Lean selalu bela-belain lo. Gue harap lo ngelakuin hal yang sama.
Kalimat Ocit tadi pagi terus menghantui Rein. Dia seolah disadarkan jika Lean selalu berada di barisan depan untuk membelanya. Sayangnya, terkadang Rein tidak menyadari itu. Katakan dia terlalu takut dan terlalu memedulikan omongan orang.
"Sorry, Le!" gumam Rein dengan bibir bergetar.
Gadis itu duduk di ranjang sambil setengah melamun. Sepanjang hari dia tidak berkomunikasi dengan Lean. Berkali-kali dia menghubungi lelaki itu tapi selalu tidak tersambung. Mungkin saja Lean sepanjang hari hanya tidur.
Rein lalu mendongak, melihat jam dinding yang menunjukkan pukul sebelas kurang lima belas menit. Tiba-tiba dia ingat kalimat Lean kemarin.
Gue berangkat besok malem. Kalau lo berubah pikiran, langsung aja dateng ke apartemen jam sebelas.