Pukul 13:58 WPM.
Akio yang sudah bersiap ke pertemuan, mengeluarkan mimik muka yang masam.
"wah enaknya kalian bisa bersantai disini..jadi iri hufft" ucap Akio lemas
"semangaatt Jendral..." Ucap Juke dan Airi dengan semangat
"aku akan menemanimu tuan Akio" ucap Jihan
"ha ha ha ... tidak perlu mba Jihan, kamu bersantai saja disini nikmati liburmu, okehhh" ucap Akio Lembut
"heeleehh sok sokan gak mau pula, padahal kesepian" Ellia mengejek Akio
"baweeeellll..."sambil merapikan pakaiannya
"yosshhhhh semuanya, aku pergi dulu"
[Teleport]
"malasnyaaa..." gumam Akio yang telah berada didepan pintu masuk asosiasi Malaysia
dengan perlahan Akio berjalan menuju ruang pertemuan.
Ciuuutttt... Akio membuka pintu ruang pertemuan perlahan
"ini dia yang kita tunggu" ucap Mikel
dengan mimik wajah yang membosankan Akio menuju meja diskusi.
"waaahhhh Raja Akioooooooooo...." teriak salah satu gadis perwakilan Jepang riang
Akio yang mengarahkan pandangannya pada sumber suara, membuat mata Akio membesar terkejut karena yang ditemuinya di ruang pertemuan.
"Riinnnnnn..... no..nona,, Kaoruuu...bagamana bisa ada disini" Akio terkejut dengan bicara terbatah
"waahhh semakin gagah saja kamu raja, tak kusangka kamu lebih tinggi dariku sekarang yah" Rin mengejek
"sialanann... jangan panggil aku dengan raja lagi Rin, aku sudah tak lagi memimpin"
Akio tersenyum sedih ketika mengalihkan pandangannya dari Rin dan melihat Kaoru. Kaoru adalah kakak perempuan dari Kaori yang tewas 4 tahun lalu, pertempuran yang membuat Akio membubarkan Crow Nites kala itu.
"haaii HARUMA.. lama tak bertemu"
"nona Ka.. Kaoruu..." mata Akio berlinang dan menundukkan kepalanya
"heiii sudahlah Akio, jangan terus menanggung beban itu, selalu saja kamu menghindariku setelah pertempuran itu" ucap Kaoru lembut dengan suara beratnya
Akio yang hanya menganggukkan kepalanya, duduk tanpa berkata.
"emmm maaf, apa bisa kita mulai pertemuannya?" tanya ketua Farouq yang sedikit cecmas mengganggu pertemuan mereka.
"langsung saja mulai dan ke poin nya ketua Farouq" ucap Kaoru
Ketua Farouq dan Kim yang ditunjuk sebagai pemimpin pasukan pertemuran nanti menjelaskan satu persatu poin pada Kaoru dan Rin, hingga selesai yang disampaikan. Kaoru memotong pembicaraan..
"sebentar ketua..."
"mengapa kamu tak ikut bertempur Akio?"
"aku hanya ingin melatih tim yang kubawa nona Kaoru, tak lebih"
"lalu... apa kau ingin tetap melihat saja saat pasukan kita kalah nanti?"
Akio hanya diam dengan menundukkan kepalanya
"bagaimana bisa kamu sudah banyak berubah Akio? Semua Crow nites saat itu juga tahu kalau itu bukan kesalahanmu, jadi berhentilah menutup dirimu dengan beban yang kamu tanggung itu"
"maaf, aku tak ingin membahas soal itu nona" Akio menggelengkan kepalanya perlahan
"fiuhhh... terserah kamu saja"
"tapi kumohon Akio, aku menyayangimu seperti adikku sendiri. Jadi sekali lagi kukatakan padamu, jadilah dirimu seperti dulu Akio"
Kaoru yang mengambil sesuatu dari dalam tasnya, melemparkannya ke arah Akio
"itu Diari milik Kaori, kurasa kamu yang lebih pantas menyimpannya. Sudah lama aku sebenarnya ingin memberikan itu padamu, namun setelah kamu membubarkan Crow nites kala itu dan menghilang, aku menyimpannya sampai aku bertemu denganmu"
Akio yang melihat diari Kaori di atas meja dengan mata yang sangat berlinag menahan air mata, mengambilnya dengan gemetar.
