Chereads / The Boss Who Marrying Enemy / Chapter 18 - Part 9B - An Attack!

Chapter 18 - Part 9B - An Attack!

Shinji melihat jamnya, sudah mulai waktu pemberkatan. Shinji diberitahu lewat telepon oleh Ichijou jika mereka akan melakukan pemberkatan di dalam.

Saat hendak keluar, dia berpapasan dengan Han Yu yang membawa tas hitam besar dengan panjang mungkin seukuran gitar. Shinji tidak bodoh. Ada sesuatu yang mungkin terjadi. Tidak mungkin Han Yu membawa alat musik.

"Tuan Muda Huang.." sapanya. Shinji mengangguk sekilas. Han Yu kembali berjalan. Shinji melihat Han Yu pergi semakin kedalam.

Seperti dugaannya. Han Yu membawa senjata laras panjang menuju loteng dari gereja ini.

Tapi untuk apa? Tidak mungkin membahayakan acara ini kan? Shinji yakin mereka berteman dengan Yuuji!

Shinji tidak menyinggungnya. Akan berbahaya jika dia terlibat. Dia harus segera pergi.

Ketika dia keluar. Pemandangan menjadi menakutkan. Banyak sekali mobil terparkir dihalaman Gereja. Banyak pria berjas hitam. Dia sendiri tidak yakin siapa saja pegawainya dan siapa yang mungkin menyusup.

Mereka mengelilingi gereja.

"Let us in (biarkan kami masuk)!" ucap pria dengan wajah eropa dengan rambut pirang dan usianya pun tidak cukup muda lagi. "We have nothing to do with you guys!"

"Kore wa kore wa.. (ini dia..) Timothy! Long time no see! (lama tidak bertemu!)" Shinji mengenali jika asisten Souji yang berambut panjang menjawab.

"Cih! Just let us in, Shinsuke! (cih! Biarkan kami masuk, Shinsuke!)"

"I can't let you guys to making fuss for my lord's marriage. Please go away! (aku tidak bisa membiarkan kalian semua masuk dan membuat keributan pada pernikahan tuanku. Silahkan pergi!"

Shinji berpikir, tidak mungkin mereka menurut kan. Berapa orang yang ada di pihak mereka? 50? sepertinya lebih.

"Shinji-san." Ichijou menepuk bahunya pelan memanggilnya dengan gumaman.

"Apa yang terjadi?"

"Sedikit masalah. Mereka musuh Murakami Souji." Ini bukan masalah kecil! Yuuji bisa saja terluka. Apa dia tau suaminya memiliki banyak musuh? Ini tidak baik!

"Mereka memiliki orang nyaris satu kompi pasukan!" gumam Shinji sambil menekan ucapannya. "Ini masalah besar! Kau sudah menghubungi polisi?"

"Tidak. Kita tidak bisa memanggil mereka. Jika itu terjadi, pers akan curiga dan ini akan menjadi berita besar. Nona Yuuji pasti tidak ingin hari pernikahannya menjadi berita menakutkan."

Shinji diam menyetujuinya di dalam hati.

"Berapa orang yang kau punya?"

"Karena terburu-buru, aku hanya menyiapkan 10 orang. Hana memiliki 15 orang. Dari pihak Murakami Souji ada 21 jika Shinsuke dihitung. Dan.." Ichijou menunjuk empat orang China yang merupakan rekan kerja berdiri santai tampak menonton. "mereka akan membantu. Ada seseorang sniper bersiap diatas." Shinji terkejut. Sungguhan! Memang sniper. Itulah mengapa Li Shang menuju atas gereja.

Shinji tampak bimbang. Ini jelas ilegal. Jika ada yang mati, bagaimana dia bertanggung jawab pada hukum?

Ichijou menepuk pelan bahu Shinji, "Kau berlindung di dalam. Kami akan menyelesaikannya segera."

"Tidak! Aku akan membantu, aku tidak ingin pernikahan Yuuji menjadi berantakan."

"Aku akan melindungimu."

"Terimakasih."

