Januari 2005
Sudah satu bulan sejak kejadian itu. Selama satu bulan itu juga hidupku tidak jauh-jauh dari rumah sakit. Jangan tanyakan lagi bagaimana keadaanku. Kalau dulu jiwaku yang gila, sekarang ragaku juga ikut gila. Entahlah, aku tak bisa lagi mendeskripsikan bagaimana bentukanku saat ini. Yang jelas, aku kacau.
"Bagaimana keadaannya?" tanya Kak Arunda yang menghadang jalanku di depan pintu. Aku hanya menggeleng lemah. Belum sanggup menjawab pertanyaanya itu.
"Makan dulu, Dek. Lihatlah dirimu! Bagaimana kamu bisa menjaganya, kalau menjaga tubuhmu sendiri kamu tidak bisa." Kalimat ini, sekarang hampir setiap hari aku mendengarnya.
"Aku tidak bisa, Kak. Aku harus pergi."
"Tidak boleh! Kakak tidak akan membiarkanmu pergi, sebelum perutmu terisi. Kakak tidak bisa menjamin berapa hari lagi kamu akan bertahan jika kelakuanmu seperti ini."
"Tapi Kak, aku ha—"
"Masuk! Makan dulu. Kakak ikut ke rumah sakit hari ini."