Jinlian merasa tidak nyaman karena kedatangan Yu Yiren.
Yu Yiren menuruti kata-kata Huo Liancheng, ia mulai membuka pakaiannya.
Yu Yiren melepas seluruh busanannya kecuali pakaian dalamnya. Kulit putihnya yang mempesona terlihat sangat memabukkan.
Di musim dingin yang bersuhu rendah itu, Yu Yiren menggigil sambil menggosok-gosok lengannya.
Sementara Huo Liancheng memandangi tubuh indah Yu Yiren.
Sedangkan Jinlian mengeluarkan sebuah guci porselen. Ia membuka tutupnya dan menyerahkannya kepada Huo Liancheng. "Tuan Ketujuh, silahkan!"
Huo Liancheng mengambil guci porselen itu dan berkata, "Kemarilah."
Tu Yiren menurut, ia perlahan-lahan mendekat sembari menatap pria di depannya.
"Kemarikan kedua pergelangan tanganmu."
Yu Yiren tidak tahu apa yang akan dilakukan oleh pria itu, namun ia menuruti perkataannya.
Huo Liancheng mencelupkan kuas ke dalam obat yang berada di dalam guci porselen, lalu menggoreskannya di atas pergelangan tangan Yu Yiren.
Ia menggoreskannya dengan pelan.
Huo Liancheng menggoreskan sinabar di atas kulit putihnya.
(Sinabar merupakan batu bata berwarna bata merah berunsur merkuri(II) sulfida, (HgS), yang merupakan sumber bijih paling umum untuk mendapatkan unsur merkuri. Sinabar digunakan sebagai pengobatan dan pewarna.)
"Apa ini?" Tanya Yu Yiren.
"Pasir Shougong." Jawab Huo Liancheng.
(Pasir Shougong adalah obat Tiongkok kuno untuk membuktikan kesucian wanita. Apabila wanita itu baru pertama kali diberi goresan itu, maka goresan itu tidak akan hilang sepanjang tahun. Ketika goresan itu dibasuh oleh seorang lelaki namun tidak menghilang maka itu membuktikan bahwa wanita itu masih perawan.)
Kemudian pelayan yang bernama Xiaoyun datang membawa baskom. "Nyonya Tuan Ketujuh, masukkan tanganmu ke sini."
Yu Yiren menurutinya, ia meletakkan tangannya di dalam rendaman air.
Lalu telapak tangan Huo Liancheng juga masuk ke dalam air. Ia menggosok sebuah titik sinabar yang telah ia goreskan ke pergelangan tangan Yu Yiren dengan halus.
Tidak peduli digosok dengan cara apapun, goresan itu masih tidak dapat menghilang.
Kemudian Huo Liancheng berkata sambil tersenyum. "Masih perawan, aku puas."
Yu Yiren langsung paham kalau pria yang ada di hadapannya sedang mencari tahu status keperawanannya.
Huo Liancheng lalu mengangkat alis matanya dan berkata dengan suara yang dingin.
"Pasir Shougong ini tidak akan pernah hilang. Jika pasir Shougongmu menghilang, kamu akan berakhir di kolam yang ada di kota."
Yu Yiren tidak bisa menahan senyuman pahitnya. 'Kamu adalah seorang lelaki lumpuh, bisa-bisanya masih mau mengotori tubuhku.' Batinnya.
"Kalian berdua bisa pergi." Huo Liancheng berkata dengan acuh tak acuh.
Jinlian dan Xiaoyun saling memandang lalu memberi hormat kepada Tuannya. "Baik, Tuan Ketujuh."
Dua gadis pelayan itu keluar lalu menutup pintunya.
Kini hanya tinggal Yu Yiren dan Huo Liancheng yang berada di kamar itu. Situasi itu membuat Yu Yiren merasa tidak nyaman.
"Kemarilah dan dorong aku ke samping tempat tidur." Kata Huo Liancheng.
Yu Yiren melangkah maju lalu mendorong kursi roda Huo Liancheng ke samping tempat tidur.
"Tuan Ketujuh, apakah rubah itu akan tidur denganmu?" Tanya Yu Yiren sambil melihat rubah kecil di pangkuan Huo Liancheng.
Huo Liancheng mengernyitkan dahinya sambil berkata, "Pakaianmu masih belum di lepas semua. Lepaskan semuanya!"
Yu Yiren pun membelalakkan matanya, tangannya ragu-ragu untuk melakukan apa yang disuruh oleh Huo Liancheng. Seluruh tubuhnya terasa dingin.
"Cepat lepas!" Teriak Huo Liancheng.
Punggung Yu Yiren sangat tegang, ia lalu membuka ikatan perutnya dengan tangan yang gemetar. Ia menundukkan kepalanya, wajahnya terlihat merah padam.
Huo Liancheng menatap kulit Yu Yiren yang putih dan mempesona.
Lalu pandangannya tertuju pada tubuh bagian bawahnya.
"Celananya juga." Huo Liancheng berkata lagi.
"Tuan Ketujuh," kedua tangan Yu Yiren memegang dada nya sambil bicara dengan dengan gemetaran.
"Aku menyuruhmu untuk melepasnya!" Teriak Huo Liancheng.
Tangan Yu Yiren bergetar, ia perlahan-lahan memegang celana dalamnya.
Ia melonggarkan tali celana dalamnya.
Lalu celana dalam Yu Yiren pun jatuh ke lantai.
"Berbaring lah." Perintah Huo Liancheng
Yu Yiren berbaring perlahan, mata dan seluruh tubuhnya terasa gemetar.