Shiro meraih ke dalam ruang dimensi dan mengambil sebuah Red Crystal Essence level 3. Dia menggenggam batu kristal tersebut dan mulai memfokuskan pikirannya untuk membuat Rajul Mustanie baru.
*****************************
Name : Daging Bakar
Race : Human
Sex : Male
Age : 35
Class : Tracker and Scout
Power : 112 CP
HP : 36
MP : 20
ATK : 28
DEF : 28
Speed : 1 Meter/Second
Gift Point : 112 GP
Intelligence (2) : [2/500]
Ability :
-Poison Resistance: 0,03%
-Fear Resistance: 0,03%
-Damage Reduce: 0,03%
Skill : -
Background : No background story
*****************************
Di hadapan Shiro, mulai muncul sosok Rajul Mustanie baru yang bernama Daging Bakar, seorang manusia buatan dengan postur tubuh mirip dengan seorang koki terkenal di dunia nyata. Kali ini dia menggunakan seluruh Gift Point yang tersedia untuk menaikkan level dari kecerdasan manusia buatan tersebut.
"Buat sesuatu untuk di makan untukku." kata Shiro, memerintah manusia buatan yang baru saja ia ciptakan.
Rajul Mustanie yang bernama Daging Bakar itu hanya terdiam, tidak mengerti dengan apa yang dikatakan oleh Shiro. "Cih... Menyebalkan sekali." keluh Shiro, merasa kesal melihat Rajul Mustanie tersebut tidak memahami perkataannya.
Dengan perasaan kesal ia mengeluarkan seonggok daging Angry Goat utuh tanpa kaki dan kepala dan berkata, "Pergilah bawa daging ini! Lakukan saja seperti apa yang mereka bertiga katakan. Dan kalian! Beritahu dia bagaimana biasanya aku membuat makanan."
"Baik, Milord."
"Cepatlah, aku lapar!" kata Shiro mengejutkan mereka. Mereka bergegas mengambil daging domba tersebut dan membawanya ke bekas perapian yang biasanya Shiro gunakan untuk memasak.
"Kalau makanannya sudah siap, bangunkan aku!" Dari kejauhan, mereka terlihat mengangguk mengiyakan perintah Shiro.
"Apa mereka benar-benar bisa membuat sesuatu untuk dimakan?" kata Shiro, memandangi mereka yang terlihat kebingungan untuk memulai proses memasak.
Walaupun ia merasa khawatir dengan masakan yang akan mereka hasilkan, akan tetapi Shiro terlalu malas untuk bergerak dan memutuskan untuk tidur sebentar, menunggu para Rajul Mustanie selesai membuatkannya makanan.
.
.
Di area perkemahan aliansi SweetSugar.
Karena merasa lelah seharian berburu Monster, para gadis dari aliansi SweetSugar tidur lebih awal. Sedangkan di depan api unggun, Slayer terlihat sedang menulis sebuah catatan di buku harian miliknya.
Suara gemercik nyala api dan derik jangkrik membuat suasana terasa tenang dan nyaman di hati. Dari kejauhan juga terdengar beberapa suara tawa kecil dara para gadis yang sedang berjaga sambil bergosip ria.
Slayer menoleh kesamping melihat Dara dan adiknya Nichole yang tertidur pulas tepat disampingnya. Ia tersenyum dan kemudian memandangi ke arah Utara ke tempat Shiro mendirikan tenda.
Walaupun Slayer dikenal sebagai seorang gadis yang dingin, keras kepala dan menyebalkan, akan tetapi sebenarnya ia sama seperti dengan gadis lain. Ia juga memiliki hati dan perasaan yang menginginkan adik semata wayangnya hidup bahagia. Oleh sebab itu dia membiarkan seorang pria yang ia benci menemani perjalan mereka.
"Apa yang sedang kau lakukan?" tanya Ashley yang datang mendekat. Ia terlihat membawa daging kelinci yang di tusuk pada sebatang kayu runcing.
"Bagaimana perbatasan barat?" tanya Slayer sambil menyimpan buku hariannya ke dalam ruang dimensi.
"Tidak ada apapun. Aku rasa BlackStone sudah sampai disini terlebih dahulu." jawab Ashley sambil duduk di samping Slayer dan kemudian membakar daging kelinci yang ia pegang.
"Kalau begitu besok kita akan pergi Utara."
"Alice.. Bukankah sebaiknya kita harus mengirim tuan Putri pulang terlebih dahulu? Situasinya sudah berbeda dari apa yang telah kita rencanakan. Terlalu banyak monster kuat yang muncul secara tak terduga di hutan Rahtawu.
