Amarah Arvita
Arvita sudah menghentikan langkah kakinya, tarikan napasnya mulai tidak teratur. Ubun-ubunnya terasa panas, dan ada rasa amarah yang sedang ia tahan sekuat mungkin.
"Apa karena itu, Arvita? Karena aku bukan Armand, aku bukan atasanmu yang kaya raya itu." Ucap Samudera lantang, dan saat itu perasaannya memang sedang sangat kesal. Ia pun mendekati Arvita yang belum memperlihatkan wajahnya, dan setelah merasa cukup dekat barulah Samudera menghentikan langkah kakinya.
"Cukup Sam, aku tidak mau kita bertengkar dijalan seperti ini." Ucap Arvita tanpa berniat menoleh kearah belakangnya.
"Aku ingin meminta penjelasan darimu Arvita. Apakah aku tidak berhak untuk bertanya? Apa karena Armand, pria itu?" Lagi-lagi Samudera menyebutkan nama Armand, membuat kedua telinga Arvita semakin terasa panas.