Arvita baru saja tiba didepan pintu masuk, suasana rumah terlihat sepi dan tidak ada orang. Ia pun kembali menyeret paksa roda koper, dan ia letakkan pada sisi bangku tamu. Memang kepulangannya saat itu, tidak diketahui oleh ayah dan ibunya.
Sebelumnya, Arvita sudah berkali-kali mengucapkan salam. Tapi belum terdengar satupun, sahutan dari Rohimah ataupun Rojali.
"Enyak..! Babeh..! Anak kesayangan udah pulang nih. Halloouuww... Yuhu... Anybody home?" Seru Arvita dan menatap kedalam rumahnya.
"Ish...! Mentang-mentang jawara, rumah dibiarin terbuka. Kalau ada maling, enak banget. Semua barang bisa diambil sukarela." Keluh Arvita. Dan ia sudah yakin tidak ada siapapun didalam rumahnya, kecuali dirinya sendiri.
"Tumben sih sepi banget. Enyak sama babe dimana, apa gue telpon aja ya." Ucap Arvita dan sudah mengeluarkan ponselnya.