Chereads / Misteri Bulan Purnama / Chapter 21 - Jangan Membela Diri Sendiri

Chapter 21 - Jangan Membela Diri Sendiri

Jinlian kemudian mendengus dan berkata, "Xiao Yun, bukankah buku besarnya ada di tanganmu? Ia tidak akan mengetahuinya jika kamu menggantinya."

Kemudian Xiao Yun menjawabnya, "Aku bisa saja membantumu untuk mengubahnya, tapi jika Nyonya Ketujuh mengetahuinya, aku tidak akan membelamu."

"Kamu tidak perlu membelaku, karena Tuan Ketujuh pasti akan membelaku."

…...

Malam telah tiba.

Ruangan itu sangat sunyi.

Yu Yiren menanggalkan pakaiannya sebelum Huo Liancheng memasuki kamarnya, kemudian ia langsung naik ke tempat tidur.

Aroma parfum Terjaga Sepanjang Malam masih melekat di tubuhnya.

Yu Yiren kemudian masuk ke dalam selimut. Ia terlihat seperti kepompong, karena menyelimuti badannya hingga lehernya tidak terlihat. 

Yu Yiren berpikir bahwa pasti nanti Tuan Ketujuh akan memerintahkannya untuk melepas pakaian, lalu menyuruhnya naik ke tempat tidur. Karena itulah, kali ini ia melakukannya terlebih dahulu sebelum disuruh.

"Citt," terdengar suara pintu yang terbuka.

Lalu kursi roda Huo Liancheng masuk ke dalam kamarnya.

Ia mengenakan busana berwarna putih panjang. Wajahnya terlihat tampan dan berkulit putih, namun ekspresinya masih tampak dingin.

Huo Liancheng lalu mendekatkan kursi rodanya ke tepi tempat tidur.

Yu Yiren yang ada di tempat tidur langsung mengeluarkan kepalanya dari selimut, kemudian mengulas senyum cerah. "Tuan Ketujuh sudah datang rupanya."

Huo Liancheng sedikit mengernyit, lalu berkata dengan suara rendah. "Apa yang kamu lakukan di tempat tidur?"

Mata Yu Yiren berkedip lalu ia tersenyum manis. "Aku tahu Tuan Ketujuh akan datang dan menyuruhku untuk membuka pakaian. Karena itulah aku sudah berbaring di tempat tidur sembari mencium aroma parfum Terjaga Sepanjang Malam, sebelum Tuan datang."

Suasana hati Huo Liancheng tampak tidak baik saat menatap senyuman Yu Yiren.

"Menurutmu, kamu akan terlihat pintar setelah melakukan semua ini?" Tanya Huo Liancheng dengan suara yang terdengar sedikit tidak menyenangkan.

Yu Yiren belum dapat menangkap ekspresi tidak senang dari wajah pria itu. Karena itulah ia kemudian tersenyum dan berkata, "Tuan Ketujuh, pujianmu terlalu berlebihan."

"Lain kali tunggu aku datang baru kamu bisa melepas bajumu." Ucap Huo Liancheng dengan nada bicara yang terdengar sangat dingin

"Hm?" Yu Yiren bertanya-tanya, "Kenapa aku harus menunggu Tuan Ketujuh dulu?"

Huo Liancheng berhenti berbicara dan menatap mata Yu Yiren, jakunnya bergerak sedikit.

Huo Liancheng mengerutkan alisnya kemudian berkata dengan nada dingin. "Tidak apa-apa. Intinya kamu tidak boleh melepas pakaianmu sebelum aku suruh." 

"Oh…. Bilang saja kalau Ingin melihatku membuka pakaian, jangan berpura-pura serius seperti itu." Gumam Yu Yiren.

"Apa katamu?" Telinga Huo Liancheng sangat sensitif, ia dapat mendengar gumaman Yu Yiren.

Yu Yiren tercengang dan menggelengkan kepalanya. "Tuan Ketujuh, aku tidak mengatakan apa-apa."

Mata Huo Liancheng sedikit menyipit lalu ia berkata, "Aku mendengarnya. Kamu bilang aku ingin melihatmu membuka pakaian kan?"

Ucapan tersebut membuat wajah Yu Yiren memerah. Kemudian ia berkata dengan suara pelan. "Tuan Ketujuh, aku tidak bermaksud begitu."

"Ah…." Huo Liancheng tertawa miris. "Jangan membela dirimu, bahkan jika kamu melepasnya di hadapanku, aku tidak akan merasakan apapun."

Yu Yiren lalu memasukkan kepalanya ke selimut dan bergumam lagi, "Bukankah itu karena kedua kakimu yang lumpuh?"

"Apalagi yang kamu katakan?" Tanya Huo Liancheng.

"Tidak! Aku tidak berkata apa-apa." Jawab Yu Yiren yang segera membetulkan posisinya duduknya.

"Apa yang kamu mimpikan semalam?" Tanya Huo Liancheng sambil menatap Yu Yiren dengan tatapan tajam.

Tatapannya membuat Yu Yi tertegun sejenak.

Kemudian ia mengingat mimpinya yang semalam….

Dalam mimpinya, ia berada di dalam pelukan Tuan Ketujuh. Namun ia tidak dapat mengingat kejadian setelahnya dengan jelas.