"Sial ! Pake acara mobil mogok segala, mana hujan deras lagi." Keluh Revia, memukul setir mobil dengan kasar.
"Perfect, Hp is lowbat dan changer juga ketinggalan di kantor!"
Lengkap sudah penderitaan perempuan berwajah cantik ini, pertama dia telat masuk kantor.
Kedua kerjaan di kantor menggunung, ketiga harus beradu argumen dengan Dannu mengenai masalah klien-nya yang menurut sang atasan perlu strategi lebih baik dan sekarang setelah pulang kerja mobilnya terjebak mogok di tengah hujan deras.
Mau tidak mau Revia hanya bisa pasrah berdiam diri dalam mobil menunggu hujan redah dan pertolongan seseorang.
Jalan ini sangat sepi, sejujur-nya Revia merasa takut karena banyak gosip beredar bahwa para begal mulai kembali bereaksi.
Saat tengah bergalau merenungi kesengsaraan tiba-tiba saja kaca mobil-nya ada yang mengetok cukup keras.
Tanpa mau melihat siapa orang yang mengetuk kaca mobil-nya, dia menutup wajah dengan kedua telapak tangan dan bersandar pada jok mobil.
Berdoa semoga saja itu bukan begal atau penjahat.
"Buka vi, nih gue Derby."
Mendengar suara sudah tak asing di telingan-nya , perempuan ini segera mengikuti permintaan sang pemilik suara.
Dengan pakaian kerja yang sudah basah kuyub akibat air hujan Derby masuk ke dalam mobil Revia.
"Kok lo ada di sini sih?" Tanya Revia bingung.
"Ini arah jalan ke rumah gue, mobil lo mogok?"
Revia menganguk, "Lo bisa bantu betulin?"
Derby tersenyum lalu menjentikan jari, "Gampang, ntar gue betulin tapi nunggu hujan kelar dulu."
"Yakin lo bisa?"
"Insyah Allah." jawab Derby singkat.
Untuk beberapa saat mereka saling memandang tanpa berbicara. "Terus sekarang gimana?"
Mendengar pertanyaan Revia Derby tersenyum, "Mobil gue bakal derek mobil lo ke rumah gue."
"kok rumah lo?"
"Karena rumah gue jarak-nya lebih deket dibandingkan apartemen lo."
Revia melihat jam pada ponsel-nya jam menunjukan pukul 5:30 sore.
"Yaudah ,kita ke rumah lo deh."
π••••••••π
Suasana dalam rumah Derby ramai serta hangat , Revia suka akan hal itu.
Berbeda dengan sikap-nya di kantor yang super cool dan menyebalkan di rumah Derby menjadi pria berbeda.
Rumah keluarga Derby tidak mewah ataupun besar tapi sangat nyaman.
Bahkan Revia merasakan kehangatan dari dalam rumah bergaya klasik modern ini.
"Ini baru kali pertama anak tante bawa perempuan ke rumah, jadi tante kaget sempai ngira kamu pacar Derby."
Mella meletakan secangkir teh manis hangat di atas meja, mempersilakan Revia untuk minum.
Revia mengucapkan terimakasih untuk teh juga sajian kue-kue yang sudah disediakan di atas meja.
Revia meminum teh tersebut lalu tersenyum ramah, "Teh-nya enak banget, Tan. Maaf ya karena udah ngeropotin tante minjemin saya baju sampe daleman segala."
Mella mengusap rambut panjang
Revia, "Nggak perlu sungkan, Anggap aja tante itu kayak mama kamu sendiri."
Revia hanya membalas perkataan Mella dengan senyum bahagia, Chamel tengah asik menonton kartun ditemani Derby.
Mereka tertawa terbahak saat masuk adegan konyol atau lucu.
"Derby, kamu ajak makan teman kamu gih. Biar Chamel mama yang urus, ini waktu-nya ade kamu mandi."
"Papa kamu bakal pulang malem soalnya masih betah kumpul sama teman-teman-nya."
Mella mengangkat anak gadis-nya tersebut dengan sistem paksa, karena jika tidak Chamel pasti tidak mau beranjak dari Tv.
"Iya ,Mah."
Derby beranjak dari sofa dan segera menyiapkan piring untuk mereka berdua, dengan santai Derby meminta Revia untuk bergabung di meja makan.
Mereka makan dengan pikiran mereka masing-masing.
Tidak ada percakapan terjadi di antara mereka berdua sampe selesai acara makan selesai.