"Apa kau pikir dia akan mau pulang?" kata Slayer dengan nada menjebak.
"Kalau begitu, kita sudahi saja perburuan kali ini. Tuan Putri juga pasti akan menuruti perintahmu untuk kembali ke ibukota. Lagipula aku takut jika akan ada korban yang jatuh dari pihak kita."
Slayer hanya termenung melihat ke nyala api. Sebenarnya dia enggan untuk kembali ke ibukota. Ia merasa lebih nyaman berada di pedalaman hutan yang dipenuhi oleh monster, daripada harus kembali ke ibukota yang mana terdapat banyak sekali laki-laki yang sangat ia benci. Akan tetapi sebagai seorang pemimpin, dia tidak mau bertindak egois, dia juga harus memikirkan nasib dan keselamatan dari para anggotanya.
Suasana malam yang tenang tiba-tiba pudar ketika dari kejauhan terdengar suara teriakan seorang gadis yang memecah keheningan.
"Suara itu berasal dari pos Sofia!" seru Ashley dengan wajah panik.
"Ayo kita kesana!" Slayer mengambil katananya dan kemudian bergegas menuju ke sumber suara tersebut.
Sesampainya di pos timur yang dijaga oleh Sofia dan Yin. Beberapa gadis terlihat menangis karena ketakutan dan beberapa yang lainnya terlihat mencoba untuk menenangkan mereka.
"Apa yang terjadi?!" tanya Slayer, berlari menghampiri kerumunan gadis yang sedang berkumpul karena mendengar kegaduhan.
"Aku tidak tahu, aku baru saja terbangun karena mendengar suara teriakan." jawab salah satu gadis dengan raut wajah kebingungan.
"Alice!" seru Ashley, yang kemudian berlari menghampiri kerumunan gadis yang sedang menangis.
Slayer bergegas mengikuti Ashley yang berlari menuju ke salah satu tenda.
"Ada apa??" tanya Ashley.
"N-Nina dan Melly.." jawab Mira, salah seorang gadis yang menangis tersedu-sedu.
=====================
Name : Mira
Sex : Female
Age : 15
Class : Archer
Level : 35
Title : Sharp Bow
Guild : SweetSugar, Member
=====================
"Kenapa dengan mereka?!" tanya Ashley lagi.
"Mereka diculik.." jawab gadis lain yang sedang berusaha untuk menenangkan Mira.
"Diculik?? Siapa yang menculik mereka, Monster?" tanya Ashley yang mulai panik.
"Aku rasa bukan, dia terlihat seperti seorang laki-laki."
Tanpa mengatakan sepatah katapun, Slayer yang sangat kesal mendengar akan hal tersebut langsung meninggalkan kerumunan dan bergegas menghampiri Shiro.
Di area sejauh puluhan kilometer yang dijaga oleh aliansi SweetSugar, jangankan laki-laki, bahkan Monster pun sudah tidak ada lagi di wilayah tersebut. Karena kebencian Slayer terhadap laki-laki begitu kuat, tanpa berpikir panjang, ia langsung mengira jika Shiro adalah pelaku dari penculikan tersebut.
"Alice! Mau kemana kau?!" teriak Ashley.
"Ada apa?! Kenapa kak Alice terlihat sangat serius seperti itu??" tanya Nichole yang baru saja datang bersama dengan Dara.
"Kebetulan sekali! Nichole, pergilah bersama Dara ke tempat Shiro. Aku rasa Alice sedang pergi kesana." kata Ashley.
"Ba-Baiklah.." Tanpa terlebih dahulu menanyakan apa yang sebenarnya sedang terjadi, Nichole dan Dara langsung pergi menuju ke tempat Shiro.
"Cih! Disaat seperti ini, kemana si Sofia pergi!" keluh Ashley.
"Sofia-san dan beberapa gadis lainnya mencari Yin yang tiba-tiba pergi mengejar pelaku." jawab salah seorang gadis.
Mendengar keterangan dari gadis tersebut, Ashley sejenak termenung.
"Apa yang harus kita lakukan?" tanya Michelle.
=====================
Name : Michelle
Sex : Female
Age : 20
Class : Wizard
Level : 61
Title : True Flame Wizard
Guild : SweetSugar, Commander
=====================
"Michelle, pimpin beberapa kelompok untuk membantu Sofia. Aku rasa pelaku penculikan ini adalah Undead." kata Ashley lirih.
Chapter Selanjutnya : 52. Nafsu Yang Abadi