"Mas, bangun!" kutarik selimut tebal yang menutupi suamiku ini. Aku jengkel sekali, dari tadi aku membangunkannya, tapi dia tak juga bangun. "Mas Elang, bangun!! Katanya mau jalan-jalan. Ayo, Mas!"
"Ehhmmh. Aku masih mengantuk, Sayang." kutarik bantalnya, tapi dia malah menaikkan selimut hingga menutupi kepalanya.
"Ih! Menyebalkan!!"
Aku meninggalkannya setelah membanting bantal ke kepalanya. Akhir-akhir ini emosiku suka meledak-ledak. Terutama kepada suamiku. Dia sering sekali menjengkelkan di mataku. Terkadang lemot, terkadang mesum, ralat, selalu mesum, terkadang juga malas-malasan.
Kubanting pintu kamar dan segera menuju dapur. Menyusul Ibu yang sedang memasak. "Kenapa, Han?" tanya Ibu.
Sudah dua hari ini memang, kami menginap di rumah Ibu dan Bapak. Mereka sudah kangen katanya. Aku juga akan menetap beberapa bulan di sini, menunggu untuk kelahiran anak pertamaku. Tentu saja Ibu yang berpengalaman, akan sangat membantu di sini.