"Kami tidak menemukan sesuatu yang janggal dalam peristiwa ini, ini murni adalah kasus bunuh diri" ujar Azka dalam konferensi pers yang diadakan hari ini di depan Hall of Cyber Police.
Alice lalu mematikan siaran TV tersebut lalu bergegas menuju Cyber Police, sebuah agensi Kepolisian Pemerintah Kota Grazia yang menangani semua kasus yang berkaitan dengan kematian yang tidak wajar.
Sesampainya di gedung itu Alice lalu menuju ruangan kerja pimpinan Cyber Police.
"Selamat siang Pak, Saya Dokter Alice Valencia.."
"Selamat siang dokter, keperluan apa yang membawa dokter kesini?" tanya Pria berseragam itu.
"Saya adalah dokter yang memeriksa pasien yang anak buah anda bawa sudah dalam kondisi meninggal dunia." kata dokter itu tenang.
"Ow, jadi anda adalah dokter itu. Senang bisa berkenalan dengan anda dokter" kata kepala Cyber Police itu sambil mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan.
"Saya Azka Carmelo, kepala divisi Cyber Police untuk wilayah kota Grazia" kata Pria tampan itu dengan senyum manisnya.
Alice menjabat tangan itu sambil tersenyum.
"Saya ingin mengatakan bahwa kasus yang bapak katakan di konferensi pers tersebut adalah kasus bunuh diri, itu sebenarnya tidak benar, Pak. Banyak terjadi kejanggalan pada kasus tersebut. Itu kasus pembunuhan, bukan bunuh diri." kata dokter tersebut dengan tegas.
"Kami sudah mengklarifikasi masalah ini dengan keluarga besarnya, anda harus tahu kalau gadis itu adalah seorang model terkenal sebelumnya, lalu belakangan ini sudah tidak ada lagi agensi yang mau memakainya. Gadis tersebut menjadi depresi dan menggunakan obat-obat untuk penenang. Dia lalu tak kuat dengan semuanya lalu mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri." kata kepala Cyber kemudian.
"Tapi Pak..."
"Tidak ada kata tapi dokter, kasus ini sudah ditutup dan ini resmi permintaan dari keluarganya". kata Kepala Cyber lagi dengan tegas namun masih dengan senyum manisnya.
...
Alice keluar dari ruangan itu dengan hati yang begitu kesal. Ia sudah memeriksanya secara detail, dan dia yakin itu adalah kasus pembunuhan.
Gadis itu dibawa ke RS. Elinton, sebuah RS swasta tempat Alice bekerja kemarin malam sudah dalam kondisi tidak bernafas, nadi tidak teraba. Terdapat luka lilitan pada lehernya, mulutnya berbusa. Dari wawancara dengan polisi yang mengantarnya didapati data gadis itu sudah ditemukan tak bernyawa dengan lehernya terlilit tali yang terpasang di pintu kamar mandi di kamarnya.
Wawancara dengan keluarga, ibunya mengatakan anaknya belakangan menjadi depresi karena sudah tidak ada perusahaan yang mau bekerjasama dengan dirinya. Anaknya lalu menggunakan obat-obat penenang.
Sekilas ini seperti sebuah kasus bunuh diri.
Namun, Alice dengan sedikit rasa penasaran mulai memvisum jasad tersebut. Alice mendapati ada bercak darah pada vagina gadis itu dah masih ada sperma yang tertinggal pada liang vaginanya. Juga saat dilihat bekas lilitan tali pada leher gadis itu ada seperti dua bekas. Bekas pertama yang terlihat jelas membentuk huruf V pada leher gadis itu, ya ini adalah bekas tali gantungan yang tergantung di pintu kamar mandi. Sedangkan bekas kedua yang agak samar melilit dengan tali yang agak lebar melingkar pada leher gadis itu dari leher depan hingga leher belakang. Alice menduga ini adalah penyebab kematiannya yang sebenarnya. Juga terdapat bekas kuku pada rahang gadis itu.
Alice begitu kecewa dan gusar hingga ia tak fokus pada segerombolan polisi yang berjalan ke arahnya. Dan Akhirnya terjadilah tabrakan itu.
"Maaf..maaf.." kata Alice kemudian.
Pria yang di tabrak hanya tersenyum simpul.
Alice akan kembali melanjutkan perjalanannya saat akhirnya dia sadar bahwa kelima polisi tersebut adalah polisi-polisi yang membawa mayat gadis itu kemarin malam.
"Tunggu.." teriak Alice kemudian.
"Kalian berlima masih mengenalku kan??" kata Alice sambil menatap mata kelima pria itu secara bergantian.
"Dokter.. Apa yang membuat dokter kesini?" tanya seseorang dari mereka.
"Kamu masih ingat saya kan? Syukurlah" seru Alice dengan senangnya sampai ia tak sadar kalau dia merangkul pria itu.
"Ehem. Maaf... Saya terkadang memiliki sikap yang seperti ini jika terlalu bahagia" Alice lalu menjauh selangkah dari pria itu dan mulai manjaga sikapnya.
"Saya kamari untuk menyatakan bahwa...."
"CYBER FIVE...." tiba-tiba terdengar teriakan dari depan pintu ruang kepala Cyber Police.
tanpa aba-aba kelimanya langsung dalam posisi siap langsung mengatakan "SIAP KOMANDAN"..
"LARI.." teriak kepala Cyber dan mereka berlima pun langsung pergi dan meninggalkan dokter Alice yang belum sempat menyatakan maksud kedatangannya.
...
catatan penulis:
Haii dear, selamat membaca ya dan semoga novel ini bisa menemani hari anda..
Oia, jangan mencari di Peta atau jangan tanyakan Mr.Google dimana letak Kota Grazia, karena kota Grazia adalah kota fiktif yang diciptakan penulis.. Bukan hanya kota, namun ada beberapa tempat dan organisasi yang diciptakan sendiri oleh penulis..
Akhirnya, selamat membaca, dan semoga anda semua senang...
Vee_Ernawaty
š¤š„°