Chereads / Beautiful Doctor VS The Cyber Police / Chapter 13 - Wanita itu masih Hidup

Chapter 13 - Wanita itu masih Hidup

Saat Alice dilanda dilema dengan masalahnya saat ini, Viona tampak berbahagia, ia tampak sedang melamun dan sesekali tersenyum sendiri. Mengingat tentang senyum manis nan menawan yang di perlihatkan lelaki berseragam tadi, wanita itu seakan ingin mengakhiri kebekuan dari hatinya. Setelah sekian lama sendiri dalam kesepian semenjak sosok yang sangat dicintainya pergi meninggalkannya, kini ia kembali merasakan getaran itu.

Kejadian itu sudah 3 tahun yang lalu, saat mereka mempersiapkan acara pernikahan mereka yang rencananya akan mereka lakukan diatas kapal pesiar. Lelaki yang mencuri hati Viona sejak mereka masih duduk di bangku SMU itu, tiba-tiba terjatuh lalu menghilang begitu saja. Mayatnya tidak ditemukan, namun kepolisian setempat menyatakan bahwa Tristan telah meninggal dunia, kekasihnya itu pergi sebelum sempat mengucapakan janji pernikahan. Sejak saat itu, hati Viona menjadi beku. Dia yang biasanya sangat periang dan mudah bergaul dengan siapapun, berubah menjadi wanita dingin yang tak mau membuka hatinya kembali untuk pria manapun, menjadi pendiam dan jarang menampakan senyumnya untuk siapapun. Viona hanya sibuk dengan pekerjaannya sebagai seorang konselor, wanita lulusan sarjana psikologi klinik ini lalu mendedikasikan dirinya sebagai seorang konselor di Pusat Rehabilitasi Jiwa.

Wanita itu tersenyum, lalu berkata dalam hati 'Mungkin ini saat yang tepat untuk melupakanmu Tristan, kau sudah terlalu banyak membuatku menderita tanpa kehadiranmu. Sekarang ijinkan hati ini untuk memilih jalannya sendiri'

Viona tersadar dari lamunannya ketika seseorang mengetuk pintu ruang kerjanya.

"Nona Viona, ada seseorang klien yang baru masuk, sepertinya dia membutuhkan anda untuk konsultasi." ujar seorang wanita paruh baya ketika pintu terbuka.

"Oke Oma Rita sayang, sebentar lagi saya kesana!!" kata Viona sambil beranjak dari tempat duduknya. Ada sesuatu yang berbeda dari biasanya, dan wanita paruh baya itu mengerti bahwa Viona kembali menjadi dirinya yang sebenarnya, kembali menjadi Viona 3tahun yang lalu.

...

Viona memasuki ruangan itu dengan sedikit tergesa-gesa, tampak diruangan itu seorang klien yang berteriak-teriak dengan histeris. Ada dua perawat yang berusaha menenangkannya sambil memegang kedua tangan lelaki itu.

"Apakah dr.Febrian telah memberikan obat penenang?" tanya Viona kemudian.

"Sudah, kami baru saja menyuntikkannya" kata seorang perawat menjawab pertanyaan Viona.

"Oke baiklah" kata Viona lalu bergegas kearah tempat tidur dan memegang jemari tangan lelaki itu.

"Selamat sore pak, Saya Viona Rahaya saya seorang konselor disini, bapak boleh menceritakan masalah bapak kepada saya. Sekarang bapak tenang dulu" kata Viona kemudian.

"Wanita itu ada didepan pintu, dia belum mati" kata lelaki sambil menunjuk ke arah pintu.

Viona dan kedua perawat itu lalu mengikuti arah jari klen itu dan menatap kearah pintu, tak ada seorangpun di sana.

"Bapak sayang" kata Viona lembut "Tidak ada seorangpun di sana, sekarang bapak tenanglah dulu. Dan mari ceritakan kepada saya, siapa wanita yang bapak maksud itu" kata Viona kemudian.

Viona lalu meminta kedua perawat tersebut untuk melepaskan tangan klien itu, ia kemudian memperbaiki posisi tidur klien itu dengan menaikan bantal kepalanya dan memberikan posisi yang nyaman pada lelaki itu untuk bercerita. Viona meminta untuk ditemani seorang perawat saja jika sewaktu-waktu klien ini kembali histeris, sedangkan perawat yang satunya boleh meninggalkan ruangan itu.

Viona mengambil posisi duduk disamping tempat tidur klien, sedangkan perawat itu duduk didekat kepala klien tersebut dengan sebuah bangku.

"Bapak, sekarang bapak boleh bercerita kepada kami berdua apa yang bapak pikirkan dan rasakan saat ini. Bapak percayakan kami berdua untuk membantu bapak menyelesaikan masalah bapak." kata Viona dengan tenang.

Lelaki itu lalu menundukkan kepalanya dan kemudian menangis. "Saya sudah melakukan kesalahan besar, saya patut dihukum untuk itu. Tapi tolong katakan pada wanita itu jangan ganggu saya lagi. Saya tidak ingin hidup jika harus seperti ini" lelaki itu kemudian berkata demikian sambil menangis sesenggukan.

"Siapa wanita yang bapak maksud?" tanya Viona kemudian.

"Gadis cantik itu, dia masih hidup." kata lelaki itu sambil menatap tajam kearah Viona. Viona balik menatap mata pria itu, dengan menggenggam tangan lelaki itu Viona berkata "Siapa nama gadis yang anda maksud pak?"

"Gadis itu" lelaki itu menunjuk kearah pintu "Caroline Williams".

...

Alice terkejut ketika ia sampai dirumahnya dan membuka amplop surat yang diberikan suster Ezra tadi padanya.

"Wanita itu masih Hidup!! Dokter Alice, Coroline Williams dia masih hidup!!" itu pesan yang di tuliskan Tn.Alfred padanya sebelum ia keluar dari Rumah Sakit.

Alice tampak gusar dengan semua yang terjadi padanya hari ini. " Wanita itu masih hidup dan membuat diriku hancur seperti ini, lalu jasad siapa yang aku periksa 3 hari yang lalu?? Hah, kalau dia masih hidup lalu makam siapa yang aku datangi tadi??" Alice berteriak dengan marah nya. dia menghamburkan barang-barang yang ada di atas meja kerjanya, lalu berteriak histeris.

Alice duduk disudut kamar dan menangis sesenggukan, dia menangisi karirnya, menangisi setiap kata yang keluar dari mulut direkturnya tadi, menangisi kata-kata yang diucapkan wanita dikuburkan tadi, juga menangisi kenapa disaat seperti ini ada seseorang yang mengungkapkan cinta padanya.

Alice lalu beranjak dari duduknya dan menuju dapur. Ia mengambil sebotol anggur dari kulkas dan ia pun duduk di ruang tamu sambil menikmati anggur dan rokoknya. Ini adalah sisi lain dari pribadi Alice yang tak banyak orang mengetahuinya. Ponsel Alice berdering, tapi wanita itu enggan beranjak dari tempat duduknya untuk mengambil Ponsel yang entah ada dimana, hanya suara ponsel itu yang berdering memenuhi ruangan apartemen itu. Suara ribut dari ponsel itu sama sekali tidak dihiraukan Alice, sedangkan wanita itu yang sedang berbahagia di sana ingin memperdengarkan kabar baik itu pada Alice, berusaha untuk terus menghubungi nya, namun tetap tak ada jawaban. Wanita itu sahabatnya Viona Rahaya.