Chereads / Beautiful Doctor VS The Cyber Police / Chapter 9 - Pencemaran Nama Baik

Chapter 9 - Pencemaran Nama Baik

Alice mencoba untuk menutup matanya, namun ia tak dapat tidur. Ia membalikkan tubuhnya ke kanan dan ke kiri, namun tetap saja otaknya dipenuhi berbagai pertanyaan, walaupun tubuhnya begitu lelah, namun otaknya terus saja mengajaknya untuk berpikir. Vio yang melihat temannya seperti itupun akhirnya menjadi gelisah dan tidak nyaman karena mereka tidur ditempat tidur yang sama. Vio lalu menarik selimut dan bantalnya lalu tidur diruang tamu.

Jarum jam menunjukan pukul 03.00 saat Alice akhirnya bisa tertidur lelap.

...

"Alice bangun, sudah jam 7 pagi. Kamu tidak kerja hari?" teriak Viona membangunkan Alice sambil menarik selimut yang menutupi tubuh Alice. Yang dibangunkan hanya mengeliat sambil menyahut "Aku dinas sore, bebh" lalu melanjutkan tidurnya lagi.

Viona tampak sudah rapih dan cantik dengan balutan dress merah maron, dia sudah bersiap untuk pergi ke kantornya. Wanita cantik itu sekali lagi berkaca sambil memakai rompi hitamnya, dan tas samping hitam telah ia kenakan.

"Bebh, sarapan sudah aku siapin ya. Aku berangkat duluan" Kata Viona sambil tersenyum centil kearah kaca, kemudian pergi.

Viona akan membuka pintu, bersamaan dengan bel apartemen mereka yang dibunyikan. Siapa tamu yang akan datang pagi-pagi begini, bantin Viona. Dia lalu membuka pintunya, jantungnya berdebar kencang dan darahnya seakan berdesir mengaliri tubuhnya yang terasa dingin. Didepannya berdiri seseorang pria tampan dengan balutan baju seragam coklat yang membuatnya tampak gagah, pria tersebut menggunakan kacamata hitam dan tampak senyum indah di bibirnya. Pria itu lalu melepas kacamata hitamnya, yang membuat tatapan Viona dan pria itu bertemu, Viona tampak gugup namun berusaha untuk menguasai dirinya.

"Selamat pagi" kata pria itu membuka percakapan. "Saya Azka Carmelo kepala devisi Cyber Police dari Kepolisian Grazia, saya ingin bertemu dengan dokter Alice Valencia" katanya melanjutkan.

"Selamat pagi, Hhmp... silahkan masuk" kata Viona kemudian dengan suara sedikit terbata-bata.

"Silahkan duduk dulu, saya akan memanggilkan dokter Alice" Viona lalu bergegas menuju kamar dan membangunkan Alice.

"Alice, bangun! Ada seseorang lelaki tampan di depan mencarimu" kata Viona, sambil mengguncangkan tubuh Alice.

"Kamu belum berangkat bebh?" Alice malah balik bertanya pada Viona.

"Ada yang mencarimu bebh" kata Viona lagi.

"Siapa yang bertamu di jam segini? aku masih ngantuk bebh. Suruh saja dia kembali di jam makan siang." kata Alice tanpa membuka matanya dan masih tetap menikmati kasur dan selimutnya...

"Polisi.... Namanya.. Hhmm Azka... Yah namanya Azka Camerlo." kata Viona sambil mengingat-ingat nama pria itu.

"Siapa?" tanya Alice masih dengan mata tertutup.

"Azka Camerlo" jawab Viona spontan.

Alice membuka matanya, secepat kilat Alice sudah berada didepan pintu kamar dan mengintip ke luar. Tampak diluar seorang yang tak asing baginya.

"Ya Tuhan, kenapa dia datang kesini? Ada keperluan apa sepagi inii?" kata Alice gugup sambil mondar mandir di dalam kamarnya.

"Kamu kenal dia?" tanya Viona.

"Tenang Alice, tenang... Kamu harus keluar sekarang!" Alice menenangkan dirinya sendiri, tanpa menggubris pertanyaan Viona. Alice kemudian menarik nafas dalam dan menghembuskannya dari mulut, merapikan rambutnya lalu berjalan keluar dari kamarnya.

Alice tak berkaca dulu, bahkan ia lupa kalau dirinya belum mencuci muka dan menggosok giginya.

Alice berjalan dengan angkuhnya menghampiri Azka yang sejak tadi menunggunya di ruang tamu, Viona mengikutinya dari belakang.

"Ada apa?" Tanya Alice setelah berada didepan Azka.

Azka tersenyum lebar, bahkan hampir seperti akan tertawa melihat gaya Alice yang tak seperti biasanya. Berjalan dengan busana tidurnya, rambut yang sedikit berantakan, tanpa make up dan tanpa mencuci muka, jelas terlihat bahwa Alice baru bangun tidur.

"Selamat pagi dokter Alice, maaf mengganggu tidur nyenyakmu. Saya kesini dengan tujuan untuk menyerahkan surat panggilan dari kantor polisi untuk anda." kata Azka sambil menyerahkan secarik surat kepada Alice.

Alice membaca surat tersebut dan mulai mengernyitkan keningnya.

"Pencemaran nama baik? Apa maksudnya ini??" tanya Alice dengan sedikit tak mengerti.

"Keluarga Caroline Williams menuntut Anda atas pencemaran nama baik. Dari artikel yang beredar yang menyatakan bahwa Caroline sedang mengandung, hal itu membuat keluarganya terguncang. Mereka tidak terima dengan pernyataan anda pada Artikel tersebut" tutur Azka menjelaskan.

"Sebenarnya kasus ini bukan urusan saya, namun karena sejak awal yang menangani kasus kematian nona Caroline Williams adalah divisi saya, maka kepala kepolisian meminta saya untuk mengusut masalah ini." lanjutnya kemudian.

"Artikel apa yang anda maksud? Saya tidak pernah menulis artikel itu? Bagaimana mungkin tuntutan itu ditujukan kepada saya?" Alice tampak gusar dan sedikit takut.

"Dokter Alice, tuntutan itu sudah dicatat. Sebagai petugas saya hanya bisa memeriksa anda, semua pernyataan anda akan saya catat. Saya pamit dulu, saya tunggu anda di ruangan saya pukul 09.00 pagi ini" Azka lalu keluar dari ruangan itu.

...

Alice tidak dapat berkata-kata lagi, dia hanya terdiam memandangi surat panggilan dari kepolisian agar dia segera diperiksa atas tuntutan pencemaran nama baik.

Viona duduk di sampingnya, "Bebh..." kata Viona..

"Itu bukan aku bebh.. Aku tidak pernah menulis artikel seperti itu" Alice lalu memeluk Viona dan kemudian menangis, dia menampakan satu sisi pribadinya yang lain, cengeng dan manja. Viona mendekapnya "Sabar bebh, badai pasti berlalu".