Chereads / The Boss Who Marrying Enemy / Chapter 17 - Part 9A - An Attack!

Chapter 17 - Part 9A - An Attack!

"Taichou!" panggil Hoshi yang berada di depan monitor. Hyuga yang sedang melakukan briefing singkat mendekati pria itu.

"Ada apa?"

"Murakami Enterprise membuka ijin pendaratan helikopter pribadi atas Nama Murakami Souji."

"Aneh! Seharusnya hari ini dia menikah." Hyuga berbalik menatap kedua anggotanya. "Matsunaga kau cek tempat pernikahan dan Kanie kau awasi siapa yang hari ini mendarat di Murakami Enterprise!"

"Hai!"

"Aku akan meminta bantuan beberapa petugas kepolisian divisi satu untuk menemani kalian."

"Baik!"

***

Shinji berjalan di area gereja yang dipakai Yuuji untuk pemberkatan. Area yang luas dan hijau, didekatnya ada gedung yang akan di gunakan untuk resepsi. Gedung itu terhubung dengan setapak kecil yang beratap dan disisi-sisinya ditumbuhi bunga menjalar.

"Tempatnya lumayan. Setidaknya disiapkan dengan penuh perhitungan." komentarnya. Matanya melihat orang-orang berpakaian serba hitam hilir-mudik.

"Mereka sepertinya sibuk sekali." saat dia menoleh, Shinji melihat Ichijou berjalan bersama rombongan berpakaian hitam tampak terburu-buru berjalan di setapak itu. Walaupun ada tanaman merambat, Shinji masih bisa mengenali dengan jelas.

Shinji menatap sekelilingnya sekali lagi, Yuuji baru saja keluar dari mobil. Dia tampak buru-buru mendekati rombongan pria berpakain jas mahal yang Shinji kenali sebagai rekan bisnis dari China yang dekat dengan Yuuji. Hana dibelakangnya membantu mengakat ekor gaunnya dibantu dengan gadis-gadis yang bersama rombongan tersebut. Pergi menuju ruang tunggu.

"Suasana aneh apa ini?" gumamnya. Merasa ada sesuatu yang tidak benar di sekitarnya.

Dia masuk ke dalam gereja. Dia duduk dibagian belakang dekat dengan dinding. Suasana juga tidak jauh berbeda. Souji tampak emosi saat berbicara. Seperti meneriaki mereka. Karena jaraknya cukup jauh dia tidak bisa mendengar.

Dua orang pria berpakaian hitam masuk dengan terburu-buru menghampiri Souji. Entah mereka berbicara apa, Souji tampak marah dan cemas sambil melihat jam tangannya.

'Sialan!' hanya itu yang bisa Shinji baca saat Souji berbicara.

'Sebenarnya apa yang terjadi?'

***

"Apa yang terjadi?" tanya Yuuji pada Xian Ao saat mereka sudah di ruang tunggu.

"Ini buruk." gumamnya. "Mereka akan berbuat kerusuhan di acaramu nanti. Yang mereka incar adalah.. kepala suamimu!" jawabnya.

"Hah?!"

"Jadi bagaimana? Kita bantu atau biarkan saja?" tanyanya.

"Aku tidak menyangka dia mempunyai musuh dari luar negeri. Hal brengsek apa yang dia lakukan disana?"

"Hanya membunuh beberapa perusahaan dibidang yang sama dan mengakuisisi mereka."

"Hanya katamu?" Yuuji tertawa tidak habis pikir dengan ungkapan Xian Ao.

"Kita biarkan saja!" ucap Xiao Long. "Aku bisa menggantikannya menikah!" kakaknya, Long Ye memukul kepalanya.

"Jangan aneh! Nona Yuuji pasti sedih jika pengantinnya mati."

"Tidak juga sih.." Ucap Yuuji tampak berpikir. "Tapi sejauh ini, dia calon yang paling memungkinkan untuk menikah denganku dibanding pria-pria yang sudah melamar. Aku tidak bisa menyia-nyiakan hal bagus seperti itu." mereka yang mendengarnya menghela nafas dengan keringat di pipi.

