Hari berganti hari tak terasa sudah tiga bulan Nabila ditinggal suami yang bekerja di luar negeri. Jujur, Nabila sangat merindukan suaminya itu tapi yang hanya bisa dia lakukan adalah menunggu dan mendoakan kesehatan Leo di rumah.
Mendekati semester terakhir, Nabila disibukkan dengan skripsi hingga dia jarang sekali menghubungi Leo atau pun Leo menghubunginya. Waktu yang senggang ini Nabila putuskan untuk menghubungi suaminya dan Leo langsung mengangkat telepon darinya bedanya kalau dulu video call, suaminya itu ingin hanya menelepon biasa dan itu sangat aneh.
"Kenapa kau tak mau video call denganku? Apa ada sesuatu yang kau sembunyikan dariku?"
"Tidak sayang aku hanya malas saja, aku tak mau menganggumu nanti keseringan lagi kita ngobrol terus kamu tak konsen sama skripsimu."
"Ish tak apa-apa lagi. Memang skripsi itu penting tapi kamu jauh lebih penting." Leo terkekeh kecil.
"Bagaimana kuliahmu?"
"Baik. Kalau pekerjaanmu apa masih lancar?"
"Ya seperti biasa."
"Kapan kau akan pulang? Ini sudah tiga bulan loh kau ada di luar negeri ... aku merindukanmu."
"Aku juga ... tapi bersabarlah pekerjaanku sebentar lagi akan selesai dan aku akan pulang."
"Ok, aku akan menunggumu. Ingat jangan nakal ya di sana."
"Itu pasti." Setelah itu Leo mematikan teleponnya dan menyunggingkan senyuman kala dirinya bercermin.
Luka di sebelah wajahnya hilang tak berbekas hingga dia bisa melihat dirinya yang lama sebagai Leo yang tampan. Dia pun kembali mengingat satu bulan yang lalu di mana dia pergi ke dokter bedah plastik.
Flashbak on
Leo menunggu ucapan dari si dokter bedah bernama Lee yang tengah memeriksa filenya sebagai pasien. Dia datang ke tempat itu karena dokter Lee adalah dokter bedah wajah yang terkenal di wilayah Gangnam.
"Jadi kau korban kecelakaan dan tabrakan yang kau alami itu membuat wajahmu rusak sebelah?" tanya Lee membuka suara.
"Ya, aku kecelakaan dan luka ini ...." Leo menunjuk luka yang terdapat di sebagian wajahnya. Lee membuang napas lalu meletakkan dokumen Leo.
"Apa anda serius ingin operasi wajah?"
"Ya saya serius."
"Saya lihat kecelakaannya sudah sangat lama kenapa baru operasi sekarang?"
"Karena istri saya." Alis Lee mengerut.
"Istri?"
"Ya, dia adalah penyemangat hidup saya. Istri saya adalah wanita yang mau menerima apa adanya saya di saat semua wanita menolak karena kecacatan yang saya miliki. Dia adalah orang penyabar dalam menuntun saya hingga sekarang bisa berada di sini. Saya ingin menyenangkan hatinya dengan mengubah penampilan dan selain itu satu bulan lagi dia akan berulang tahun."
Dokter Lee tersenyum. Itu berarti tugasnya menjadi mudah dan baru kali ini ada pasien yang mengoperasi wajah untuk hadiah sang istri. "Istrimu sangat beruntung Tuan bisa memiliki anda yang sangat menyayanginya."
"Justru aku yang beruntung memilikinya." balas Leo dengan senyuman.
Flashback off
Akhirnya hari yang ditunggu oleh Leo telah dekat. Dia akan memberikan kejutan pada Nabila tepat di hari ulang tahunnya.
🌟🌟🌟🌟
Keesokan harinya, di kampus. Nabila tersenyum saat Marco dan Andre datang seraya menyanyikan lagu selamat ulang tahun dan kue dengan lilin yang menyala. Mereka hanya merayakannya kecil-kecillan.
"Buat permohonan Nabila sebelum tiup lilin." Nabila tersenyum kemudian memejamkan matanya untuk memanjatkan permohonan. Tak berselang berapa lama Nabila membuka matanya dan meniup lilin.
"Apa yang kau inginkan?"
"Suamiku. Aku ingin suamiku pulang." Mereka tak menyadari di saat mereka berkumpul para mahasiswa gempar. Beberapa menit sebelumnya, mobil mewah masuk ke dalam halaman kampus lalu berhenti. Muncullah sosok pria tinggi nan tampan keluar dari mobil. Penampilannya ditunjang dengan pakaian jas membuat pria itu makin terlihat menawan.
Seraya memperbaiki penampilannya dan seikat bunga yang dalam genggaman si pria lalu bergegas ke dalam kampus bertanya ke sana kemari di mana wanita yang paling dia cintai. Sampailah dia di taman kampus dan menemukan tiga orang yang dikenalinya.
Pria itu mendekati mereka namun perhatiannya tertuju pada Nabila. "Selamat ulang tahun Nabila." Mereka terkejut sontak menoleh pada si pria dan begitu Nabila bertemu dengan mata si pria, getaran yang dia rasakan sama saat bersama dengan suaminya terasa.
Nabila tertegun melihat wajah tampan si pria apa lagi setelah dia melihat senyuman manis pria itu secara tak sadar Nabila tersipu malu sedang jantungnya berdetak dengan kencang. "Te-terima kasih."
Dia menerima hadiah seikat bunga itu lalu pria itu menyodorkan telapak tangannya pada Nabila. "Ikut denganku, aku punya kejutan untukmu yang jauh lebih indah dari ini."
Insting Marco langsung berbunyi. "Tunggu dulu, siapa kau? Kenapa kau ingin membawa orang yang sedang berulang tahun ke suatu tempat?"
"Sudahlah Marco, biar aku ikut dengannya. Aku akan baik-baik saja."
"Tapi Nabila, dia itu orang asing. Bagaimana dia melakukan sesuatu terhadapmu?"
"Marco, kau jangan khawatir. Aku tak akan melakukan sesuatu pada Nabila." Marco terkejut sekali lagi. Dari mana pria asing ini mengetahui namanya?
Nabila dan si pria asing lalu menuju halaman depan untuk masuk ke dalam mobil sport bewarna biru cerah. Lagi-lagi ada ucapan negatif dari banyak orang, tapi Nabila tak ambil pusing.
Dalam perjalanan sesekali Nabila melirik pada si pria asing yang tengah berkonsentrasi mengemudi. Siapa pria ini? kenapa dia tahu Nabila sementara Nabila sama sekali tak mengenalnya. Perlakuannya begitu membuat dia teringat akan Leo dan sekarang dia rindu pada suaminya itu.