Chereads / One Night Couple / Chapter 21 - Warm (2/2)

Chapter 21 - Warm (2/2)

..

"Baiklah, jadi bisa kau jelaskan sekarang apa hubunganmu dengan Bobby?"

Bobby tersenyum manis dan Jane bingung bagaimana harus menjelaskannya, baiklah Bobby hanya pacar kontrak ah pacar? Paksaan lebih tepatnya Bobby yang memaksanya baiklah jadi apa hubungannya sekarang? Bingung.

Bibir Jane keluh sudah sekitar 6 detik berlalu, ruangan sunyi menunggu jawaban Jane dan disatu sisi Bobby dan Lin penasaran apa yang akan dikatakan Jane.

"Jane-"

"Baiklah, baiklah Bobby adalah —" Jane menggantung kalimatnya, bola matanya melirik Bobby yang memberikan tatapan seolah-olah "katakan aku kekasihmu atau aku akan menjelaskan semuanya" baiklah Bobby kejam.

Lin memicingkan matanya heran, sebenarnya ada apa dengan Jane dan Bobby? Lin ingin membuka suara tapi Jane mendahuluinya.

"He is My Boyfriend"

Bagaikan disambar petir disiang bolong, Lin menjatuhkan rahangnya tidak percaya, bagaimana bisa mereka menjalin hubungan? Sedangkan Jane saja belum genap 4 hari berada di Seoul, ini benar-benar gila.

"Ka-kau tidak serius kan?" Kini giliran Lin yang tergagap bingung menyikapi hal ini bagaimana, dia sudah bingung untuk mencerna semuanya. Otaknya yang memiliki fungsi untuk berpikir nampaknya tidak berguna sekarang.

"Tidak, kami memang sepasang kekasih sekarang" kali ini Bobby yang menjawab dengan santai.

Bobby beranjak dari single sofanya berjalan mendekati Jane lalu memeluk Jane dari belakang menompangkan dagunya dibahu sempit kekasihnya.

Lin terkejut bukan main melihat Bobby yang memeluk Jane dengan santainya "Kau lihat? Kami sedang tidak bercanda, benarkan baby?" Jane sebenarnya kesal bukan main sekarang tapi ini bukan saat yang tepat untuk membanting tubuh laki-laki yang sedang memeluknya posesif jadi ia hanya tersenyum kemudian berucap "Aku sedang tidak bercanda Lin, Bobby memang kekasihku, itulah mengapa aku tidak mau kau mengetahuinya kau pasti syok seperti sekarang" seraya mengelus wajah Bobby yang masih bertengger nyaman dipundaknya. Akting yang sempurna.

"Astaga! Bagaimana bisa Jane?!" Lin lagi-lagi histeris melihat aksi kedua aktor dan aktris handal didepannya.

"Hm, ada sedikit kejadian gila yang membuatku bisa bersama dengan lelaki bodoh ini" ucap Jane santai disertai cengiran membuat Bobby memutar bola matanya malas, memangnya siapa yang memulai ini duluan? Apa Jane tidak sadar dia sendiri yang bodoh menciumnya-Bobby tanpa peringatan? baiklah lupakan, lagipula Bobby tidak merasa rugi.

Lin menarik nafasnya dalam kemudian menghembuskannya perlahan lalu dengan susah payah ia berucap agar terlihat sedikit santai.

"Baiklah, Ahh kurasa rasa penasaranku sudah terjawab sekarang, tapi untukmu Bobby, kau harus berhati-hati kau tahu bukan, tidak ada yang boleh menjalin kasih dikantor ini sesama karyawan ataupun artis dan ini sudah jadi peraturan mutlak, jika kau lengah dan hubunganmu diketahui kau pasti tahu akibatnya untukmu B" Bobby hanya tersenyum kemudian mengangguk paham.

"Dan Jane..." Lin meraih tangan Jane "... aku senang kau mempunyai kekasih, aku harap kau bahagia jadi kau tidak perlu menganggap tinggal di Seoul adalah hukumanmu, aku yakin Bobby yang bodoh ini bisa membuatmu seperti berada 'dirumahmu', ya walaupun aku tidak menyukai Bobby karena dia begitu menyebalkan tapi aku mendukung hubungan kalian, karena aku tahu Bobby bukan lelaki brengsek, dia tidak pernah terlibat skandal jelek bahkan untuk urusan gosip dekat dengan wanita pun dia bersih, aku yakin Bobby sangat menyukaimu, ahh tidak tidak, bukan menyukai melainkan mencintaimu, sangat terlihat dari mata sipitnya itu ketika dia memandangmu" Jane terperangah, hatinya menghangat mendengar kalimat terakhir Lin, menghangat?! Hatinya-Jane menghangat karena kalimat terakhir Lin tadi?! Oh ayolah! Jane tidak akan pernah menyukai kelinci penipu ini!, Namun dalam benaknya-Jane ia bertanya-tanya apa hal itu benar? Tapi Jane memang mendengar sendiri Bobby berkata malam itu bahwa Bobby menyukainya tapi apa mungkin Bobby sekarang mencintainya? Tidakkah itu terlalu cepat?

