Negeri Sembilan, Malaysia.
"bagaimana dengan respon bala bantuan yang kita sudah kirimkan Yazid?" ucap ketua Asosiasi Cronites Malaysia ucap ketua Farouq pada asistennya.
"semua negara yang kita minta bantuan akan datang rabu nanti ketua, namun Thailand mendadak membatalkan pengiriman bantuan mereka. Karena mereka juga sedang bertarung mempertahankan kota Pattaya yang diserang Pires. Selain Thailand semunya bersedia untuk membantu kita" ucap Yazid dengan formal.
"baiklah, kamu boleh keluar sekarang"
Ketua Farouq memutar kursi nya menghadap dinding kaca yang ada di belakangnya. Dengan cerutu di tangan kanannya, ia berpikir keras untuk negaranya.
Kringg,, kringg,, kringg suara telepon diatas meja ketua Farouq berdering, dengan santai ia mengangkat telepon dengan tangan kanannya.
"Ketua, perwakilan dari Jepang ingin berbicara dengan anda, bagaimana ketua?"
Suara gadis staff asosiasi dari telepon.
"baiklah, sambungkan aku dengannya"
Tutt,, tuutt, kring
"Farouq disini" dengan bahasa jepang logat melayu farouq berkata.
"maaf pak mengganggu waktu anda, saya Eiji wakil menteri ingin menyampaikan pesan dari ketua mengenai permintaan anda pada kami sepertinya Cronites kami akan terlambat dengan waktu yang ditentukan kemarin, karena dua Cronites yang akan kirimkan kesana masih berada dalam pertemuan di Inggris. Kuharap anda tidak tersinggung dengan kabar dari kami"
"ohh tidak apa, aku juga mendengar mengenai pertemuan itu, titipkan salamku pada ketua Mamoru saja"
"baiklah pak, saya akhiri panggilan ini" ucap wakil menteri dengan nada formal.
Ketua Farouq yang meggosok keningnya dengan tangan kirinya, mulai merasa stress dengan keadaan yang menimpa Malaysia, apalagi dengan berhasilnya invasi Pires di kota Papar mulai membuat Ketua Farouq tak bisa berpikir dengan tenang.
Bel pulang sekolah SMA Tunas Bangsa berbunyi, menandakan usainya semua pelajaran untuk hari ini.
Di dalam ruangan kelas 11-B
Mishall yang berjalan hendak keluar kelas, dipanggil oleh Akio yang ada dibelakangnya.
"hey Mishall, boleh aku minta tolong padamu?"
"hoohh kau pasti ingin aku menjadi pacarmu kan? Tidak tidak, aku tidak ingin mengecewakan adikku" ucap Mishall bercanda
Ketokkk,,, Akio mengetokk kepala Mishall dengan pelan.
"apalah kamu ini nenek sihir, anoo,, boleh aku pinjam mobil dan mengantar adikmu pulang hari ini?"
"baiklah, tapi nanti kamu harus membawakanku es krim. Terserah es krim mana saja boleh, oh iya sekalian isi bensin ku yah hahaha"
"gak jadi deh, banyak sekali permintaanmu, uang bulanan sudah sekarat tauuu" ucap Akio lemas
"oh yasudahhh, kalau begitu aku pulang dulu yah" ucap Mishall dengan pede.
"dasar nenek sihir sialann" ucap Akio dalam hati dengan geram.
Mishall pun berjalan keluar kelas.
"sudah jangan nangis Akio, kuncinya aku gantung di gagang pintu yah. Soal tadi aku hanya bercana, jangan serius banget dong" ucap Mishall dengan keras sambil tertawa.
Akio yang tadinya mengeluarkan mimik yang menyeramkan, sekejap ceria kembali.
"Akio,, tapi bagaimana aku pulang nya?"ucap Mishall yang tiba-tiba mengejutkan Akio dari balik pintu kelas.
"hadeuuhh,, sini kemarilah Mishall dan tutup pintunya"
"tidaakkk,,,,!! apa kamu mau melecehkanku di dalam kelass??? Huuuuhhhh, cowok mesum"
Karena di ruang kelas hanya ada mereka berdua.
"kampreeeettt! Ampun banget aku dengan kamu ini nenek sihir" ucap Akio yang menutup wajahnya dengan tangan kanannya.
Mishall pun menuruti perkataan Akio, dengan mimik wajah yang manja, Mishall mendekat ke Akio.
"pelan-pelan yah Akioo" ucap Mishall menggodanya
Akio pun memegang kedua bahu Mishall dengan tangannya.