"Aku juga tidak ingin menerima koran dengan judul mengerikan dimana aku terlibat di dalamnya. Jadi tolong aku!" Yuuji sedikit menunduk saat mengatakannya.

"Baiklah. Untuk kelancaran pernikahanmu. Kami akan membantu sebisa mungkin."

Tok! Tok!

Seseorang membuka pintu ruang tunggu untuk pengantin wanita. "Ada yang ingin aku diskusikan denganmu, Yuuji!" Souji berada di dekat pintu. "Bisa kita bicara berdua?"

Yuuji mengangguk, dia menatap teman-temannya memberi tanda jika mereka harus keluar.

"Jadi?"

"Ada sedikit masalah." Sudah pasti itu masalah besar. Pikir Yuuji.

"Sepertinya kita tidak bisa memakai gedung gereja hari ini untuk pemberkatan. Bagaimana kalau kita melakukan pemberkatan di ruang resepsi? Aku sudah menyiapkannya di sana."

Yuuji mengangguk, "Baiklah. Itu lebih efisien, menurutku."

"Syukurlah kau mengerti." Souji tersenyum dan menatap Yuuji lekat. "Kau sangat cantik." tangannya terulur menyentuh pipi Yuuji. Dia melayangkan kecupan di dahinya.

"Sampai bertemu di altar." gumamnya kemudian pergi. Yuuji memegang dadanya. Jantungnya berdebar-debar. Sejak kapan Souji tampak tampan di matanya? Ada yang salah pada matanya! Dia harus ke dokter mata sesegera mungkin.

Hana masuk bersama Lan Yiu Fei dan Gong Xia Ling sedangkan kelima orang lainnya sudah bersiap ditempat mereka. Membantu sebagai team pengaman sementara.

"Apa yang kalian bicarakan?" tanya Hana.

"Dia memindah tempat pemberkatan ke tempat resepsi."

Hana mengangguk-angguk. "Memang, itu lebih efisien." komentarnya.

"Lalu, kenapa wajahmu memerah?" ucap Yiu Fei dengan bahasa Jepang.

Yuuji memegang wajahnya. "Ini bukan apa-apa." ucapnya dengan senyum canggung. Dia juga melihat Xia Ling bertanya pada pada Yiu Fei menggunakan Bahasa China. Karena dari rombongan Yu Xian Ao hanya tunangan Han Yu yang tidak bisa berbahasa Jepang.

"Aku harus kursus bahasa jepang, supaya Han Yu tidak bisa menipuku lagi!" ucap Xia Ling dengan sungguh-sungguh membuat mereka tertawa.

***

"Press sudah mulai berdatangan. Sebentar lagi waktu undangan yang ditentukan." lapor Hana. Yuuji tampak resah diruang tunggunya. Yiu Fei yang sudah melalui banyak hal mengerikan sebelumnya tersenyum dan menyentuh tangannya.

"Semua akan baik-baik saja. Percayalah! Xian Ao pasti akan melakukan sesuatu." ucapnya menenangkan. Hanya Yiu Fei yang mengerti situasi sebenarnya. Karena Han Yu tidak mengatakan kebenaran pada Xia Ling, Yiu Fei juga tidak bisa menjelaskan masalah yang terjadi pada sahabatnya.

"Terimakasih."

Hana kembali melaporkan lagi. "Tamu undangan sudah mulai berdatangan. Aku akan mengondisikan tim pengaman. Aku sudah meminta Shiba untuk menyiapkan rompi anti peluru untuk berjaga-jaga. Aku akan menjelaskan pada mereka tentang situasinya."

"Baiklah. Hati-hati."

"Um!"

***

Hana melakukan briefing sekali lagi untuk mengatakan situasi terbaru. Dia memilih tempat yang cukup jauh dari aula utama, mengindari adanya orang yang mendengar. Dia melihat Shiba membawa tas besar berisi rompi dan meletakannya di samping dia berdiri.

