
perasaan, kenapa sosok pria yang ada di dalam mimpinya,...
mirip seperti pria yang sering pesan gaun, dan tas serta sepatu barusan ya.
oh ia, dia baru ingat nama lelaki yang tampan ini, adalah pa rein dirgantara.
pak rein,.!?
tas dan sepatunya, sudah siap.
coba di cek pa.
apa sudah cocok dan sesuai dengan harapan bapak.
Lia berkomentar.
hmm.
perlu saya ingatkan sekali lagi embak.
saya sangat puas, berbelanja di butik embak ini.
dan barang yang embak pilih, sekilas saya lihat. cocok dan sesuai selera mitra kerja saya.
oh. jadi bapak kalau belanja di butik saya ini.
untuk mitra kerja ya pak, seru Lia.
ya.!?
sahut rein singkat.
Lia hanya tersenyum dan tidak lagi berkata-kata.
nama embak siapa?.
apakah saya sudah terlihat sangat tua, pa rein.
sebab saya lihat, bapak selalu memanggil saya mbak.
ha....ha...rein tertawa senang.
saya hanya menjaga hubungan sosial dalam bertutur kata.
kalau Mbak merasa keberatan.
baiklah. akan saya ubah.
baiknya saya memanggil apa., ya. ujar rein.
panggil saja langsung dengan nama saya, pak .
maksudmu,!?, cukup dengan Lia.
ya.
mmm,...
baiklah, Lia.
kapan-kapan, saya akan singgah lagi di butik ini.
oh.
terimakasih banyak pak rein.
panggil saja saya rein.!!.
baiklah rein.!?.
kalau begitu terimakasih.
sama-sama, jawab Lia.
huf....ah...!?
kenapa hari ini. saya sangat kelelahan padahal tamu saya hanya tuan rein. seorang.
apa sebenarnya makna dari mimpi ku tadi. ya.
kenapa indah sekali rasanya, dan terasa sekali hangatnya, di hati...
seperti nyata sekali.
ah, masa bodoh,...
itu mungkin hanya bunga tidur, akibat, karena saya merasa kelelahan. mengurus toko butik ini.
sepertinya, Lia menganggap angin lalu, mimpinya tadi,...
Lia tidak tau, benang takdir antara dia dan tuan rein....
suatu masa akan menjadi nyata,
bukan hanya, sekedar mimpi saja,...
hmm...
Lia melanjutkan pekerjaannya.
habis deh idenya pembaca,...
lanjuuut,...