Chapter 5 - Netizen

Alice baru saja selesai memeriksa pasien. Sehabis mencuci tangannya, Alice berpikir untuk istirahat sejenak dan menyantap makan siangnya. Namun niatnya tersebut tak kesampaian karena pintu kaca UGD terbuka lagi dan mereka kedatangan pasien baru. Perawat langsung cekatan menyambut pasien yang tidak sadarkan diri itu. Keadaan siang ini memang cukup ramai dengan pasien. Semua perawat sibuk dengan tindakan dan terapi dokter, sedangkan ketiga dokter jaga yang lain juga masih sibuk mengurus pasien-pasien yang lainnya. Alice meneguk segelas air putih, lalu bergegas menuju pasien yang baru masuk itu dan langsung memeriksanya.

Pasien dibawa dalam kondisi tidak sadar, wajahnya pucat, konjungtiva anemis, dan bibirnya tampak kering. Alice lalu memanggil bapak itu "Bapak, bapak... " tapi yang di panggil hanya menggumam tidak jelas.

Alice lalu mencatat terapi dan meminta seorang perawat untuk memasangkan cairan infus dan memberikan terapi pada pasien tersebut.

"Mohon maaf, apakah ibu adalah keluarga bapak ini?" tanya Alice pada seorang wanita yang membawa Bapak itu ke RS.

"Maaf dokter, Perkenalkan saya Anastasya, saya bukan keluarga dari bapak ini. Saya adalah seorang psikiater yang praktek di Klinik Liberty, tidak jauh dari RS.Elinton." kata wanita itu.

"Bapak Alfred datang untuk menjalani konsultasi masalah kejiwaannya dengan saya, namun saat berkonsultasi bapak ini lalu seperti melihat sesuatu dan menjadi ketakutan, lalu beliau pingsan. Saya akhirnya membawa bapak ini ke RS ini, karena ini adalah RS paling dekat dengan klinik tempat saya bekerja." lanjutnya kemudian.

"Oke baiklah, saya boleh minta tolong ibu mendaftarkan bapak ini untuk identitasnya di bagian administrasi sebelah sana, dan kalau bisa tolong hubungi keluarganya. Sepertinya Bapak ini mengalami dehidrasi sedang, dia kekurangan cairan dan elektrolit tubuhnya, itu yang membuatnya lemas dan pingsan." kata Alice menjelaskan.

"Baiklah dokter, terimakasih atas informasinya, saya akan ke bagian administrasi dulu untuk mendaftarkannya." kata psikiater itu, lalu pamit undur diri.

...

Azka melihat kolom komentar pada berita tentang kematian model cantik itu.

Pria yang biasanya begitu tampan dengan senyum manisnya, kini berubah menjadi gusar setelah melihat komentar para netizen yg mulai mempertanyakan tentang kematian model itu. Dia melihat komentar paling atas, dan dia sepertinya tahu kalau dokter cantik itu ada di balik semuanya ini. Saat netizen lain mempertanyakan soal kebenaran kematian model itu, ada seorang netizen lain yang menyatakan "Saya tahu kalau gadis itu memang dibunuh".

Azka begitu gusar membaca komentar itu lagi, dan dia tahu jika sekali lagi dokter cantik itulah yang membuat akun baru lain untuk mempermainkan netizen. Bukan hanya netizen, Azka juga merasa kalau tujuan utama dokter itu adalah mempermainkannya.