Aku berharap hari ini bisa berjalan tanpa ada halangan. Jam 06.30 kami sudah mulai berkumpul di sekolah. Tapi aku sepertinya mendengar suara melengking dari kejauhan, dan ternyata Milly ikut dengan kita. "Mil, bukannya kamu bilang tidak bisa ikut kegiatan pramuka karena ayahmu sakit? kok kamu ada disini?"
"hehehehe, sorry ya guys, memang bokap gue lagi sakit, tapi cuma sakit encok, jadi gue ikut pramuka saja deh. By the way ini bule ganteng, punya siapa nih? kalau tak ada yang punya, buat gue saja ya"
"Seenak jidat loe aja buat loe, loe pikir Ray itu barang, gue bilangin sama Al y loe. Mending loe sama gue saja, gue juga tidak ada yang punya kok, free!!!" Reno sebenarnya dari awal memang sudah suka sama Milly.
"Eh, bulu keteknya Firaun, gak usah sok kecakepan deh, loe itu gak ada apa-apanya di bandingkan dengan bule ganteng ini, you Know!" lucu melihat tingkah keduanya." Kalian berdua itu, pagi-pagi sudah buat ribut saja. Kalau gue tau loe mau ikut Mil, mending gue tak usah bawa speaker, trus kabarnya om gimana? bukannya loe bilang Om Guntur sakit y?atau loe sengaja, karena gak mau jadi wakil gue?"
"ish apaan sih Al, ntar gue bilangin sama Om Elang baru tahu loe, lagian loe lupa ya pesan papi loe, kalau loe harus menjaga keponakannya satu-satunya yang manis ini. Mau loe gue aduin ke papi loe, biar loe di hukum."
Memang seperti yang ayah bilang, kota ini berbeda dari yang lain, manusia di sini aneh-aneh semua. Kurang 15 menit lagi jam 7 , satu persatu murid mulai naik bus. Aku, Bianca, Serena dan Ray akan naik mobil untuk menghindari hal-hal yang tidak di inginkan. "Eh jutek, loe mau kemana? buruan naik, atau perlu gue gendong juga?"
"Gue sama saudara-saudara gue, naik mobil. Kemarinkan gue sudah bilang sama loe."
"Nggak! Loe ikut sama rombongan, karena loe wakil ketua pelaksana, dan loe kasih walkie talkie ini buat saudara-saudara loe, biar bisa komunikasi. Gue kasih loe waktu 5 menit, gue tunggu di bus 1." Benar-benar membuat aku kesal saja pria ini, tempramen yang selalu berubah-ubah dan selalu suka-suka dia memerintahkan aku. Aku terpaksa mengikuti dia, supaya di tidak berpikir kalau aku semena-mena karena pemilik sekolah ini adalah pak Bagas. Aku memberikan walkie talkie dan memberitahukan Serena untuk menjaga Bianca dan Ray. Aku masuk bus dan berencana untuk duduk di samping Milly, tapi malah di serobot saja sama Reno. Aku melihat kiri dan kanan bus, hanya tinggal satu tempat yang kosong, yaitu di samping nya Al. Aku hendak turun dari bus, untuk kembali ke dalam mobil dengan alasan tempat duduknya sudah penuh, tapi saat aku membalikkan badan,"Renata, mau kemana loe? mau masuk ke mobil loe yang dingin itu?" demi menjaga image ku, aku terpaksa kembali dan duduk di samping Al. Perjalanan ke puncak memakan waktu dua hingga tiga jam. aku tidak sabar ingin segera menikmati udara segar hutan di jakarta. Akhirnya kami tiba di puncak. Al meminta aku untuk mengumpulkan semua murid wanita sedangkan Al bersama murid laki-laki. Setelah terkumpul, aku membagi mereka ke dalam tim yang beranggotakan tiga hingga empat orang. Ini adalah untuk pembagian kamar. Tentu saja aku pasti akan memilih Serena dan Bianca sebagai tim ku. Kami menuju kamar dan kamarnya sangat cocok untuk kami bertiga, kamarnya rata-rata menggunakan kayu jati, dengan teras yang menghadap kehutan, aku langsung melesat masuk kehutan melalui teras kamar. Ini pertama kalinya aku menggunakan kekuatanku. Rasanya seperti terlepas dari penjara bawah tanah. Aku dan Bianca melesat kesana kemari sambil merasakan udara yang masih sejuk. Sedangkan Serena yang ada di kamar villa sedang beres-beres dan merapikan pakaian kami. Kami akan menginap selama 2 malam di Villa ini. Hari ini karena perjalanan yang cukup panjang, tidak banyak kegiatan yang akan kita lakukan. Hari ini kita hanya akan berkumpul untuk makan siang dan nanti malam akan diadakan acara pembukaan kegiatan pramuka ini, serta api unggun. Aku dan Bianca merasa puas sudah bisa menikmati udara hutan ini. Kami segera kembali ke Villa dan Serena sudah hampir selesai membereskan kamar.
