Setelah berhasil bernegosiasi antara Divisi Cyber Police dengan Divisi Criminal Investigation, akhirnya mereka memperoleh kesepakatan bahwa Tn. Alexander Romaxd dibebaskan bersyarat, mereka membuat semuanya berjalan seolah-seolah dokter Alice lah yang sengaja mengeluarkan lelaki tersebut karena alasan medis, padahal mereka telah menyiapkan strategi untuk menangkap semua orang yang berkaitan dengan kejahatan yang telah dilakukan pria bertato ular naga itu.
Alice mendapat pesan singkat dari nomor ponsel Elsa yang berisikan lokasi yang harus didatangi Alice dengan Tn. Alexander, yang tak lama disusul dengan sebuah pesan singkat lainnya.
#Ini tempat yang harus anda tuju dengan membawa Alexander, jangan sekali-kali melaporkan pada polisi karena nyawa teman dan kekasih anda menjadi taruhannya!! Aku memberikanmu waktu untuk membebaskan Alexander, Datanglah tepat pukul 9 malam!!#
Alice memberikan ponselnya pada Azka, setelah melihat isi dari pesan tersebut Azka lalu melayangkan pandangannya kepada seluruh anggota Divisi Cyber Police dan juga anggota Divisi Criminal Investigation yang ada dalam ruangan rapat itu, ada sesuatu yang hendak dia katakan.
"Lokasi yang diberikan oleh penjahat tersebut berbeda dengan lokasi yang Ronald kirimkan tadi kepada saya. Kita sepertinya harus membagi dua TIM." Terang Azka kepada mereka.
"Baiklah. Kita harus menyiapkannya dengan sebaik mungkin, ini merupakan keberuntungan bagi kita jika kita bisa mendapatkan semua penjahat-penjahat tersebut sekaligus. Kita tak boleh menyia-nyiakan kesempatan emas ini!!" Ujar Devan yang adalah kepala Divisi Criminal Investigation. "Berapa waktu yang dibutuhkan dari lokasi yang dikirimkan Ronald dengan lokasi yang diberikan penjahat itu?" Tanyanya kemudian.
"Saya sudah mengeceknya dan ternyata butuh waktu setengah jam, jarak dari kedua lokasi tersebut." Jawab Azka.
Setelah menyusun rencana dengan sebaik mungkin, akhirnya mereka siap untuk memulai perang tersebut.
"Sejujurnya aku takut." Keluh Alice pada Azka ketika mereka mulai bersiap dan akan meninggalkan ruangan rapat itu.
"Apa yang anda takutkan dokter?" Tanya Azka. "Kami semua bersamamu!!" Lanjutnya kemudian.
"Aku takut jika sesuatu yang buruk akan terjadi, aku takut jika semua berjalan tidak sesuai dengan rencana kita tadi." Jelas Alice masih dengan wajah yang cemas.
"Tenangkan dirimu dokter, anda harus bisa mengontrol diri anda agar semua berjalan dengan baik. Semua kuncinya ada pada Anda dokter. Jika anda ingin Ronald dan Elsa selamat, anda harus yakin dengan setiap usaha yang kita lakukan ini." Azka memberikan semangat.
Alice lalu menganggukkan kepalanya tanda siap untuk memulai peperangan ini, ia kemudian menuju gedung lain tempat Tn. Alexander Romaxd ditahan. Setelah Alice menyelesaikan dokumen dan beberapa berkas yang harus ditandatangani, akhirnya Tn. Alexander Romaxd bisa dibebaskan dari terali besi itu. Mereka mengambil resiko yang besar dalam menyelesaikan kasus ini, mereka berharap bisa berhasil dengan semua rencana yang telah mereka buat tadi.
"Akhirnya aku bisa kembali menghirup udara segar, hahahaa..." Ujar pria itu sambil terkekeh ketika ia sudah keluar dari gedung itu. Ia kemudian memandangi sosok wanita yang ada disampingnya dengan pandangan mencurigakan, lalu ia bertanya pada wanita itu.
"Apa yang membuat anda menjamin saya untuk bebas? Bahkan tak ada seorangpun yang mengirim pengacara untuk membebaskanku. Hahahaaaa" Kekehnya lagi.
"Anak buah anda yang mengirim saya untuk membebaskan Anda Tuan, mereka sedang menyekap 2 orang teman saya dan sebagai jaminannya saya harus mengeluarkan anda dari sana." Jawab Alice sengit pada pria dihadapannya itu.
"Owh, jadi dokter cantik ini sengaja membuat keterangan palsu tentang kesehatan saya agar saya dibebaskan dari sel itu. Hahahaa, anda tidak takut pada hukum dokter, anda telah menyalahi kode etik kedokteran untuk menyelamatkan nyawa teman anda." Ejek lelaki itu.
"Saya tidak peduli dengan itu, intinya sekarang anda harus ikut dengan saya agar saya bisa memberikan anda sebagai ganti nyawa teman-teman saya." Kata Alice dengan kesal.
"Bagaimana jika saya tidak mau untuk ikut dengan anda dokter?"
"Kalau begitu saya akan mengembalikan anda ke dalam jeruji besi itu lagi!!" Ancam Alice.
