Chereads / Cinta Untuk-Ku dan Untuk-Mu / Chapter 3 - Bab 3 Menjemput Bidadari

Chapter 3 - Bab 3 Menjemput Bidadari

Iqbal setia dengan payungnya menunggu bidadari yang dijemput. Setelah tadi ia cukup kesal dengan wanita yang secara tiba-tiba menumpang dibawah payung yang sama dengannya tanpa meminta izin, namun ia merasa wajah wanita itu cukup familiar, tapi ia tidak tau dimana ia pernah melihat wanita itu.

Seketika lamunannya buyar karena bidadarinya menepuk punggungnya dengan keras, Ranti, " maaaaass.. ngelamunin apa sih? dari tadi Ranti panggil-panggil nggak nyahut, sebel deh..".

Iqbal, " gak ada, ni nunggu kamu adikku sayaaang..!", sambil berjalan menuju mobil, ia lipat payung kembali karena hujan sudah reda, dan diikuti oleh Ranti adik semata wayangnya yang sudah kuliah di semester 6. Sebenarnya iqbal sangat malas menjemput adiknya dikampus, karena hal itu akan membuatnya jadi pusat perhatian, karena ia sangat keren, tubuhnya proporsional walaupun kulitnya gelap namun garis wajahnya tegas (maaf tidak seperti aktor korea ya) dan ia juga memiliki lesung pipi yang menawan saat tersenyum, walaupun itu akan sangat jarang terlihat kecuali dengan orang- orang terdekat saja.

Setelah masuk mobil iqbalpun menjalankan mobil akan meninggalkan kampus, ketika mobil mulai bergerak iqbal terganggu dengan tawa merdu dari sisi kanan mobil diposisi duduk Iqbal, dan ia dapat dengan jelas melihat siapa pemilik tawa lepas itu, terdapat dua orang gadis yang sedang bercerita sambil tertawa dan salah satunya wajah yang ia kenali penumpang payung tadi, iqbalpun menatap lekat wajah itu dengan raut wajah masam 'gadis bodoh itu, tersenyum, senyum itu tidak harus diumbar' batinya menanggapi seruan Nara tadi.

Ranti, " mas...lihat apa sih?", Ranti ikut kearah tatapan Iqbal. " oh...mas tertarik sama Nara", Iqbal jadi bingung dengan ucapan adiknya, karena bukan itu maksud tatapannya. Tapi ia tepis dugaan adiknya itu dengan santai.

Iqbal, " Nggak, mas hanya merasa familiar dengan wajahnya.. !".

Nara, " ya jelaslah familiar, diakan biasa mengantar susu segar pesanan ibu setiap hari minggu, dan setiap kali itu juga mas juga dirumah," jelas Ranti.

Iqbal, " tapi sepertinya akhir akhir ini mas gak pernah lihat lagi!",

Ranti, " emang...karna sudah digantikan dengan ibunya, karena Nara sibuk menyiapkan skripsinya!". Terlihat kekaguman Ranti pada gadis itu pada raut wajahnya."dan hebatnya lagi mas, dia kuliah di jurusan kedokteran dan sambil bekerja paruh waktu, salah satunya di kafe ini", Ranti menunjuk salah satu kafe di dekat kampus yang dilewati mobilnya batusan.

Iqbal menaggapi biasa saja kekaguman Ranti Terhadap Nara dengan berkata, " Adik mas ini juga hebat, belajar sambil tidur aja bisa", sambil mengelus kepala adiknya seperti kucing, Ranti menanggapi dengan pukulan, "itu mah bukan pujian!". Ranti tertawa malu, itulah yang sering dilakukannya kala belajar, dan hal itu sering dilihat kakaknya itu.