Mabes Polri-Jakarta
"Alfon kami tak bisa menerobos barisan wartawan. Kami sudah mencoba berputar tapi di sisi lain ada banyak LSM yang membawa massa berdemo. "
" Tunggu. Kami akan ke sana."
Kami hanya bisa saling berpandangan mendengar jawaban Alfon. Berselang beberapa menit. Terlihat beberapa polisi mencoba membuka jalan untuk kami. Salah satu diantara mereka mendatangai kami. Yang lain berusaha membujuk agar jalan kami tidak di blokir.
" Reveline Exodious?"
" Itu aku Pak.." Jawabku sambil membuka kaca sedikit.
Ia mencoba menjelaskan bagaimana cara kami harus melalui blokade jalan di depan kami.
" Ok kalian mengerti. Terus jalan di belakang kami. Jangan pernah buka kaca sama sekali!"
Carl mengangguk tanda mengerti . Kaca mobil kembali di naikkan. Parade memasuki Mabes Polri pun di mulai. Tak butuh waktu lama. Di kiri-kanan mereka berteriak-teriak keras sekali . Entah apa yang mereka inginkan.
Saat kami menuruni mobil, tak di sangka wartawan-wartawan itu menerobos dan mencoba mengambil gambar serta menayakan hal hal yang takku mengerti.
" Apa tanggapan anda mengenai hal ini?"
" Reveline, sekolah nya apa benar di daftarkan atas nama anda?'
" Miss. Katakan sesuatu pada kami!"
Beruntungnya aku , seorang polwan menarikku dan membawaku masuk ke dalam kantor. Di dalam para wartawan itu tidak diperbolehkan masuk seenaknya. Alfon sudah menunggu di lobi. Dari sini aku bisa melihat banyak orang-orang dengan atribut-atributnya meneriakkan hal hal yang tak ku mengerti.
Dalam kebingungan Alfon menyambutku . Ia mendekat padaku dan membawaku ke suatu ruangan.
" Baik dengarkan ini baik-baik. Tak ada yang boleh menyela saat aku bicara. "
Kami pun sepakat. Tak ada yang menyela. Di ruangan ini ada aku, Carl, Alfon, seseorang dari kepolisian. Di luar ada yang berjaga-jaga. Kami mencoba mendengar dengan seksama.
" Siang ini terjadi sesuatu di kelas Mr. Foe. Kelas 3! Kelas anak berkebutuhan khusus. Apa kita menyebutnya Reveline?"
" Miracle 3!"
" Tepat!. Miracle 3. Kelas itu terdaftar dengan wali kelas bernama Ms. Elissa Tunadra. Salah satu jam pelajaran di kelas tersebut, sekitar jam 14.30 an adalah jam bagi mereka untuk mengikuti kelas menari didampingi seorang terapis Mr. Foe ~Mr. Demitri Fo "
Alfon mencoba menerangkan pada kami sedetil mungkin. Kami benar-benar merasa tegang mendengar keterangan dari Alfon.
"Awalnya baik-baik saja~jam 14.45 tarian dimulai. Semua anak menari mengikuti gerakan Ms. Elissa dan Mr. Foe ada mendampingi mereka.14.50 tiba-tiba seorang anak dari kelas tersebut~Jackqulin Rossera Fianka 12 tahun mulai berteriak-teriak kegirangan tanpa sebab. Ms Elissa mencoba untuk tetap focus agar anak lain tak terpengaruh.
Mr. Foe mencoba menenangkannya dengan cara mengajakkanya bicara. Tak lama 15.00 anak itu mulai menari lagi.
Tabi tiba –tiba ia kejang-kejang. Mr. Foe mencoba untuk menangkapnya tapi gagal ini terjatuh. Kelas berhenti. Ms. Ellisa segera menekan tombol dahrurat. Suster sekolah datang memberikan pertolongan pertama. Ia di bawa ke klinik sekolah. Dokter Kalla mencoba memeriksanya. Namun ia putuskan untuk membawanya ke IGD. Dan sampai di sana . Hasilnya tak bagus.
Ia pendarahan dalam. Namun hormon endorphin di tubuhnya meningkat tanpa sebab menyebabkan ia tertawa terus. Bahkan setelah mereka mencoba memberinya obat penenang ia tetap tak mau diam.
Kami coba menggubungi orang tuanya . Tapi susah sekali baru sekitar jam 16.oo orang tuanya Tuan dan Ny Fianka tiba. Ia mendapati anak mereka berteriak –teriak dan menari- nari di ruanganya di mana ia dirawat. Ms. Elissa dan Mr. Foe serta dokter dan suster berusaha menenangkannya. Namun gagal.Dia tiba-tiba pingsan , terjatuh dan secara medis dinyatakan meninggal. Tentu saja didepan kedua orang tuanya.
Psikolog pribadi menyatakan, bahwa anak itu meninggal akibat kelalaian dari pihak sekolah terutama Mr. Foe dan Ms. Elissa.
Jika pelajaran terapis dengan menari itu dihentikan mungkin ini semua tak akan terjadi. Dan karena hal inilah Tuan dan Ny. Fianka melaporkan Ms. Elissa dan Mr. Foe atas tuduhan pembunuhan berencana dengan melibatkan pihak-pihak terkait termasuk sekolah.
Tadi jam 18.00 Ms. Elissa dan Mr. Foe langsung ditetapkan sebagai tersangka dan di jemput paksa dari rumah mereka. Buruknya lagi Keluarga Fianka juga mencari dukungan dari berbagai macam LSM perlindungan anak dan hak anak.
Itulah sebabnya ini menjadi berita trending topik hanya dalam waktu kurang dari satu jam.
Asal kau tahu di Apartment mu juga banyak wartawan . Tadi aku ke sana, karena tak kutemukan tanda-tanda kehidupan bisa kupastikan kau belum pulang.
Ditambah tak ada panggilan dari mu, itu berarti kau belum tau masalah ini. Apa aku benar?"