Maya Agustin akhirnya pulang dengan penuh penyesalan dan sakit hati. Seorang artis muda telah mendominasi acara penjurian, dia malah di beri kesempatan dengan porsi kecil dan tidak terlihat menonjol.
Bahkan yang membuat Maya kecewa artis muda itu bekerja sama dengan para kru TV memotong shoot bagiannya. Tak ada guna baginya untuk protes, acara itu sudah ditayangkan.
Sejak turun dari pesawat dan sepanjang perjalanan pulang, Maya menahan rasa sakit hatinya, Melissa benar-benar keterlaluan, dia baru saja masuk dunia hiburan, sudah berani menindas seniornya.
Salahnya tidak membaca dan mempelajari isi kontrak undangan itu, seandainya ia tahu kalau dia hanya dijadikan pajangan ia tidak akan sudi mengisi acara itu. Ini penghinaan besar baginya. Ia terlalu gembira mendapat informasi yang tidak lengkap. Betapa bangga dirinya, ditunjuk menjadi juri tamu menggantikan artis senior, ternyata pengganti juri senior itu ada 2 orang, dirinya dan Melisa.
Dia malah mengesampingkan undangan pemberian penghargaan dari pemerintah provinsi, kalau tidak ia akan berjasa menyatukan keluarganya, ayah, ibu dan anaknya.
Acara di pendopo gubernuran itu lebih berharga daripada dihadirinya, daripadaa hanya di jadikan pajangan yang memalukan. Toh acara itu hanya babak awal penyisihan peserta dan merupakan siaran tunda, jadi banyak shoot yang terpotong. Perannya sebagai juri menjadi sangat tidak berarti, artis muda itu Melissa Adrian, dengan mengandalkan tubuh muda dan sexy, suaranya pun kalah jauh dari Maya Agustin, tetapi ia memiliki agen dan manager profesional dan sedang debut. Artis seperti Maya yang tak memiliki album hits dan tidak populer lagi akan ditinggalkan dan dilupakan.
Begitulah industti panggung hiburan. Selalu berubah dan selalu ada yang baru. Artis lama akan terlupakan.
Untungnya ia cepat beralih jalur menjadi politisi, dan bila karir politisinya berhasil, ia masih seorang Maya Agustin Isaac, nama belakangnya ini belum pernah dipublikasikan. Ia akan menggunakan nama belakangnya dan membuat sensasi yang akan menghajar artis pendatang baru itu, hingga debutnya berakhir dengan cepat.
Tanpa setahu suaminya, Maya Agustin, tidak langsung pulang ke rumahnya, ia langsung menuju puncak villa ayahnya bertemu ayah, ibu dan Shasha, memohon pengampunan keluarganya.
Ia siap mendapat penghakiman dan hukuman dari ibu dan anaknya. Ia tak peduli bakal kehilangan suaminya. Toh ia juga tak akan kehilangan banyak, selain sensasi hidupnya yang bakal membuat banyak mata terbelalak.
Musuhnya besarnya sekarang adalah mantan suaminya, saingannya, lawan paling tangguh, dan sulit dikalahkan.
Malam ini, adalah kesempatan terakhir yang di berikan ayahnya. Makan malam bersama keluarga. Maya tidak tahu kalau musuh besarnya juga berada di sana.