Chapter 17 - Cewek

Karena aku tiba-tiba men-warp ke ranjang kamar tidur, Nana terkejut.

[Dimana ini?](Nana)

[Di mansionku. Tepatnya Kita berada di kota Roizen](Kakeru)

[Roizen katamu?Jangan bohong! Tidak mungkin kau bisa pindah ke Roizen dalam sekejap!](Nana)

[Aku akan memberitahumu tentang itu nanti. Tapi, saat aku melihatmu di tempat yang terang, aku bisa melihat kecantikanmu yang terpampang jelas. Jenis kecantikan

berbeda dengan Helen](Kakeru)

[Helen katamu?](Nana)

Nana mengerutkan alisnya.

[Kenapa Kau, memanggil majikanmu tanpa sopan santun](Nana)

[Begitu ya](Kakeru)

[Apa maksudmu?](Nana)

[Helen bukanlah majikan-ku, Sebaliknya. Akulah majikannya](Kakeru)

[Apa Kau Majikannya?](Nana)

[Itu karena dia adalah istriku](Kakeru)

[Ha ー ー](Nana)

Kalau aku memikirkan hal itu, cara dia berbicara sedari awal, rasanya sangat pengap. Seperti Putri Iris, tapi dia terasa lebih keras daripada Putri Iris.

Dia lebih tampak seperti seorang jenderal atau seorang seniman bela diri.

Nana gemetar, dan marah.

[Jangan berbohong, Helen mana mungkin mau. dengan orang sepertimu ー ー](Nana)

[Baik baik, kau akan tahu itu nanti, daripada itu, aku harus melakukan itu denganmu](Kakeru)

[Denganku...!?](Nana)

[Ngomong-ngomong, apa kau tahu alasan mengapa aku menangkapmu](Kakeru)

[Kau hanya ingin membunuhku dan menujukan pada semua orang bila kau lebih daripada aku-kan, walaupun aku mati ditanganmu, semangat para prajuritku tak runtuh !!](Nana)

[HAhh, bukan itu. Bukan itu jadi jangan khawatir](Kakeru)

[Bukan itu?Apa maksudmu?](Nana)

[Alasanmu ditangkap adalah...aku ingin kau menjadi istriku dan tak ada alasan lainnya](Kakeru)

[.....](Nana)

Nana terjebak pada kata-katanya, dan dia gemetaran.

[Bagaimana mau tidak menjadi istriku](Kakeru)

[Aku menolak!](Nana)

[Hmm...yakin nih?aku bisa membuatmu puas loh!!](Kakeru)

[Tentu saja!](Nana)

[Hmm.....Apa yang harus kulakukan agar kau mengatakan "Ya"?](Kakeru)

Aku bertanya dengan suara mesum sedikit.

Nana membuat wajah terkejut dalam sekejap, dan setelah itu, dia membuat wajah memprovokasi dan berkata.

[Aku akan bilang " Ya " bila kau menang dariku](Nana)

[Loh... Bukannya tadi aku udah menang, Heemm...!!](Kakeru)

[I-Itu itu, aku hanya lengah saja](Nana)

[Hmm...jadi tadi kau kalah karena lengah ya. Yah, sudahlah, baiklah, aku setuju dengan perkataanmu tadi!!](Kakeru)

Aku mengambil pedang Nana, dan kuberikan padanya.

Karena itu, dia terkejut lagi.

[Apa kau serius?](Nana)

[Ya iyalah, itu semua karena aku ingin kau menjadi istriku](Kakeru)

[Kau akan menyesali ini dengan perkataanmu tadi](Nana)

Nana mengambil pedang dan membuat sikap siap untuk berduel.

Tekanan itu lebih kuat dari tekanan sebelumnya.

[Aku sudah kalah sebelumnya, tapi...kali ini aku tidak akan kalah](Nana)

[Kalau kau kalah, aku akan membuatmu menjadi istriku](Kakeru)

[Baiklah. Karena sebelumnya, aku menahannya karena para tentara mungkin terkena seranganku, tapi dengan satu-satu seperti ini ー ー](Nana)

Nana yang menyerangku dengan pedang panjangnya, tapi aku menangkisnya menggunakan Eleanor.

Pedangku dan Pedang Nana bertabrakan, itu menbuat tempat tidur terguncang.

Memang benar, aku merasakan bila dia lebih kuat dari sebelumnya.

Kecepatan dan kekuatan itu, rasanya bertambah.

Dengan ini, aku bisa mengerti mengapa ia percaya diri.

[S-Siapa itu, orang didalam](Miu)

Dari luar kamar, aku mendengar suara Miu.

[Ohh...Miu ya. Ini aku Tuanmu](Kakeru)

[Selamat datang Tuan, apakah Tuan baik-baik saja didalam](Miu)

[Ya. Aku Baik-baik saja, jadi Miu harus fokus berkerja](Kakeru)

[Iya, saya mengerti](Kakeru)

Miu tenang, dan pergi.