Seketika Mereka berada di depan rumah Mishall.
"baiklah,aku pinjam dulu yah mobilmu Mishall" ucap Akio dan menghilang dari hadapannya.
Depan studio Reta
"Dimana sih kakak, lama sekali" ucap Ellia yang menunggu di sebelah mobil Mishall.
Akio yang berjalan dengan cepat ke arah Studio Reta, tersenyum melihat Ellia yang ternyata sudah berada di sebelah mobil Mishall.
"hai Ell, mau pulang bersamaku?" ucap Akio yang menunjukkan kunci mobil Mishall ke arah Ellia
"ohhh jadi kamu yah Kintut jadi penyebab menunggunya diriku" ucao Ellia sambil mengetok atap mobil dengan jari telunjuk kirinya.
"maaf dehh, cukup sulit aku menaklukkan kakakmu tadi"
"tak kumaafkan" ucap Ellia cuek sambil memalingkan wajahnya dari hadapan Akio.
"oh yasudah pulang sendiri kamu" ucap Akio yang juga ikut cuek.
"beraninya kamuu Kinnnnn!!!" teriak Ellia
Akio yang tertawa dengan tingkah Ellia pun membuka pintu mobil.
"udahh buruan masuk, nanti heboh loh sekolah jika melihat kita berlama-lama"
"dasar bego kamu Kin, sudah pasti orang-orang melihat kita. Lagian kita yang pulang bareng ini sudah pasti menarik perhatian bodohh" ucap Ellia dengan mimik jutek.
"kenapa memang, kamu malu Ell"
"yah tidak, aku cuman membalas perkataanmu yang tadi saja, iuhhhh"
"uhhh dasar kamu"
Dengan tenang Akio hanya membicarakan hal biasa selama perjalanan, tak ada hal yang membuat hati Ellia menunggu pembicaraan yang dimaksudkan dari tanda 'D' yang ia sampaikan saat pelajaran kesenian tadi.
Setelah hampir setengah jam berlalu, akhirnya berhentilah mobil yang dikendarai Akio didepan C-Tux kafe & Resto yang cukup ternama di Palembang, yang juga merupakan milik ayah Akio sendiri.
Akio dan Ellia keluar dari dalam mobil, angin segar yang berhembus dirasa oleh Akio dan Ellia. Karena tempat tersebut memiliki banyak pohon yang mengelilingi sekitarnya.
Mereka pun berjalan masuk ke arah pintu masuk. Sambutan hangat dari karyawan-karyawan pun menyapa Akio dengan membukukan badannya, yang sudah terbiasa dengan sambutan mereka karena anak dari pemilik C-Tux.
Dengan segera Akio mendekati kepala pelayan, dan membisikkan sesuatu padanya.
"heiii jangan lebay gitu, malu aku. Perlakukan aku seperti pelanggan pada umumnya saja" bisik Akio pada kepala pelayan.
Akio dan Ellia pun menuju taman yang ada didalam C-Tux Cafe & Resto, tempat Akio yang biasa duduk bersantai dan mengobrol dengan ayahnya.
Sesaat Akio dan Ellia duduk di kursi batu taman, Akio menghela nafas panjang dan meregangkan tubuhnya.
"sebenarnya ada sesuatu yang perlu kita bahas, yaa walaupun sebenarnya aku ingin suasana yanh lebih beromansa tapi tak apalah, karena aku tidak tahu lagi tempat yang tenang dan nyaman"
"aaahhh lamaa sekalii kamu ini Akio, langsung saja apa yang ingin kamu katakan itu, dari tadi kamu ini membuatku sangat penasaran tauuukk" ucap Ellia yang kesal karena rasa penasarannya.
"iya iyaaa gak usah ngegass juga kali Ell"
"habisnya kamu ini banyak sekali basa-basinya" ucap Ellia dengan ekspresi yang lemas
"jadi Ell, sebenarnya mengenai pembasmian kita di Malaysia nanti aku mauu,,,"
"argghhhhh aku tidak mau dengar" teriak Ellia yang memotong bicara dengan rasa kecewa yang tak sesuai harapannya
Akio tertawa dengan polosnya mendengar perkataan dan melihat mimik wajah Ellia tersebut.
"baiklah Ell, sebenarnya ini tentang perasaan ku yang selalu kupendam sejak kita berpisah 3 tahun lalu" ucap Akio dengan raut wajah yang serius
"akhirnyaaaaa,,," ucap Ellia dalam hatinya.