(Sepuluh tahun yang lalu, tepatnya pada masa akhir Dinasti Qing dan awal terbentuknya Republik Rakyat Tiongkok.)
Ada sebuah kobaran api.
Rumah keluarga Yu yang megah itu terbakar oleh api.
Terdengar tangisan dan jeritan di seluruh tempat.
Di atas sebuah meja, ada seorang wanita cantik yang sedang tergeletak, dengan semua pakaiannya yang telah dilucuti, sehingga kulit putihnya terlihat dengan jelas.
"Ah!" Wanita itu menjerit.
Wanita itu tengkurap di bawah seorang lelaki bertubuh besar yang sedang menggagahinya dengan kejam.
Sekelompok orang mengelilingi wanita itu sambil membawa sebilah pedang. Mereka sedang menikmati pemandangan di hadapan mereka.
"Tuan, sepertinya Anda sudah cukup, selanjutnya biarkan kami yang melanjutkannya."
"Baik, berbarislah, lakukan satu-per satu secara teratur. Selamat bersenang-senang." Balas pria itu dengan murah hati.
"Dasar binatang buas! Lepaskan Ying! Biarkan dia pergi!"
Seorang lelaki yang berlutut di sebelah merupakan anggota keluarga Yu yang bernama Yu Jiasheng. Ia dikawal oleh sekelompok penyusup untuk menyaksikan adegan itu.
Ia melihat Istrinya sendiri di nodai oleh orang lain, tepat di hadapannya.
"Dasar binatang… " Wanita itu menggigit bibirnya sampai berdarah, wajahnya basah karena air mata.
Pria penyusup itu langsung mengulurkan tangan dan meremas rahang wanita itu.
Suaranya yang dingin, terdengar menusuk telinga.
"He Ying, jika aku tidak bisa mendapatkanmu, maka aku akan menghancurkanmu!"
Pria itu lalu menunduk dan berbalik ke anak buahnya.
"Lakukanlah satu per satu, kasihanilah dia sedikit, dan jangan bermain terlalu kasar."
"Ah!" He Ying menangis getir dengan air mata yang terus bercucuran.
Mereka semua menuruti perkataan Bos nya, dan berbaris secara teratur.
Pria itu memandang kedua Gadis kecil yang berada di kejauhan.
"Bukankah itu adalah anak-anak kebanggaan keluarga Yu?" Pria itu bertanya sambil tersenyum.
"Benar, Tuan."
"Bawa mereka ke sini!" Perintah pria itu.
Anak buahnya segera membawa kedua Gadis kecil itu ke hadapan Tuannya.
Yu Jiasheng langsung berteriak dengan keras. "Jangan apa-apakan Putriku! Mereka masih kecil!"
He Ying juga memohon kepada pria itu. "Tidak! Aku mohon, biarkan Putriku pergi! Biarkan mereka pergi!"
Pria itu menghampiri kedua gadis itu lalu bertanya, "Siapa nama kalian berdua?"
Salah satu gadis yang lebih tua menjawab dengan bibir bergetar. "Namaku Yu Yishui, tolong jangan bunuh aku."
Pria itu hanya mendengus lalu menoleh ke gadis yang satunya lagi.
Gadis itu terlihat pucat dan tidak mengatakan apa-apa.
"Jawab! Siapa namamu?" Pria itu meletakkan tangannya di leher Gadis kecil itu seolah akan mencekiknya.
Yu Yiren, Gadis yang baru berusia enam tahun itu menatap pria di hadapannya dengan tatapan kebencian.
"Yu Yiren."
"Ha ha ~ Yiren? Yishui? Nama yang indah. Kalian pasti akan menjadi Gadis cantik ketika sudah tumbuh dewasa nanti." Ujar pria itu sambil mengusap dagunya seolah sedang berpikir.
Sementara itu, kobaran api terus menyala di sekeliling mereka semua. Lalu terdengar suara barang yang berjatuhan dan hancur ketika membentur lantai.
Pria itu berdiri, dan memandang ke arah meja dengan tatapan dingin.
Di atas meja itu, ada seorang wanita yang sedang disiksa dan injak-injak harga dirinya. Para anak buahnya melangkah maju satu per satu, dan menarik kakinya serta memperlakukannya secara kejam.
"Hahaha… wanita muda ini sangat cantik, sungguh menyenangkan untuk dimainkan." Olok-olokan dan tawa keluar dari mulut mereka.
Wanita itu menoleh untuk melihat Yu Jiasheng, dan memberikan sebuah senyuman untuk Suaminya.
"Jiasheng, aku tidak tahan dengan penghinaan ini, aku pergi dulu, kuharap kita bisa menjadi Suami dan Istri lagi di kehidupan selanjutnya."
Wanita itu menggigit lidah, lalu menghembuskan nafas terakhirnya.
"Ying! Ying! Aku tidak dapat melindungimu… Ahh!" Yu Jiasheng berteriak sambil menangis.
Ia memandangi kedua Putrinya yang masih kecil dan berkata, "Yishui, Yiren, ingat kata-kata Ayah, jangan pernah bergelut dengan dunia rempah aromatik!"
(Rempah aromatik adalah rempah-rempah yang berasal dari biji, kulit, dan buah tanaman yang berbau harum.)
Setelah mengatakan itu, Yu Jiasheng menghadapkan badannya ke sebuah pilar di sampingnya, dan membenturkan kepalanya sampai kepalanya berlubang lalu jatuh tergeletak di genangan darahnya sendiri.
Yu Yishui yang berusia delapan tahun, pingsan karena ketakutan.
Sementara Yu Yiren, gadis yang masih berusia enam tahun itu hanya berdiri terdiam setelah menyaksikan Ayah dan Ibunya meninggal dengan cara yang menyedihkan.
"Ke sini kalian! Bawa Yu Jiasheng keluar dan letakkan dia di hutan agar dimakan serigala!"
"Baik, Tuan."
Yu Yiren sangat terkejut, bajunya penuh dengan darah, dan matanya menyiratkan amarah.
Peristiwa meninggalnya keluarga Yu semalam, menjadi berita yang sangat mengejutkan bagi semua orang. Rumah yang sangat besar itu seketika berubah menjadi debu setelah terbakar oleh api.
Yu Yiren yang masih berusia enam tahun, sempat jatuh ke dalam kobaran api.
Namun saat fajar menyingsing, muncul seorang pemuda yang mengenakan busana berwarna biru. Ia datang dengan disinari cahaya rembulan dari belakang punggungnya.
Pemuda itu menggendong Yu Yiren dan menyelamatkannya dari kobaran api.
---
Dari 15 Februari 2020, koin yang sudah digunakan untuk membeli buku yang tidak terpilih akan dikembalikan dalam waktu 30 hari. Perlu diperhatikan Fast Pass yang sudah digunakan tidak bisa dikembalikan.
Buku-buku yang terpilih untuk dilanjutkan akan memiliki tanda khusus di pojok sampul dalam 30 Hari untuk menunjukkan kelanjutannya.
Terimakasih atas pengertian Anda.