Akio yang terpaku dengan yang dipegangnya sekarang, tak mampu menahan kesedihannya, air mata pun mengalir membasahi kedua pipi akio.
"maafkan aku semua, maafkan sudah membuat pertemuan ini menjadi terhenti dengan sisi lemahku"
"Ketua, Kapten Kim.. aku pamit dulu"
[Teleport]
Akio menghilang dalam sekejap.. Chao Xing, Mikel, dan Ketua Farouq yang tak tahu dengan kemampuan Akio pun tercengang seketika.
"apa yang barusan terjadiii??? ke... ke..mana ia menghilang??" ucap Chao Xing dengan suara terbatah
"sudah lanjutkan saja diskusi kita, biarkan ia bersedih" ucap Kaoru
"anoo.. baiklah.. kita lanjutkan lagi diskusi kita" ucap Ketua Farouq yang masih tercengang dengan Akio yang menghilang dalam sekejap.
"kemarin malam aku mendapatkan kabar dari Arshalan kapten Cronites Malaysia, bahwa para Pires mencoba meluaskan cakupan wilahnya di Kelatan, namun berhasil digagalkan Arshalan dan beberapa pasukannya di perbatasan Kelatan. Arshalan yang meminta bantuan sesegera mungkin padaku setelah menahan perbatasan, tampaknya telah mencapai batasnya"
"baiklah kalau seperti itu ketua, kita ambil voting lagi saja mengenai waktu penyerangannya" ucap Kim
"aku seperti biasa Kapten, lebih cepat lebih baik" ucap Chao Xing
"aku setuju dengan Chao Xing" Mikel menimpa
"aku masih seperti dulu Kim, aku mengikuti perintah pemimpin saja" ucap Kaoru yang diikuti Rin dengan mengaggukkan kepalanya
"tentukanlah keputusanmu Kapten Kim, kurasa Akio juga sependapat denganku" ucap Akio yang menerima kepemimpinan Kim sebagai kapten tim penyerangan nanti.
"baiklahh, besok fajar kita mulai operasi penyerangannya..." ucap Kim dengan tegas
"bolehkah aku memnita bantuan sedikit lagi?" ucap Ketua Farouq
"sebenarnya Thailand juga diserang oleh Pires di kota Pattaya, mumpung kalian sudah disini.. bisakah kalian juga membantu Thaliand, karena negara Malaysia yang letaknya berada di bawah Thailand, tak ingin mengambil resiko jika Pires yang berhasil menaklukkan Thailand mulai beranjak ke tanah Malaysia lagi. Aku memohon bantuan ini sekali lagi jika hal yang tak diinginkan terjadi saudara sekalian" ucap Ketua Farouq memohon.
"tenang saja Ketua Farouq, selama bukan Bhagiah (penguasa kegelapan) dan para jendralnya yang menyerang, kita pasti berhasil menuntaskan semua Pires yang ada" ucap Kaoru
"aku juga sependapat dengan Kaoru, karena itulah yang membuatku yakin Tuan Akio untuk tidak terjun langsung pada medan perang nanti dan memilih untuk melatih timnya, bukan maksudku untuk meremehkan pertempuran nanti.." ucap Kim
"lagian jangan memohon seperti itu Farouq.. ini memang tugas kita semua sebagai Cronites dalam membasmi mahluk busuk tersebut" ucap Kaoru dengan tegas
"baiklaahhh.... persiapkan diri kalian esok fajar semuanyaa" Teriak Kim menyemangati semua
"yeaahhhhhhhhhh....." Teriak Ketua Farouq, Rin, Mikel dan Chao Xing yang teriakan lebih keras dari semuanya.
Kaoru yang merasa khawatir dengan Akio, menyuruh Rin untuk mencarinya disekitar dengan kemampuan [Detection] nya.
"nee Kaoru-senpai.. aku merasakan aura Raja Akio di atap gedung ini"
"kurasa ia tak sepenuhnya berubah..selalu memandang langit sebagai penenangnya" ucap Kaoru pelan
"Rin kamu tunggu sini, aku mau menemui Akio dulu"
"siaaapppp.... Kaoru-senpai" ucap Rin yang selalu riang karena sifatnya yang selalu ceria.
"baiklah Ketua, kurasa diskusi ini cukup untukku. Aku izin meninggalkan ruangan Ketua" ucap Kaoru sopan yang membungkukkan tubuhnya dan berjalan keluar meninggalkan ruangan.