Api di atas lilin merah itu bergoyang mengikuti angin.
Cahaya lilin memperlihatkan wajah pria itu dengan jelas. Ia sedang mengenakan setelan merah dengan dua kancing kerahnya yang terbuka, memperlihatkan lengan putihnya yang kekar.
Di bawah rambut tipis pria itu, terlihat alis tegas yang panjang. Garis wajahnya sangat mempesona.
Jantung Yu Yiren berdegup kencang saat menatap Huo Liancheng yang berada di hadapannya.
Suami yang ia nanti selama sepuluh tahun, terlihat sangat menakjubkan.
Mata Huo Liancheng masih terlihat acuh tak acuh di hadapan Yu Yiren yang tengah telanjang. Ekspresinya selalu dingin dan seakan tidak dapat merasakan emosi.
"Bahkan dengan usia semuda ini, kamu sudah berani memprovokasi Tuan Keenam keluarga Huo, lalu ditinggalkan di danau beku olehnya. Apakah kamu masih merasa baik?"
Suara serak pria itu terdengar seperti detakan jam tua.
Yu Yiren bergidik kemudian membalas dengan nada rendah, "Tuan Ketujuh, aku tahu aku telah berbuat salah. Aku tidak berani menyinggung Tuan Keenam lagi."
Huo Liancheng mengangkat dagu wanita itu dengan telapak tangannya, matanya terlihat sangat tenang. "Jangan takut padanya, karena kamu telah menjadi istriku, aku akan melindungimu. Namun itu juga jika kamu menurut, apakah kamu paham?"
Yu Yiren mengangguk lalu berkata, "Tuan Ketujuh, aku kedinginan…."
Huo Liancheng memperhatikan lagi seluruh tubuh wanita itu, lalu setelah itu memalingkan muka dan berkata, "Tutupi dengan selimut."
Setelah mendengar hal itu, Yu Yiren segera menarik selimut dan membalut dirinya di dalamnya.
Seketika aroma harum samar-samar masuk ke lubang hidungnya.
Yu Yiren menghirup aroma itu dan melebarkan alisnya.
"Apakah baunya enak?" Tanya Huo Liancheng secara tiba-tiba.
"Iya." Jawab Yu Yiren sambil mengangguk. "Sangat harum, Tuan Ketujuh. Apakah kamu meletakkan rempah aromatik di dalam sini?"
"Iya, berapa banyak rempah yang bisa kamu cium?"
Yu Yiren terlihat ragu-ragu.
Huo Liancheng melihatnya dengan tatapan yang memancarkan rasa kecewa. "Satupun kamu tidak bisa menebaknya?"
"Aku..." Yu Yiren menggenggam erat ujung selimut sembari menggelengkan kepalanya.
Lalu Huo Liancheng meresponnya dengan nada dingin, "Kemuliaan keluarga Yu pada generasi ini benar-benar telah menurun, bahkan kamu sama sekali tidak tahu tentang aroma rempah-rempah."
Yu Yiren tampak penasaran dengan apa yang baru saja ia dengar. "Tuan Ketujuh, seberapa Masyhur keluarga Yu pada masa itu?"
Huo Liancheng menatap Yu Yiren lagi. "Kamu datang ke keluarga Huo pada usia enam tahun. Apakah sebelum datang ke sini kamu benar-benar tidak mengingat semuanya?"
Yu Yiren menggelengkan kepalanya. "Aku hanya mengingat kobaran api. Setelah aku diselamatkan, aku lupa segalanya."
Huo Liancheng menampakkan senyum namun tidak sepenuhnya tersenyum. "Lupa juga tidak masalah, saat ini nikmati saja menjadi istri Tuan Ketujuh."
Yu Yiren menatap pria itu dengan tatapan ragu dan berhenti berbicara.
Telapak tangan Huo Liancheng yang besar itu membelai lembut rubahnya.
"Wewangian di selimut dapat membuatmu tidur dengan nyenyak. Rempah-rempah itu terdiri dari Magnolia, melati, daun thyme, kayu manis dan aconitum. Hanya ada lima jenis rempah-rempah. Saat ini kamu dapat melihat secara langsung kepandaian dari keturunan keluarga Huo, Ha ha ha…."
Pria itu tertawa, karakternya sungguh sulit dipahami.
Tangan Yu Yi menggenggam erat selimut dan mengatupkan giginya. Ia langsung tersadar bahwa ia tumbuh besar dalam keluarga Huo, sebuah keluarga yang Masyhur dengan wewangiannya dari rempah aromatik.
Semua pelayan gadis di sini, bisa mengenali beberapa jenis rempah-rempah.
Di sini hanya ia yang tidak dapat mengenali jenis aroma rempah.
"Tuan Ketujuh, sekarang sudah larut malam, apakah Anda tidak beristirahat?" Tanya Yu Yiren sambil membuka sepasang mata hitamnya yang besar dan cerah.
Mata Huo Liancheng menatap wanita itu dan menjawab, "Akan aku tunggu sampai kamu belajar bagaimana melayani pria, lalu tinggallah bersamaku."
Ucapan itu membuat Yu Yiren membelalakkan matanya.
Wajah tampan Huo Liancheng lalu mendekati Yu Yiren, dengan senyumannya yang dingin namun menawan, ia kembali berkata, "Si lumpuh ini bisa membuatmu merasa bahagia, apakah kamu percaya?"