Baru saja Alice tiba di ruangan UGD ia sudah dihidangkan dengan pasien kecelakaan lalu lintas. Dihari keduanya bekerja, ia sudah disambut dengan pekerjaan menjahit luka. Baginya ini hal biasa yang sering ia hadapi, semenjak 7 tahun bekerja di RS. Elinton, hampir setiap hari pekerjaan ini yang ia lakukan. Namun karena telah hampir 2 bulan beristirahat dari pekerjaan ini, akhirnya Alice mengalami sedikit kendala karena diasisteni oleh perawat yang berbeda dan beberapa peralatan yang berbeda.
Ia menyelesaikan pekerjaannya dengan baik, kemudian seperti biasa dia harus menulis di status pasien untuk pemberian terapi dan menulis resep obat yang akan diberikan. Ia akan bergegas menuju meja kerjanya saat seseorang dibawa masuk ke dalam ruangan itu yang tampak meringis kesakitan, telapak tangannya dibalut dengan sebuah kain dan tampak kain tersebut mulai rembes dengan darah yang terus mengalir.
Alice lalu menghampiri tempat tidur dimana sang pasien kini berbaring.
"Kenapa tangan anda Tuan?" Tanya Alice pada sang pasien.
"Robek dokter!! Tolong segera obati tangan saya!!" Pinta sang pasien.
Alice menghela napasnya, 'sepertinya harus menjahit lagi' batin Alice.
"Suster Elsa, tolong siapkan set Hecting!" Ujar Alice pada Elsa yang sejak tadi siap untuk menjadi asistennya.
Setelah mencuci tangannya dan menggunakan handscoon Alice lalu membuka lilitan kain pada telapak tangan pasiennya dan darah pada tangan itu mulai mengucur.
"Tolong kasa! Dep!!" Perintah Alice.
"Lukanya cukup besar dan dalam! Kenapa ini bisa terjadi Tuan?" Tanya Alice pada pasiennya tersebut.
"Saya kurang berhati-hati, dokter!" Kata lelaki itu, tanpa mau menceritakan apa yang menyebabkan hal ini bisa terjadi.
Alice tidak lagi melanjutkan pertanyaannya, kini ia fokus untuk membersihkan luka pada telapak tangan itu dan mulai menjahitnya. Lukanya tampak seperti luka teriris benda tajam, sangat rapi membentuk satu garis lurus pada telapak tangannya. Lukanya cukup dalam, Alice harus menjahit daging didalamnya dulu, sebelum akhirnya ia harus menjahit kulit agar telapak tangannya yang robek itu dapat menyatu kembali.
'Siapa yang mau mengiris telapak tangannya sendiri?' Batin Alice, ia memperhatikan luka pada tangan tersebut yang kini sudah rapi dengan jahitan karyanya.
"Sudah selesai, dok?" Tanya seseorang dari arah belakang punggung Alice yang sontak membuat Alice terkejut dan langsung menolehkan wajahnya menatap wajah orang yang berbicara tersebut.
Dibelakangnya berdiri seorang lelaki dengan menggunakan topi dan kacamata berwarna hitam. Ia juga memakai kaos oblong berwarna hitam, Alice harus mendongakkan kepalanya sedikit agar dapat melihat wajah lelaki itu dengan baik karena postur tinggi besar sang lelaki. Setelah berhasil menguasai dirinya sendiri Alice lalu memulai berbicara dengan lelaki itu.
"Mohon maaf, anda siapa Tuan?" Tanya Alice pada lelaki itu.
"Saya keluarga dari pasien ini, dokter" Ujar sang lelaki. "Bagaimana keadaannya sekarang, dok?" Tanyanya lagi.
"Lukanya sudah saya bersihkan dan sudah saya jahit. Jahitan dalam ada 8 kali sedangkan jahitan luarnya 6 kali. Lukanya harus selalu dalam keadaan bersih, kering dan tidak boleh terkena air. Pasiennya boleh rawat jalan dan harus kontrol jahitannya setiap 3 hari. Nanti akan ada obat yang harus di konsumsi, Tuan boleh menyelesaikan administrasinya terlebih dahulu." Kata Alice menerangkan.
"Baiklah dokter, terimakasih banyak!" Ujar sang lelaki.