Tok tok tok.... Aku meminta Serena untuk membuka pintu kamar. Rupanya Al yang datang. "Ayo kumpul, mau rapat panitia. Buat Serena, gimana kamarnya? Kamu suka? kamar ini memang sudah di pesan oleh pak Bagas buat kamu. Karena katanya kamar ini adalah kamar yang paling mirip dengan kamar kamu yang di rumah, ada terasnya dan kamar mandinya juga di lebih alami. ya sudah kalian enjoy saja dulu di kamar ini, Renatanya gue pinjam dulu ya. Ayo buruan! sudah di tungguin, loe gak malu apa, selalu saja telat."
Aku kali ini benar-benar kesal sama Al. Kamu lihat saja nanti, aku akan minta penjaga untuk ngerjain kamu. Kali ini kami rapat untuk rencana pembukaan kegiatan pramuka malam ini. Setelah rapat kami membagi tugas panitia untuk kegiatan berpelita malam ini. Aku dan Al harus menelusuri jalan di hutan, dan mengamankan lokasi area berpelita. Aku dan Al berjalan berdua dalam diam. Setelah berjalan selama kurang lebih 15 menit, aku mendengar suara air. "Al, di sekitar sini ada air terjun ya?". "Ya, ada. Memangnya kenapa?". "Temanin gue kesana yuk. Gue pengen banget lihat air terjun. pleaseeeeeee". Al menolak mengajak aku ke air terjun. Karena aku tetap ingin kesana, aku berjalan meninggalkan Al. Mau tak mau dia tetap harus ikut aku ke air terjun itu. Aku langsung melepaskan sepatu dan merendamkan kakiku di air terjun. Cukup lama aku merendamkan kakiku dan menikmati suasana yang tenang, sedangkan Al asik mengambil foto dengan kameranya hingga aku merasakan ada seseorang yang sedang mengintai kami. "Eh, loe udah puaskan kita sudah datang kesini. Ayo kita balik ke villa, nanti di cariin sama Bu Djuwita dan Pak Willy.". Karena hari juga sudah mulai siang aku memilih untuk kembali saja ke villa bersama Al. Karena batu yang licin saat naik ke atas, aku terjatuh dan melukai kakiku. Al terkejut dan segera menolongku. Dia melihat lukaku, untung saja hanya luka goresan yang tidak berdarah banyak, karena kalau sampai Al tahu bahwa darahku berbeda dari yang lainnya, aku tidak tahu lagi apa yang akan terjadi selanjutnya. Tapi luka goresan itu saja cukup memancing para vampir di wilayah hutan tersebut untuk mengkerebutiku. Al menggunakan sapu tangannya untuk menutupi luka ku, tapi aku tahu jika aku tidak segera memanggil Bianca dan Ray, atau melesat ke villa, pasti vampir yang lainnya akan segera berkumpul. tapi bagaimana dengan Al? aku pasti akan menimbulkan kecurigaan yang lebih dalam lagi, jika aku mengeluarkan kekuatanku. Maka tidak ada cara lain selain memanggil Ray dan Bianca. aku mengirim pesan kepada Bianca. Tapi aku hanya meminta dia untuk mengawasi aku dan Al dari jauh agar tidak memancing keberadaan vampir yang lainnya. Ini adalah cara yang lebih baik melindungiku, agar mereka tidak tahu identitasku yang sesungguhnya, dan mengira bahwa aku dan Al adalah manusia buruan Ray dan Bianca.