Ronald akan berbelok menuju gerbang pintu masuk saat ia melihat Alice dan Elsa telah berdiri di muka pintu Cafe, ia akhirnya mengurungkan niatnya untuk menghampiri mereka, Ronald berpikir akan langsung menjemput Alice saat Elsa telah pergi dari sana. Ronald melihat jacket yang Elsa kenakan adalah milik Alice.
"Alice kau terlalu naif sayang, memberikan jacketmu pada orang lain, sedangkan kau sendiripun juga memerlukannya" batin Ronald seketika.
Ronald memperhatikan kedua wanita tersebut dari gerbang pintu masuk, sampai saat sebuah mobil sedan putih berhenti tepat dimuka Elsa dan membawa Elsa ke dalam mobil tersebut, tanpa pikir panjang Ronald lalu bergegas mengikuti mobil tersebut yang bergerak dalam kecepatan diatas rata-rata, demi tidak kehilangan jejak mobil tersebut Ronald pun melajukan motor yang dikendarainya dengan kecepatan penuh, bahkan ponsel yang sedari tadi terus berdering tak dihiraukannya.
"Siapa kalian?" Teriak Elsa di dalam mobil. "Apa yang kalian inginkan dariku?" Teriak Elsa kembali.
"Kau terlalu berisik dokter, tidak bisakah kau lebih tenang?" Tanya seseorang yang duduk di bangku depan.
"Dokter? Dokter siapa maksudmu bodoh?" Teriak Elsa kembali sambil berusaha membebaskan dirinya dari kedua lelaki yang membekapnya di bangku belakang.
"Tutup mulutnya itu, agar tidak lagi berisik!" Ujar lelaki bertubuh gemuk dibangku depan itu lagi sambil melemparkan lakban berwarna hitam pada kedua lelaki dibangku belakang.
Dengan sekejap, Elsa yang sejak tadi ribut dengan celotehannya menjadi diam seribu bahasa setelah mulutnya ditempelkan lakban hitam tersebut. Elsa yang masih saja bersusah payah bergerak dan berbicara tanpa suara itupun menjadi lelah. Ia tak berdaya dan tak tahu apa yang harus ia lakukan sekarang.
"Tenanglah dokter, saat kita telah sampai pada tempat tujuan kita, kami akan memberitahukan apa yang kami inginkan darimu!!" Ujar lelaki gemuk itu sekali lagi.
Sementara itu Ronald yang masih mengikuti mobil itu tampak mengalami sedikit kesusahan karena hujan yang semakin deras, namun sang kekasih dari dokter Alice tersebut masih saja berusaha untuk terus mengikuti kemana arah perginya mobil sedan berwarna putih itu. Tak lama kemudian mobil itu mengurangi kecepatannya dan berbelok kearah jalanan yang lebih sempit, hanya ada sekitar 3 atau 4 bangunan di daerah itu, mereka lalu membelokan mobilnya pada sebuah tempat yang tampak seperti sebuah rumah tua dari luar. Setelah memarkirkan mobilnya, mereka berempat pun keluar dari dalam mobil tersebut sambil menggerek tubuh Elsa yang masih saja melakukan perlawanan kecil.
"Cepatlah dokter, jangan terlalu banyak melawan jika kau sayang dengan nyawamu!" Bentak lelaki gemuk itu sambil berusaha menyeret tubuh Elsa.
Elsa dengan cepat menggigit pergelangan tangan lelaki gemuk itu yang dengan paksa menyeret Elsa, "Argghh...." Teriak lelaki itu dan dengan spontan melepaskan tangan Elsa yang sedang digenggamnya.
Elsa lalu berusaha kabur dari mereka, namun kedua orang yang membekap Elsa dibelakang mobil itu sudah sigap untuk menangkap tubuh wanita itu, dan Elsapun harus dengan pasrah kembali dalam dekapan lelaki tersebut.
"PLAKK!!" Suara tamparan itu begitu kuat saat menghampiri pipi kiri Elsa.
"Kau seharusnya tidak melakukan hal bodoh itu dokter!" bentak sang lelaki bertubuh gemuk sambil menjambak rambut Elsa.
Ronald yang melihat perlakuan seperti itu terjadi pada mantan kekasihnya itu kemudian menjadi gusar, lalu dengan cepat ia bergerak maju untuk menghampiri penjahat-penjahat tersebut.
"Lepaskan dia!!" Bentak Ronald.
Keempat orang tersebut menatap murka kearah Ronald.
"Siapa kau bajingan??" Tanya seorang lelaki yang tadi memegang kemudi mobil.
"Kalian tidak perlu tahu siapa saya, sekarang lepaskan wanita itu!!" Bentak Ronald dengan geramnya.
'Ronald' bisik Elsa dengan sebuah pengharapan lelaki itu datang untuk menyelamatkannya.
Lelaki gemuk yang sedari tadi memperhatikan wajah Elsa kemudian menarik paksa lakban yang menutupi mulut Elsa. "Auww...." Teriak Elsa bersamaan dengan suara lakban yang terlepas dari mulutnya.