Ada 32 orang yang berada di halaman ini dan satu orang sniper. Mereka dihadapkan orang luar asia yang jumlahnya nyaris satu kompi pasukan (satu kompi sekitar 80 s.d 225 orang).

"We'll be forced into it, then! (kami akan memaksa masuk kalau begitu!)"

Perkelahian tidak terelakan. Shinji sedikit kesulitan menghadapi satu orang pria. Dia bisa melakukan beberapa bela diri. Tapi dia bukan praktisi langsung dan juga tidak memiliki banyak pengalaman bertarung. Dia melihat sekertaris Yu Ao Tian yang tampak gesit melakukan pukulan, tendangan dan menghindar. Dia cepat!

Shinji nyaris berteriak saat dia selesai mengalahkan satu orang dan melihat Ichijou hendak ditembak.

Dor! Pria yang hendak menembak Ichijou tumbang. Dia mendongak keatas dan melihat satu titik yang berkilau.

"Awas kepalamu!" Shinji dipaksa menunduk. Ada Xiao Long yang sedang bertumpu pada kepalanya dan menendang seseorang yang hendak menyerangnya. Pria itu tampak senang.

Saat pria itu melepaskan tangannya. Dia mendongak dan melihat pria itu memukul seorang pria dengan raut senang diwajahnya. Dia pasti sakit!

"Mungkin kau butuh ini!" Long Ye memberikan sebuah pistol pada Shinji. Shinji tidak buta dalam menggunakan pistol! Tapi sungguh, dia tidak pernah menggunakan objek manusia sebagai bahan latihannya.

"Terimakasih." ucap Shinji sambil menghindari tendangan seseorang.

Shinji melihat ada beberapa orang yang berlari menuju gedung resepsi. Tidak! Bala bantuan datang. Bukannya lega, dia justru khawatir! Hana datang bersama sepuluh orang.

Shinji pernah beberapa kali sparring bersama Hana. Namun, melihatnya bertarung secara langsung. Ternyata dia gesit sekali.

Matsunaga yang diarahkan ketuanya untuk datang mengkonfirmasi keberadaaan Souji datang bersama empat orang. Mereka datang tanpa membunyikan sirine dan ikut bergabung dalam kerusuhan.

Hana merasa berterimakasih dalam hati karena kedatangan mereka yang tidak menimbulkan perhatian banyak orang.

Dia membantu Hana yang kewalahan karena separuh dari team depan gereja mulai menuju pada mereka. Beruntung, area ini bukan area pemukiman.

Matsunaga berpikir mungkin saja mereka sengaja memilih tempat di bukit seperti ini karena sudah menduga ini akan terjadi.

Mereka bertarung, tanpa disadari Matsunaga mendekat pada Hana dan menjaga punggung gadis itu. "Lumayan juga." komentar Hana. Matsunaga menyeringai.

"Aku tidak mungkin kalah dari seorang wanita."

"Hoo.. mau bertaruh?" Hana maju memberi pukulan kemudian membungkuk menghindari tendangan dan Dor! Dia menembak salah satu kaki lawannya. Dia mundur lagi dan memunggungi Matsunaga lagi.

"Bertaruh apa?"

"Siapa yang paling banyak menghadapi musuh. Dia yang menang." ucapnya sambil terengah-engah kelelahan. Dia berhasil menghindari pukulan lagi.

"Apa hadiahnya?" tanya Matsunaga.

"Kencan satu hari.. mungkin?" Matsunaga tertawa sambil memukul seseorang.

"Boleh juga!"

Hana tersenyum dan mulai mengalahkan mereka satu persatu. Kelompok mereka terus maju dan menekan. Hingga mereka semua berkumpul di satu titik.

"Kau baik-baik saja?" tanya Shinji saat Hana mendekatinya.

"Aku baik-baik saja! Shinji-nii, kau terluka!" Ucap Hana panik saat melihat lengan jas sebelah kiri Shinji berwarna lebih gelap.

"Bukan masalah besar. Mereka sudah tertekan. Aku akan segera mengobatinya."

"Biar aku bantu!" ucap Hana cepat. Disisi lain, Matsunaga hanya menatap Hana pergi bersama Shinji masuk menuju Gereja.