Selagi Jane masih larut dalam pikirannya Bobby hanya tersenyum tulus pada Lin, baiklah rencana Bobby, dia batalkan untuk melempar Lin ke sungai Han karena sikap menjengkelkannya beberapa saat yang lalu, membuatnya mengurungkan niatnya, ternyata Lin berada dipihaknya sekarang, semua yang dikatakan Lin memang benar adanya dan Bobby bingung harus mengucapkan terima kasih yang bagaimana pada Lin karena dia menyampaikan perasaan yang sedang disimpannya dan suatu saat baru akan diberitahukan pada pemilik hatinya.

"Baiklah Jane sebaiknya kau makan makananmu kurasa sudah dingin sekarang, aku akan kembali ke mejaku" Jane tersadar dari lamunannya.

"Kau tidak ingin makan bersama kami?" Itu Bobby yang bersuara, karena Jane masih sedikit blank.

"Tidak, aku sudah makan barusan ahh!! ... dan aku tidak mau jika harus melihat pasangan yang masih kasmaran bisa-bisa mata suciku ini tercemari karena kalian melakukan hal yang iya-iya" Bobby hanya tertawa dan Jane mendengus sebal.

Lin langsung keluar ruangan dengan cengiran yang terus menghiasi wajahnya.

"Sekarang lepaskan aku" suara Jane memecah keheningan karena Bobby yang tidak bergerak dari posisinya padahal Lin sudah menghilang ditelan bumi-coret telan pintu maksudnya.

"Tidak mau"

"Kau tidak ingin makan? Aku lapar, kalau kau tidak mau makan sudah keluar sana"

"Suapi aku baby" Bobby memulai mode manjanya dan itu membuat Jane benar-benar mempertanyakan apakah benar Bobby yang sedang bersama sekarang adalah laki-laki yang sama ditemuinya di club beberapa hari lalu? Entah sudah keberapa kali dia bertanya mengenai hal ini pada dirinya sendiri.

"Astaga, apa kau pikir kau ini masih bayi?"

"Aku hanya ingin bermanja-manja denganmu baby, suapi aku" Bobby menenggelamkan wajahnya diceruk leher Jane, sebenarnya ingin sekali sekarang Jane mematahkan leher Bobby yang terus mendusel-dusel manja dibahunya, namun hati Jane masih merasa senang saat mengetahui Bobby yang ternyata bukan pria brengsek dengan dikelilingi banyak wanita dan Bobby hanya berperilaku manja seperti ini hanya pada dirinya dan bukankah seharusnya Jane merasa beruntung memiliki lelaki seperti ini kan? Baiklah memikirkan hal itu membuat wajahnya merona. Sebenarnya ada apa dengan dirinya? Ah sialan pikir Jane.

"Baiklah aku akan makan sendiri daripada kau nanti mogok makan" ucap Bobby terkekeh geli melihat Jane yang hanya melamun kesal dari tadi.

Saat Bobby akan menarik wajahnya menjauh tangan kiri Jane menahannya, "Mau kemana kau?"

"Makan" jawab Bobby singkat dan malah sengaja mendusel-duselkan pipinya ditelapak tangan Jane yang menyentuh wajahnya.

"Jadi tidak mau aku suapi?" Ucap Jane menoleh kearah Bobby.

"Katanya kau tidak mau menyuapiku" goda Bobby menjengkelkan.

"Baiklah, aku tidak jadi meny-"

"Tidak tidak! Jangan! Aku mau, suapi aku Baby" kini malah Bobby mengeratkan pelukannya dari Jane agar Jane tidak bisa kemana-mana.

Jane terkekeh geli dalam hati, sepertinya dia punya hobby baru untuk menggoda Bobby menaikkan hormon bahagiannya lumayan haha~

"Lepaskan B"

"Tidak, aku tidak mau" lagi-lagi Bobby menenggelamkan wajahnya dibahu Jane.

"Bagaimana aku bisa menyuapimu kalau kau seperti ini sialan" ucap Jane lembut namun menyakitkan diujung kalimatnya.

"Baiklah" Bobby tersenyum lebar, kemudian melonggarkan pelukannya yang memeluk posesif kekasihnya.

Jane meraih kotak makanannya kemudian mulai menyuapi Bobby yang terus menempel ditubuhnya seperti ulat bulu kegatelan, oke itu memang Bobby benar adanya fakta.

Tidak tahu bagaimana cinta itu dimulai. Mungkin memang benar tentang pernyataan bahwa kita tidak bisa memilih pada siapa kita jatuh cinta karena semua itu terbukti adanya.

Jika boleh memilih mungkin Bobby tidak akan memilih jatuh cinta pada Jane yang jelas-jelas membuatnya harus berjuang keras untuk meyakinkan si gadis, mungkin akan lebih mudah bagi Bobby jika dia bisa jatuh cinta pada salah satu gadis yang mengejarnya, jadi dia tidak perlu repot-repot untuk berjuang dan mengejar gadis seperti yang sedang dia lakukan sekarang.

Apalagi jatuh cinta pada seorang Atres, sungguh diluar jangkauannya, tentu saja jika hanya kekayaan dia tidak akan bisa disandingkan sekelas dengan keluarga Atres, kenyataan itu hanya membuatnya tersenyum miris bingung harus bagaimana, tidak ada yang dapat diberikannya pada Jane, Jane memiliki segalanya yang dia butuhkan semuanya, apapun itu dia-Jane akan mendapatkannya, kekayaannya-Jane mungkin seperempat dari kekayaan didunia ini. Jadi yang Bobby hanya mampu berikan hanyalah cinta yang tulus pada si gadis yang tidak mungkin ada orang lain mampu berikan pada Jane selain dirinya.