[Jangan berpaling!](Nana)

[O~to. Hampir saja aku terkena seranganmu](Kakeru)

Aku mengeluarkan kekuatan penuhku sedikit dan mengayunkan Eleanor. Dan menggunakan cara yang sama yang kulakukan sebelumnya, untuk melumpuhkan Nana.

Nana melihat tangannya, dan pedangnya yang jatuh di lantai.

Matanya terbuka lebar.

"Aku sudah menggunakan sudah kekuatan penuh, bagaimana dia bisa mengalahkanku", Itu terpampang jelas diwajahnya.

[Bagaimana?](Kakeru)

[Khu!...bunuh aku](Nana)

[Sudah Kubilang, aku tidak akan membunuhmu](Kakeru)

Aku menaruh Eleanor.

[Daripada itu, aku menang loh!!](Kakeru)

Aku mengatakan itu, lalu Nana berkata.

[...lakukan apa yang kau inginkan](Nana)

[Huh... Bolehkah?](Kakeru)

[Kalah adalah kalah, aku tidak akan menarik kembali kata-kataku](Nana)

[Kau orangnya tidak keras kepala ya!!](Kakeru)

[Kuberitahu. Meskipun kau bisa bermain dengan tubuhku, jangan berpikir bahwa kau bisa bermain dengan hatiku](Nana)

Nana mengatakan itu sambil melotot padaku.

Bagaimana aku bisa mengatakan ini..... maka aku harus lakukan saja seperti itu. Aku memeluk bahu Nana yang kehilangan keinginannya untuk menolak, dan mendorongnya ke atas ranjang.

Menerima seranganku itu tanpa dasar, ia kelelahan di atas ranjang.

[Apa kau baik-baik saja?](Kakeru)

Aku takut ia sama seperti Delfina, jadi aku pikir apakah dia baik-baik saja, aku penasaran dan bertanya.

Ketika aku melakukan itu, mata bersinar.

Dia memelototiku.

[Jangan...berpikir bahwa aku akan menyerah](Nana)

[Ah! Sepertinnya Kau baik-baik saja. Syukurlah](Kakeru)

[Walaupun kau melakukannya berkali-kali, aku tidak akan menyerah](Nana)

[Un, baiklah](Kakeru)

[...Ha?](Nana)

Mata Nana memutar.

Dan *TokTok*, ada suara ketukan.

[Miu ya?](Kakeru)

[Iya. Apa boleh jika saya masuk sekarang, Tuan?](Miu)

[Silahkan](Kakeru)

[Kalau begitu, permisi](Miu)

Miu yang masuk dengan nampan, dan dua cangkir ditempatkan di atas itu. Di dalam cangkir, ada air.

[Saya sudah membawakan Anda air](Miu)

[Sungguh bijaksana](Kakeru)

[Saya berpikir bila Tuan akan melakukannya lebih dari satu ronde](Miu)

[Seperti yang diharapkan dari seseorang yang berpengalaman](Kakeru)

[Apa maksudnya?](Nana)

Nana terkejut.

[Ya, aku akan melakukannya lebih dari satu kali](Kakeru)

[Tunggu, apa ini berarti, kita akan melakukannya terus-menerus?](Nana)

[Tentu saja](Kakeru)

[...Itu bercanda kan](Nana)

[Baiklah, Tuan. Saya pergi dulu](Miu)

[Oh... ya hati-hati ya Miu](Kakeru)

Miu pergi ke luar dari kamar tidur dengan cepat.

Aku harus membelainya dan merawatnya nanti.

Tapi sebelum itu. Aku memandang ke arah Nana.

[Mari kita lanjutkan](Kakeru)

[Tunggu, berapa kali kau berencana untuk melakukan hal ini, hah](Nana)

[U~n?](Kakeru)

Aku memikirkannya sebentar.

[Ya, hanya seberapa kuat kamu bertahan?](Kakeru)

[.....](Nana)

Ketika aku mengatakan itu secara alami, Nana kehilangan kata-katanya.

Dia mencoba untuk melarikan diri di atas tempat tidur, tapi tentu saja, aku tidak akan membiarkan dia lari.

Aku menangkapnya, dan menyatakan.

[Kita akan melakukannya loh](Kakeru)

[L ーー lakukan apa yang kau inginkan. Aku tidak akan menyerah apapun yang terjadi](Nana)

Kata Nana dengan kuat. Sisi dirinya bahwa dia masih mengatakan sesuatu seperti itu, aku makin menyukainya.

Aku akan skidipapap dengan Nana sampai aku puas.

Di bagian depan(payudara) dan belakang (mulut cewek bagian bawah), aku bercinta dengan mereka semua, aku membuatnya semua milikku.

Tapi tetap saja, Nana menolak. Kalaupun tubuhnya sudah kelelahan, "Aku tidak akan kalah", "Aku tidak akan pernah menyerah", katanya.

Akhirnya, skidipapap dari sore sampai subuh, aku dan skidipapap keluar sekitar kedelapan kali.

Miu memasuki kamar untuk mengisi air, segera setelah itu.

Nana menjadi cewekku.