"Udah nggak pake syal lagi nih kayak kemarin?" ledek Derby telak setelah mengelap serbet pada mulut-nya.
Mendapatkan pertanyaan mendadak tak terduga seperti itu dari Derby , mendadak Revia batuk. "Apaan sih lo, nggak jelas."
Kilah Revia, bersikap enggan menjawab Derby.
"Kenapa waktu itu lo kabur? Tinggalin gue sendiri."
"Gue nggak mau bahas apapun tentang kejadian itu, so just forget about that. Anggap aja itu nggak pernah terjadi."
Derby menatap tajam perempuan cantik di hadapan-nya, tersenyum.
"Okey, kalau itu mau lo."
~~~~~~~
Revia menemani Chamel membacakan dongeng, meskipun baru berkenalan dengan gadis lucu ini.
Rasa sayang sudah ada dalam diri perempuan ini.
Sejujur-nya Revia kurang suka anak kecil, tapi dengan Chamel dia malah merasa senang.
"Kak Menikah itu apa makcud-nya?" Tanya Chamel cadel disertai muka polos setelah Revia selesai membacakan dongeng cinderella.
Revia merasa geli saat mendengar pertanyaan bocah mungil ini, "Menikah itu bersatunya dua orang dalam ikatan suci.Dan itu dilakukan saat kita sudah besar."
Tiba-tiba Derby muncul entah dari mana dan memeluk sang adik.
"Mau temenin kakak betulin mobil?"
Chamel mengangguk semangat, "Mauuuuu."
"Tapi janji kamu nanti nyanyi , biar kakak semangat." Derby mencium pipi kanan Chamel lama.
"iya, janji. Kak Via mau ikut?"
Revia tersenyum, "Boleh."
Chamel menepati janji-nya dengan riang bernyanyi lagu anak-anak mulai dari bahasa inggris sampai indonesia tanpa lelah.
Revia tertawa saat Chamel bernyanyi dengan gaya lucu dan mengemaskan.
Sementara itu di sisi lain.
Derby dengan cekatan mengutak-atik mesin mobil Revia, seolah seorang mekanik profesional.
Dan sejujur-nya Derby terlihat seksi saat tengah mengutak -atik mesin mobil.
Kaos tanpa lengan dipadukan dengan celana pendek jelas menonjolkan badan atletis-nya.
Dan satu lagi topi yang terpakai terbalik.
Bahkan cemongan tergores pada muka dan kedua tangan berotot-nya membuat Derby lebih Macho.
Tanpa terasa satu jam lebih Derby "Menangani" Mobil Revia.
"Vi, coba nyalain mobil lo sekarang." perintah Derby.
Dengan cepat Revia melakukan apa yang dikatakan Derby.
Dan Mobil Revia kembali hidup.
Bahkan suara mesin mobil Revia terdengar lebih halus dibandingkan sebelum-nya.
"Thanks ,By."
Derby mengangguk, lalu memasukan kembali semua peralatan mekanik-nya ke dalam kotak khusus.
"Kok lo bisa jago mesin gini sih?" Revia beridiri disamping pria itu, memperhatikan cara kerja Derby yang terlihat sudah ahli dalam mesin.
Derby yang sibuk mengutak-atik mesin ini, memalingkan pandangan pada Revia.
"Dari SMP gue paling senang ngutak-ngutik mesin jadi diam-diam gue ikut pelatihan teknisi mesin sampe lulus SMA."
setelah menjelaskan pria ini kembali menfokuskan pandangan ke mesin mobil.
baru kali ini Revia melihat sisi lain seorang pria tampan berstatus sainganya ini belepotan noda hitam diwajah dan tangannya.
"Kenapa lo nggak jadi montir atau buka bengkel sendiri?Malah pilih jadi pengacara."
Mendapatkan rentetan pertanyaan yang tak terduga tersebut yaitu hanya menyeringai, membuat Revia semakin penasaran.
"Karena jadi pengacara duitnya lebih banyak, puas."
Dengan nada santai pria itu menjawab pertanyaan perempuan cantik berstatus saingannya ini.
Derby mengambil lap mengelap seluruh badannya hingga bersih. "Lain kali harus rutin cek mobil lo dibengkel."
Lanjut Derby lalu mengendong Chamel, Dan Revia bisa merasakan bahwa itu bukan alasan sebenar-nya dari Derby Anggara memilih profesi seorang pengacara.
Pria itu kemudian berjalan meninggalkan Revia seorang diri, masuk ke dalam rumah.
Revia pun mengikuti Derby dari belakang.
Tbc