"Jane! Cepatlah kau harus datang cepat hari ini" teriak Lin lantang dari bawah agar Jane cepat keluar dari kamarnya, ya lihatlah sekarang Lin dan Jane sudah seperti teman, lebih tepatnya kakak dan adik.
"Ya ya ya, aku selesai, cepat kita pergi" Jane berlari kecil kemudian meraih kunci mobil sportnya diatas meja dekat pintu keluar lalu langsung melesat keluar kearah parkiran dan malah meninggalkan Lin yang masih menekan digit keamanan unitnya padahal sedari tadi Lin sudah menunggunya, memang Jane sialan. Untung dia adalah adik dari bosnya, kalau bukan heels sudah melayang kekepalanya, hmm Lin kejam.
Lin berlari kecil menyusul Jane, setelah sampai diparkiran mereka segera masuk kedalam mobil Jane dan memastikan agar tidak ada yang ketinggalan, kemudian langsung saja Jane bergegas menekan pedal gas dengan kecepatan dapat dikatakan tinggi, namun tinggi bagi kita sedang menurut Jane, maklum aura seorang pembalap gadungan.
***
Kantor YG Ent.
Sekitar 35 menit mereka sampai, Jane langsung memarkirkan mobilnya dan turun dengan angkuhnya, dengan Lin yang mengekor dibelakangnya tidak kalah sombong juga, sebenarnya itu bukanlah Lin, tapi saat diperjalanan tadi Jane sudah memberitahunya untuk tidak menundukkan kepalanya-Lin saat berjalan bersamanya-Jane dan mengenai Lin yang berjalan dibelakangnya itu bukan kemauan Jane melainkan Lin sendiri karena dia malu jika harus berjalan sejajar dengan Jane mengingat tinggi mereka yang cukup jauh membuat Lin malu bukan main, padahal umurnya lebih tua dari Jane, oleh karena itu sepulang ini Lin bertekad untuk meminum susu tinggi kalsium sebanyak mungkin untuk menambah tinggi badannya karena dia merasa tubuhnya masih dalam masa pertumbuhan, hey hey Lin singkirkan pemikiran terakhirmu ini umurmu saja sudah 23 tahun mana mungkin tulangmu akan tumbuh lagi yang benar saja.
Semua pasang mata teralih melihat kedatangan Jane mulai dari saat dirinya keluar dari mobil sportnya, semua harus tahu hanya Jane yang membawa mobil sport kelas atas seperti ini dikantornya, terlebih lagi Jane hanyalah bekerja dikantor sebagai salah satu eksekutif dan bukanlah artis, ini tentu membuat semua orang menyorotnya, pandangan mereka sirat akan kebingungan dan kekaguman.
"Lin apa semua sudah siap?" Jane bertanya disela perjalanan mereka menuju lift.
"Sudah, tapi aku akan mengeceknya lagi nanti"
"Baiklah pastikan semuanya sempurna dan tidak ada cacat"
"Tentu Mrs. Atres" Jane tersenyum simpul mendengarnya, dia bangga dengan nama belakangnya begitu berwibawa dan elegant, sempurna! Ya walaupun banyak yang harus dipertanggungjawabkan olehnya atas nama yang disandangnya, namun tak apa, Jane yakin dia memang pantas.
Ting.
Pintu lift terbuka, Jane masuk kedalam lift karyawan biasa, dia menolak untuk menggunakan lift khusus, sengaja pikirnya hanya untuk hari ini saja menebar pesonanya pada seluruh karyawan dikantor ini, biar mereka semua tahu dirinya itu sempurna.
Sret
Jane terkejut dengan tiba-tiba laki-laki berlari kearah lift dengan cepat sebelum pintu lift tertutup dan langsung mengambil posisi berdekatan dengannya.
Seluruh penghuni lift menatapnya penuh minat, Jane biasa dengan tatapan itu tapi ada satu lelaki yang berada didekatnya-Jane melihat dari ekor matanya si lelaki menatapnya dengan senyuman diwajahnya, Jane risih tentu saja karena ulah lelaki ini, namun mencoba untuk tidak peduli dan Lin bersikap seperti biasa saja karena dirinya memang tidak sadar akan hal itu.
Satu persatu karyawan keluar dari lift dan sekarang tinggal 3 orang didalam lift, itu adalah Lin, Jane dan tentu saja Bobby si lelaki tadi.
Mereka-Jane dan Lin sampai dilantai 15 kemudian langsung keluar lift menuju ruangan mereka, namun Jane harus dibuat risih lagi, ternyata Bobby juga terus mengikutinya sedangkan Lin dari tadi setiap dirinya dan Jane bertatapan selalu melayangkan tatapan seperti 'mengapa Bobby mengikuti kita? Ada apa dengan kalian? Kau mengenalnya? Kenapa?' Dan Jane malas untuk menjelaskan hal semacam itu pada Lin.