"Hahahaaa, anda sangat pemberani dokter. Baiklah, bawa saya menuju tempat itu, saya juga sudah sangat merindukan makan yang nikmat dan tidur di kasur yang empuk!" Ujar lelaki itu tanpa sedikitpun curiga kepada Alice.
Alice mengemudikan mobil menuju arah yang ditujukan maps padanya, butuh 2 jam lamanya untuk sampai ke tempat itu. Dalam hatinya yang terdalam Alice berdoa agar semua upayanya saat ini bisa berjalan dengan lancar, ia berharap semoga pria ini tidak curiga dengan rencana yang telah mereka rancangkan tadi.
"Kau tidak melaporkan ini pada polisi bukan?" Tiba-tiba suara pria itu memecahkan kesunyian di atas mobil.
Alice yang terkaget dengan pertanyaan itu segera menyesuaikan dirinya agar tidak terdengar gugup dan kikuk saat menjawab pertanyaan itu. "Jika saja saya harus melaporkan polisi, saya tidak perlu susah payah membuat surat keterangan bahwa anda dalam kondisi yang tidak sehat dan melanggar kode etik profesi saya. Anda harus membayar kekacauan yang saya buat ini. Apapun itu jika sampai teman saya mendapat luka sedikit saja, saya yang akan membalaskan semua itu dengan lebih sadis lagi." Ancam Alice pada lelaki tersebut guna mengalihkan perhatiannya.
Lelaki itu malah terkekeh dengan ancaman yang Alice berikan "Hahahaa... Selain berani, ternyata anda juga sangat galak dokter. Saya suka wanita seperti anda."
Mendengar jawaban seperti itu dari lelaki yang ada disampingnya itu bulu kuduk Alice pun berdiri, ia bak berhadapan dengan hantu yang sangat menyeramkan. Ia pun teringat akan bisnis kotor yang dijalankan lelaki itu yang mana ia memperjual belikan gadis-gadis dibawah umur, ia jijik kenapa ia harus duduk bersampingan dengan lelaki kotor seperti dia, Alice tak menjawab perkataan lelaki itu, ia kemudian memutar musik dengan kencangnya pada mobil itu guna menghindari percakapan. Kemudian ia melajukan mobil yang dikendarainya dengan kecepatan penuh.
Lelaki itu terkekeh riang dengan tingkah Alice.
...
Setelah berkendara kira-kira 2 jam lamanya dalam suasana hati yang tak menentu, Alice pun tiba di lokasi sesuai dengan yang dikirimkan ke ponselnya tersebut. Iya memalingkan wajahnya ke arah kirinya, didapati Pria itu sedang tertidur nyenyak. Sejak pembicaraan mereka tadi dan setelah Alice memutar musik dengan volume yang cukup keras, lelaki itupun tak menyulitkan Alice lagi, ia lalu tertidur pulas. Mungkin suasana penjara yang panas dan pengap membuat lelaki itu tak mendapat tidur nyenyak sama sekali hingga akhirnya, setelah menikmati tempat duduk mobil yang empuk dengan sejuknya AC mobil itu akhirnya ia bisa memperoleh istirahat yang lumayan panjang.
'Nikmatilah tidur nyenyakmu Tuan, setelah hari ini aku pastikan bahwa bukan hanya tidurmu saja yang tidak nyenyak atau makanmu saja yang tidak enak, aku pastikan saat meminum air putih pun akan terasa seperti kau sedang menelan duri.' Tatap Alice tajam kearah pria itu sambil mengumpat di dalam hati.
Alice kemudian memalingkan wajahnya ke arah kanan, tempat yang ia tuju ternyata sebuah villa besar yang ada di daerah itu. Ia lalu mengeluarkan ponselnya guna menghubungi nomor Elsa yang sejak tadi penculik itu gunakan untuk berkomunikasi dengannya.
"Saya sudah sampai di lokasi yang anda kirimkan. Sekarang bawa keluar kedua orang yang kau sandra itu, baru saya akan memberikan Tuan besarmu ini, jika kau macam-macam saya akan langsung menghubungi 112. Mengerti!!" Ancam Alice.
Terdengar suara terkekeh lelaki diseberang telepon itu, lalu dilanjutkan dengan suara batuknya. "Anda sangat berani dokter, saya sungguh terkesan dengan anda. Masuklah dulu ke dalam sini, setelah itu kita bisa dapat berbincang-bincang."
"Saya sudah memenuhi semua perintah anda, saya hanya ingin anda memberikan kedua teman saya sekarang juga. Jika terjadi sesuatu yang buruk pada mereka, saya akan..." Alice tak dapat menyelesaikan ucapannya, karena ponselnya tiba-tiba ditarik oleh lelaki yang berada disamping kemudinya itu.
"Anda terlalu berisik sekali dokter, anda menggangu tidur nyenyak saya." Ujar lelaki itu lalu mengambil alih pembicaraan di telepon itu.
"Dia sudah mengantar saya dengan selamat sampai disini, dan kalian malah balik mengancamnya.!!? Hahhhh?? Sekarang juga siapkan sambutan untuk untuk tamuku ini. Siapkan hidangan yang spesial!!" Bentak lelaki itu lalu ponsel pun dimatikannya.
...