Bukankah taman itu untuk umum, jadi siapapun bisa datang ke sana untuk apapun selain yang di larang tentunya.
Regina mengajak teman-teman satu grupnya latihan dance di taman cerdas.
Biasanya mereka latihan di sekolah atau di rumah Regina yang nyaman, adem karena full AC, meskipun di dapur, tetap adem. Sebenarnya mereja lebih suka latihan di rumah Regina, tapi hari ini latihannya di taman. "Cari suasana baru", kilah Regina. Padahal maksud yang sebenarnya adalah mengacaukan konsentrasi anak-anak asuhan Shasha yang belajar membaca dan menulis. Grup Regina ini terdiri 15 orang dengan kostum yang sama pink ungu, mereka cantik-cantik semua, dengan postur tubuh yang sama.
Para gadis ini terpilih secara eksklusif dan menjadi kelompok elit yang di kagumi baik di sekolahnya maupun antar sekolah. Sudah banyak piala yang mereka menangkan dalam setiap event kota atau provinsi untuk lomba dance tingkat remaja.
Tentu saja Regina memilih pelatih khusus dari Jakarta, sehingga gerakan dance mereka sangat unik dan taj mudah di tiru kelompok dance lainnya meskipun mereka tampil latihan terbuka di tempat ini. "Jangan khawatir, meski nanti ada orang lain menjiplak dance kita, tapi karena latihan kita ini hanya membuat gerakan yang telah biasa kita perlihatkan, jadi untuk gerakan rahasia dan baru tetap kita simpan", kata Regina. Anak ini memang cerdas dan punya watak leadership, hanya saja sifat sombong dan iri hatinya membuat prilakunya menjadi buruk.
Tentu saja kehadiran grup Regina di taman itu menjadi perhatian, meskipun mereka latihan tidak menggunakan musik hanya menggunakan hitungan oleh Regina sebagai ketua grup mereka.
Anak-anak yang sedang belajar membaca dan menulis itu berlarian melihat kegiatan latihan grup dance tersebut. Para gadis yang bergabung di grup itu selain cantik dan lincah, mereka juga sangat berbakat, tentu saja mereka tidak akan bisa jadi juara kalau tidak mendapat support dana dari Regina yang di dukung ibunya yang orang kaya, artis dan anggota DPR itu, siapa lagi kalau bukan Maya Agustin.
Seluruh isi kota itu sudah tahu kalau Maya Agustin adalah ibunya Regina. Maka kemunculan Regina di taman itu juga di lirik wartawan, ketika mereka tahu kalau Regina muncul bersama teman-temannya di tempat itu, dengan segera beritanya muncul di portal online.
Regina puas kalau kegiatannya di tempat itu menarik banyak perhatian, dan mengacaukan kegiatan belajar anak-anak bimbingan Shasha.
Melihat anak-anak bimbingannya tidak konsentrasi belajar, Shasha mengalihkan perhatian anak-anak itu dengan menggelar makanan di gazebo khusus yang memang di buat untuk kelompok belajar itu, orang lain tidak bisa menggunakan gazebo itu karena ada label nama dibuat secara permanen di atas bawah atapnya, "Pojok Membaca Sekolah Alam". Gazebo itu yang paling besar dan paling cantik. Diam-diam kakeknya membuat bangunan khusus itu yang mengejutkan warga setempat.
Pembagian makanan gratis itu di berikan oleh pedagang kecil setempat kepada Shasha,' Ga usah di bayar, neng. udah di bayarin kok semuanya", kata para pedagang itu.
"Siapa yang bayarin, pak? tanya Shasha bingung. "Ga tau tuh, orangnya udah pergi?" jawab mereka bingung juga.
Karena banyak makanan yang di gelar di tempat itu, otomatis menjadi perhatian semua orang di taman itu. Ayo semuanya di makan gih, makanannya, gratis lho!" para pedagang itu berteriak menyerukan semua orang di taman itu, membuyarkan mereka menonton latihan dance grup Regina. Semua orang berlari ke gazebo takut ga kebagian makanan yang beraneka ragam itu.
Regina kesal, Shasha telah mencuri perhatian banyak orang termasuk para wartawan yang tadi meliputnya ikut nimbrung ke pesta makan rakyat dadakan itu.
Hari ini rapat panitia untuk pertemuan dengan walikota bersama warga sekitar tentang pembuatan gedung sekolah alam yang baru itu juga ikut bergabung. Rencananya memang rapat mereka akan di mulai satu jam lagi selesai Shasha mengajar. Tapi karena anak-anak enggan untuk belajar, jadinya rapatnya bisa di mulai lebih cepat.
Regina mengajak teman-temannya pulang, latihannya hanya berlangsung satu jam, biasanya 3 jam mereka latihan. "Kita cari makan!" kata Regina yang di sambut gembira grupnya. "Asyik....Regina pengertian banget", puji mereka.
Mereka tidak tahu kalau Regina lagi kesal.
Tujuannya tidak tercapai. Lagian di situ tidak ada Edo. Dia harus mencari cara mencari perhatian Edo.