Jane langsung masuk keruangannya diikuti Bobby dibelakangnya dan Lin tetap didepan ruangannya karena mejanya disana, namun setelah sampai dimejanya Lin langsung mengambil sesuatu yang dianggapnya perlu untuk keperluan rapat dan langsung kembali turun menuju ruang rapat untuk mengecek kesiapannya.
"Jadi apa yang kau inginkan Bobby?" Ucap Jane mencoba meredam amarahnya karena pagi-pagi sudah didatangi makhluk langka yang menyebalkan seperti dihadapannya kini yang sedang berdiri tepat didepan meja kerjanya.
"Apa aku tidak boleh bertemu dengan kekasihku?" Ucap Bobby santai yang kini sudah beralih kesamping Jane dan menyenderkan tubuhnya dimeja kerja kekasihnya.
"Jangan membuat moodku menjadi jelek, aku ada rapat perdana pagi ini"
"Aku tahu" Jane sebenarnya ingin bertanya tahu darimana? Namun diurungkan saja niatnya karena tidak ingin memperpanjang argumennya dengan Bobby.
"Aku kesini hanya ingin mengambil hakku"
"Apa? Hakmu? Apa hakmu?"
"Morning kiss"
"Sialan kau"
"Wah tega sekali kau menyumpah serapahi kekasihmu baby, kau tahu? Sudah dari pagi-pagi sekali aku menunggu untuk bertemu denganmu karena kita belum bertukar nomor ponsel, aku belum sarapan dari tadi dan sekarang aku malah sarapan sumpah serapahmu"
"Baguslah"
"Sialan kau Jane, berapa nomor ponselmu"
"Aku memakai nomor telpon london, aku belum ganti kartu" Jane jelas berbohong, bagaimana bisa menelpon Alex dan Lin jika masih menggunakan kartu asal negaranya? Dari hari pertama dia tiba di Korea, Alex sudah benar-benar mempersiapkannya dengan matang.
"Kau berbohong"
"Aku tidak"
"Kau iya"
"Tidak B" suara Jane mulai naik satu oktaf.
"Kau berbohong Jane Clarkson Atres" suara Bobby berubah datar, membuat Jane sedikit tertegun saat nama lengkapnya dipanggil Bobby, tentu saja Bobby tahu nama lengkapnya, Jane itu terkenal, biodatanya ada dimana-mana.
"Baiklah, kemarikan ponselmu" ucap Jane mulai bernegosiasi.
"Tidak, ponselmu Jane, berikan padaku" ahh seakan-akan Bobby sudah tahu gelagat Jane yang mempunyai rencana untuk memberikan nomor palsu, perlahan Jane meraih ponselnya dan memberikannya pada Bobby.
Bobby tersenyum manis namun Jane melihatnya dengan tatapan datar sedatar-datarnya dia kesal sekarang.
"Itu nomorku, sudah ku save di ponselmu jangan coba-coba untuk menghapusnya apa kau mengerti baby" Bobby sudah menelpon kenomornya melalui ponsel Jane dan menyimpan nomor Jane dengan nama kontak 'My Princess' aww seperti remaja saja hahaha~
"Ck! Bukan urusanmu" ketus Jane yang malah membuat Bobby semakin gemas melihatnya.
"Kau tahu? Aku kemarin sangat merindukanmu baby, ah tidak tidak bukan kemarin, tapi semenjak kau pergi dari apartemenku aku sudah sangat merasa kesepian, I miss you so much"
"I hate you" balas Jane seadanya.
"I love you too baby" seraya mengelus pucuk kepala kekasihnya sayang tanpa merusak tatanan rambut Jane yang sudah digulung rapi.
"Sekarang keluar dari ruanganku B"
"Tidak, sebelum aku mendapat morning kiss ku"
"Tidak"
"Baiklah aku akan tetap berada disini"
"up to you"
Jane berusaha fokus pada pekerjaannya untuk menandatangani beberapa berkas yang menurutnya benar dan mencoret beberapa berkas yang menurutnya tidak pantas, namun sebenarnya Jane tidak fokus pada pekerjaannya karena Bobby terus menempel didekatnya, baik itu menyender dimejanya sambil memperhatikannya atau kadang-kadang duduk dilantai sebelah kursinya, atau seperti sekarang duduk dihadapan Jane sambil terus meneliti Jane dengan seksama.
"Ok Bobby, enough, sekarang pergilah aku sudah sangat risih"
"Tidak, sebelum aku mendapatkannya-morning kiss"