"Dokter, Kau kenal siapa dirinya?" Tanya sang lelaki gemuk pada Elsa, masih sambil memegang lengan kiri Elsa dengan paksa.
"Ronald!?" Jawab Elsa sambil memandang pada lelaki itu dengan wajah penuh pengharapan.
"Dokter? Dokter siapa yang kalian maksudkan? Saya bukan dokter" Ungkap Elsa sekali lagi, yang membuat keempat pria tersebut saling menatap satu sama lain.
"Dokter Alice Valencia... Jangan terlalu membuang waktu kami dengan candaan anda yang tidak masuk akal itu.!!" Ujar lelaki bertubuh gemuk.
"Hahahaha" terdengar suara terkekeh Elsa. "Saya Elsa, perawat yang bekerja di rumah sakit itu. Saya bukan dokter Alice Valencia. Ayolah, kalian salah menculik orang. Sekarang lepaskan saya!!"
"Apa? Anda bukan dokter cantik itu?" Tanya lelaki berbadan gemuk itu sambil memperhatikan wajah Elsa dengan seksama.
"Jaket ini?" Tanya lelaki itu kembali sambil melihat jaket yang Elsa kenakan.
"Dokter Alice memintaku untuk memakainya. Kalian salah menculik orang!" Ujar Elsa, diwaktu yang bersamaan Ronald melangkah maju untuk memberikan perlawanan pada ketiga orang yang lain. Hujan masih saja turun dengan semakin deras, lelaki gemuk itu menyeret Elsa untuk masuk ke dalam rumah tua itu. Sedangkan ketiga anak buahnya bersusah payah untuk menghadapi Ronald.
Saat sudah sampai kedalam ruangan tersebut sang lelaki bertubuh gemuk itu memerintahkan anak buahnya yang lain untuk membantu ketiga orang di luar untuk menghadapi Ronald. "Habisi lelaki itu!!"
Elsa yang melihat sesuatu yang buruk akan terjadi pada mantan kekasihnya itu, lalu sujud pada sang lelaki dan memohon untuk tidak melakukan hal yang buruk pada Ronald.
"Tolong, jangan sakiti dia!" Pinta Elsa.
Terdengar suara terkekeh dari sang lelaki gemuk itu. "Siapa lelaki itu? Apakah dia kekasihmu?" Tanya lelaki itu lagi.
Elsa menggeleng. "Bukan, dia bukan kekasih saya. Dia kekasih dari dokter yang kau inginkan itu." Jawab Elsa masih dengan wajah memohon.
Lelaki itu lalu menarik rambut Elsa dan memaksa wanita itu untuk bangkit dari sujudnya dan menyeret tubuh Elsa kedepannya pintu bangunan itu. Tampak Ronald mengalami susah payah dalam melakukan perlawanan dengan ketiga lelaki tersebut.
"BERHENTI!!" Teriak sang lelaki gemuk sambil menyeret Elsa dengan menarik rambut kepala wanita itu.
Ronald yang melihat hal itu semakin geram, namun ia berusaha untuk menahan amarahnya dan berhenti dari kegiatan baku pukulnya itu.
"Jadi kau adalah kekasih dari dokter cantik itu? Selamat datang disini tuan muda. Kau tahu alasan apa sampai kami ingin menculik kekasihmu itu?" Tanya sang pria gemuk.
"Saya tidak peduli dengan alasan kalian. Yang saya tahu, saya akan menjebloskan kalian semua kepenjara!!" Ujar Ronald berang.
"Ronald, tolong dengarkan apa kemauan mereka!!" Pinta Elsa kemudian.
"Tidak Elsa, mereka harus dihukum. Mereka juga menyakitimu!!" Jawab Ronald.
"Hahahahaa" tawa sang pria gemuk. "Saya sangat menikmati pertunjukan ini!! Kalian, singkirkan pria itu. Buat dia menyesali perbuatannya karena telah berada ditempat ini. Oia, lumpuhkan dia, tapi jangan sampai mati!!" Ujar pria itu kemudian berlalu sambil menyeret tubuh Elsa.
"Tolong Tuan, jangan... Jangan siksa dia Tuan!!" Pinta Elsa. "Ronald!!" Teriaknya lagi ketika ia melihat Ronald harus mendapatkan perlawanan dari beberapa anak buah lelaki itu.
Namun lelaki itu tidak memperdulikan ucapan dan teriakan Elsa, ia tetap menyeret tubuh Elsa menjauh dari halaman depan ke dalam ruangan yang ada di dalam rumah tua itu.
"Argghh....." Teriak Elsa tatkala pria gemuk itu melemparkan Elsa kedalam sebuah ruang kamar dengan kasarnya. Ia kemudian menutup pintu kamar itu dan menguncinya dari luar.
"Tolong!! Tuan tolong lepaskan saya!!" Teriak Elsa. "Tolong jangan sakiti dia Tuan, tolong jangan bunuh dia!!" Rintih Elsa dalam tangis sambil menggedor-gedor pintu kamar yang terkunci itu.
...
.
.
Hanya segini up.nya... Maaf ๐๐
๐ฅฐ๐ค