Bila ada orang yang paling tidak nyaman posisinya saat ini adalah Maya Agustin.
Dia seperti seorang pesakitan saja di tempat ini. Ingin rasanya ingin menggali lubang untuk bersembunyi. Ibunya Maimunah memasang wajah datar di wajahnya. Tanpa ada kehangatan dan cinta kasih lagi untuknya. Maya sudah terlalu jauh meninggalkan ibu dan anaknya. Maya hanya orang asing yang tak pernah dikenalnya. Sedang Shasha meski ada sedikit haru di hatinya, tetapi rasa haru itu lebih bermakna rasa risih dan kasihan. Sudah lama ia melupakan ibunya. Meskipun sekarang ia berada di satu kota dengan ibunya. Keberadaan Shasha tidak jauh berharga dari Regina, anak tirinya. Regina di pelihara Maya sejak bayi, seluruh kasih sayangnya diberikannya untuk anak itu, Maya telah buta akan cinta yang besar untuk Ryan, suaminya. Meskipun suaminya itu telah mengkhianatinya, tetapi ia lebih takut kehilangan cinta Ryan daripada kehilangan cinta Shasha dan ibunya. Ryan suaminya sangat tampan, Maya harus menyingkirkan banyak wanita lain agar bisa menikah dengannya, tentu saja harus ditebus dengan pengorbanannya sebagai seorang ibu dan seorang anak yang harusnya berbakti kepada orang tua. Cinta telah membutakan. mata hatinya.
Sekalipun ia sekarang sudah menyadarinya akan kesalahannya, tetapi ia sudah terlanjur kehilangan cinta dan penghormatan dari mereka berdua.
Sekarang ia ingin kembali kepada keluarganya, tetapi baik Maimunah dan Isaac tidak begitu yakin dengan ketulusannya.
Maya Agustin harus membuktikan diri dan memiliki keberanian untuk berkorban. Meninggalkan Ryan dan Regina.
Hati Maya bergetar dengan rasa takut. Ia takut tak berani mengambil keputusan. Meninggalkan suami tercintanya.
Matanya menatap tajam ke Rahmat penuh kebencian, lelaki itu pastilah biang keroknya. Dia pasti menertawakannya di belakang punggungnya.
Hati Maya diselimuti dendam. Lelaki ini untuk kedua kalinya menyakiti dirinya lagi. Tunggulah, perang ini belum selesai, aku akan bikin perhitungan, janji Maya kepada dirinya sendiri.