"Aku sudah menyiapkan rompi anti peluru untuk berjaga-jaga. Ada team pembunuh yang sedang mengincar Tuan Murakami. Jadi, kita sebisa mungkin membantu team pengaman dari Murakami Souji."

"Siap!"

"Aku mau ada dua orang berjaga di setiap pintu. Saat acara mulai jangan biarkan orang masuk atau keluar. Sisanya dibagi menjadi dua team. Satu team patroli di dalam dan satunya diluar. Kalian paham?

"Ya!"

"Shiba, untuk pembagian aku serahkan padamu."

"Siap, Nona!"

"Lakukan dengan secepatnya. Kita masih belum tau kapan mereka datang!"

"Hai!!" mereka segera memakai rompi dan bubar.

Ponselnya berbunyi, Xiao Long menghubunginya. Saat mengangkatnya terdengar suara Xiao Long yang tampak gembira.

"Mereka datang!! Wah! Ini seperti karnaval. 20? 30? mereka banyak!" ucapnya entah mengapa terdengar bahagia. Hana tampak memegang kepalanya. Akhirnya, mulai juga!

"Aku mengerti." dia melihat jamnya. Sudah waktunya pemberkatan.

Hana berjalan cepat. Dia menuju pintu utama. Dia menoleh kebelakang. Ruangan Yuuji berada di tempat paling ujung. Jauh dari pintu utama tapi dekat dengan pintu belakang yang terhubung dengan gereja.

Dia melihat team pengaman Murakami Souji sudah bersiap di depan pintu bersama teamnya. Ada juga yang sedang mengantar tamu yang baru saja datang.

Hana mendekati meja penerima tamu. "Tamu undangan sudah datang semua?"

"Sudah, Nona!" Hana mengangguk sambil melihat daftar nama.

"Kau segera masuk ke dalam ruangan resepsi.

"Eh, tapi.." Hana memandangnya tajam. Dia menoleh melihat team pengamannya. Memberi sinyal untuk membawanya masuk.

Dor!

Suara pistol terdengar dekat. Hana meminta penjaga buku tamu untuk merunduk dibawah meja. Dia menoleh melihat ke pintu. Dan melihat ada tiga orang yang datang dari pintu.

Pria yang tadi dia beri sinyal masih agak jauh. Mereka yang menunggu didepan pintu berlari berusaha mendekatinya.

"Pistol!" teriaknya. Team pengaman yang cukup dekat dengannya melemparkan pistol.

Hana bermanufer tajam saat menangkap pistolnya dan langsung menunduk saat tembakan mengarahkan padanya kemudian menembak paha pria yang menembaknya.

Para pengaman berhasil mendekatinya dan berdiri didepannya. Hana bernafas lega, jika dia lengah. Bisa saja dia mati. Apalagi dia tidak memakai pengaman apapun. Beruntung high heelsnya tidak membuatnya terselip.

Hana mengajak penjaga buku tamu pergi bersamanya sambil berjalan perlahan menunduk sambil menutup telinga gadis yang kini bergetar ketakutan.

Dor! Dor! Mereka terlibat baku tembak. Melihat penyusup berhasil di lumpuh, Hana mengajak gadis itu lari menuju ruang resepsi.

Ketika mereka berhasil masuk ruangan. Sepertinya pemberkatan sudah selesai. Ada musik-musik yang mengiringi. Sepertinya mereka tidak ada yang terganggu suara tembakan. Syukurlah.

"Semuanya aman! Tolong jangan beritahu yang lain supaya mereka tidak panik." gadis itu mengangguk cepat. Hana tersenyum sambil mengusap bahunya.

"Nona!" Shiba yang berpatroli di dalam mendekatinya.

"Ambilkan aku rompi anti peluru. Dan juga, tolong ajak nona ini duduk dan beri minuman hangat. Dia mungkin saja shock!"

"Baik!" Shiba menuntun gadis yang bersama Hana untuk mencari tempat duduk. Tak lama memberinya rompi.

Hana menerimanya dan berjalan menepi mencari jalan menuju toilet. Disana, Yuuji dan Souji sedang berbincang-bincang dengan tamu undangan.