Hubungan Shasha dengan ayah kandungnya seperti orang asing saja. Sebenarnya ada keinginan dari Shasha untuk bisa dekat dengan ayahnya itu. Tetapi rasa marah dan gengsinya menghalanginya untuk dekat dengannya.
Tidak ada yang tahu kalau bapak walikota yang terhormat itu adalah ayah kandungnya.
Besok di agendakan oleh pengelola sekolah alam pertemuan orang tua wali siswa dan masyarakat mengelola lingkungan kelurahan Banyu Asin, rapat dan silaturrahmi dengan bapak Walikota membahas penggusuran sekolah alam dan pembangunan sekolah alam yang baru yang letaknya di lokasi Tamam Cerdas.
Sekolah alam yang ada ini dibuat oleh warga bersama kelompok pecinta lingkungan yang di pimpin Shasha grup, diperuntukkan anak-anak pemulung, berada di pos siaga lingkungan yang ukurannya hanya 6 meter, berupa gazebo usang yang tak terpakai sejak lama.
Sejak bulan lalu gazebo itu akan di runtuh kan dan akan di bangun unit pengendali sampah.
Sekolah alam sementara di pindahkan ke taman, sebelum di bangunkan gedung baru.
Sekolah alam itu sebenarnya adalah rumah singgah bagi anak-anak pemulung yang masih belum sekolah. Ada banyak anak pemulung yang tidak bersekolah, mereka kemudian ikut belajar paket, paket A, B,C, belakangan sekolah itu pesertanya bukan hanya anak-anak dan remaja, tetapi juga para orang tua.
Hal ini kemudian menarik perhatian pemerintah setempat untuk menyediakqn tempat belajar yang layak dan nyaman untuk masyarakat.
Saat mendebarkan itu tiba, tidak ada cara bagi Shasha untuk menghindari ayah kandungnya itu lagi.
Sementara itu ibu Shasha, Maya Agustin menemui ibunya di rumah kontrakan secara diam-diam.