Lelaki itu lalu mohon diri untuk menyelesaikan administrasinya. Saat ia membalikan tubuhnya dan berjalan menjauhi Alice, Alice menatap langkah lelaki itu dan memperhatikan gerak-gerik lelaki itu, ia seperti pernah melihat lelaki itu sebelumnya, namun dia lupa dimana ia mengenal gelagat yang seperti itu. Alice memperhatikan dengan lebih seksama lagi, ia lalu memantapkan penglihatannya pada sisi tengkuk lelaki itu, sesuatu yang pernah ia lihat sebelumnya, sebuah tatto ular naga yang melingkari leher lelaki itu. Tapi Alice belum juga sadar dimana ia melihat tatto seperti itu. Ia berusaha keras agar dapat mengingat siapa lelaki itu, namun ia memang tak pernah mengenal wajah lelaki itu, Alice masih terus berusaha mengingatnya sampai akhirnya suara sang pasien menyadarkannya.
"Dokter, bisakah saya tetap disini dulu? Saya tidak ingin pulang sekarang!" Pinta lelaki itu.
"Tolong pasangkan saya infus, agar saya tidak pulang dulu dokter!" Mohon lelaki itu sambil mengatupkan kedua tangannya susah payah.
Alice tak tahu harus melakukan apa, menuruti permintaan pasiennya itu? Tapi untuk apa? Ia tidak dalam kondisi harus dirawat, atau harus diinfus.
"Suster Elsa, tolong infus pasien ini sekarang, sepertinya ia kekurangan cairan karena darahnya yang keluar begitu banyak. Cairan Ringer Laktat 20 tetes per menit, terapi yang lain akan menyusul!" Perintah Alice kemudian pada Elsa.
Elsa ingin bertanya lagi karena dia berpikir pasien itu dalam keadaan baik, mengapa harus di infus. Namun belum sempat ia bertanya Alice sudah lebih dulu mengatakan "Kerjakan saja apa yang saya perintahkan! Dan Terimakasih suster Elsa!" Katanya kemudian sambil melayangkan senyum diakhir kalimatnya.
Lelaki berkaos hitam itu telah kembali dari mengurus administrasi saat ia melihat sang pasien kini dalam keadaan diinfus.
"Suster, mengapa dia diinfus? Bukannya dia sudah boleh pulang? Tadi dokter mengatakan....." Lelaki itu tak dapat menyelesaikan ucapannya.
"Dia kekurangan darah dalam jumlah yang banyak, kami harus memeriksa hasil laboratorium nya juga, untuk hari ini pasien harus dirawat dulu disini!" Terang Alice.
"Arghh...!" Teriak lelaki itu seketika yang membuat orang yang sempat mendengar suaranya itu menjadi terkejut.
"Ehm... Maaf dokter, maafkan sikap saya!" Ujar lelaki itu kemudian, setelah ia sadar telah sempat meluapkan emosi ya didepan umum. "Saya permisi keluar sebentar!"
Lelaki itu lalu membalikan tubuhnya dan berjalan keluar dari ruangan tersebut. Saat lelaki itu berbalik, Alice berusaha mengingat dimana ia mengenal lelaki itu, Alice kembali dengan seksama melihat tatto pada leher lelaki itu, ia lalu dengan spontan menutup sendiri mulutnya dengan telapak tangannya tersebut.
"Oh Tuhan!!" Pekik Alice tertahan.
Ia mengingat siapa lelaki itu.
...
.
.
Catatan Penulis:
Satu Chapter lagi ya...
Ehm, ijin untuk beberapa hari kedepannya saya tidak bisa update dulu... Mohon maaf 🙏🙏
Ingin merayakan akhir tahun dulu...
Semoga kita semua sehat, berbahagia dan selalu dalam lindunganNya, semoga bisa dipertemukan dengan tahun yang baru. Amin 🙏😇
Saya secara khusus memohon maaf atas segala salah dan khilaf, jika selama menulis dan membalas komentar ada bahasa yang tidak menyenangkan dan menyakiti hati para readers.
Semoga kita bisa selalu saling memberi support..
Saya mengasihi kalian semua 🤗😘🥰
Vee_Ernawaty
Selasa, 31 Desember 2019. 00.40