Dina dan Arsyad bergandengan tangan masuk ke dalam sebuah rumah yang bisa di bilang lumayan besar dibandingkan para tetangga di sana.
" kalian sudah datang? " Mereka menoleh dan mendapati wanita bule mendekati mereka
" Aunty Sarah "
" Tante Sarah " Arsyad dan Dina berujar bersama.
Dina mendekati wanita cantik itu, ini hari bahagia tapi wanita itu terlihat sedih.
" kalian temuin Virgo gih, dia pasti sudah menunggu kalian " ucap Sarah.
" iya tante. "
Arsyad kembali meraih tangan Dina dan mengaknya menemui mempelai pria yang masih di kamar.
Berlahan Arsyad membuka pintu kamar itu, dia bisa melihat teman kecilnya itu duduk sendiri dengan kepala tertunduk, tapi terangkat saat menyadari ada yang masuk
" Ar, Din? " serunya
" dimana mempelai perempuannya? " tanya Dina
" di kamar kak Leona " jawab Virgo. Arsyad menepuk pundak temannya itu
" menikah tidak seburuk itu, aku tau kamu gugup tapi ini konsekuensinya Vir "
" i know "
" A' adek mau ke kamar sebelah, sudah penasaran siapa gadis kurang beruntung yang harus mendapatkan Virgo sebagai suami "
" njirr "
" dih mulutnya " sewot Dina sebelum melesat keluar
" bini lo noh Ar " sungut Virgo, Arsyad hanya tersenyum dia melangkah mengambil duduk di tepi kasur
cklek
Seorang pemuda berparas bule tapi wajahnya Virgo sekali masuk, Arsyad baru empat kali bertemu dia
" cewek pendek itu ya yang namanya Dina? " Libra bertanya sambil melihat keluat kamar
" iya " jawab Arsyad " and she's my wife, don't disturb "
" how posesif " ledek Libra yang seenak udel membaringkan tubuhnya di kasur membuat Virgo berdecak
" Ar, thanks... berkat bantuan lo, cewek itu akhirnya ketemu " ucap Virgo
" bukan masalah, kalau ada apa apa kamu bisa hubungin saya " beritau Arsyad
Dina kaget melihat siapa yang menjadi pengantin Virgo, dunia benar benar sempit. Dengan sedikit ragu dia mendekati gadis yang menatap lurus ke cermin.
" lo ngapain ke sini? " tanya gadis itu
" Virgo teman gue, jadi wajarkan gue kesini " kata Dina dia duduk di samping Gadis itu,
karena tidak tau akam membahas apa jadi mereka sama sama diam, Dina melirik gadis di sampingnya yang menghela nafas.
" menikah tidak seburuk itu selama lo ikhlas " ucap Dina " lagian Virgo laki laki bertanggung jawab jadi gue yakin dia bakal jagain lo baik baik "
" tau apa lo soal pernikahan, tidak usaah menasehati " kata gadis itu sinis
" lo bener, gue memang minim pemahaman soal pernikahan " Dina memainkan cincin di tangannya " tapi setidaknya itu yang gue rasain setelah beberapa bulan pernikahan " cengir Dina
" hah? lo suda- "
cklek
mereka menoleh begitu ada yang membuka pintu kamar
" Dek, mau disini atau ke bawa? ijab mau di mulai " beritau Arsyad
" ikut " Dina berdiri " ah... Moudy, ini Arsyad suamiku dan Aa' kenalkan dia Moudy sebelumnya kami teman sekelas " Dina memperkenalkan, Arsyad hanya mengangguk sopan " duluan ya Dy, it's okey.... yang harusnya tegang itu si Virgo " ucap Dina dia melambai ke Moudy sebelum memeluk lengan Arsyad.
******
Selama acara berlangsung Dina tidak mau lepas dari Arsyad tidak peduli dengan orang tua mereka yang terus menggoda mereka, Dina jadi semanja itu karena banyak gadis yang terang terangan menatap suaminya dan dia tidak ikhlas.
" apaan mereka? ngapain coba terus liatin Aa' pake acara kedip kedip mata mereka pikir mereka boneka gitu? dih... " dumel Dina
" mereka kan punya mata dek "
" iya, liat yang lainkan bisa? mereka nganggep adek apaan? boneka pajangan? " Dina mendongak ke arah Arsyad yang tersenyum " apa senyum senyum? Aa' kesenengan ya di liatin kek gitu dih... "
Arsyad terkekeh melihat Dina membuang muka sambil memasang wajah kesalnya. Arsyad meraih dagu Dina menghadapkan wajah Dina ke arahnya, tanpa malu Arsyad mendaratkan ciuman di pipi Dina membuat gadis itu memerah malu
" tenang saja, adek lebih menggoda dari mereka " bisik Arsyad tepat di dekat telinga Dina
" EKHEM... "
Mereka berdua menegakkan posisi berdiri mereka dan menoleh ke belakang mendapati Andry di sana
" ukh.. disini banyak banget nyamuk " ucap Andry dengan nada mengejek sambil melewati mereka
" adek malu... " cicit Dina menutup wajahnya dengan telapak tangan, sedangkan Arsyad hanya tersenyum sebelum memeluk pinggang Dina, matanya menatap dingin gadis gadis yang sedari tadi melihat kearahnya membuat mereka ciut.
Dina mendongak kembali menatap Arsyad meski dengan wajah merah padam.
" A' adek lapar " bisiknya " tadi kita belum makan di rumah " Dina mengingatnya
" mau makan apa? " tanya Arsyad dia hendak melangkah tapi Dina menahannya dengan memeluk lengan Arsyad " katanya mau makan "
" adek ikut " cicitnya, bibirnya manyun membuat Arsyad gemas sendiri " ntar Aa' di terkam cewek lain "
" hahahaha... gak lah dek " tawa Arsyad, Dina mencuatkan bibir bawahnya " atau kita pulang saja? nanti cari makan " Dina menganggukkan kepalanya " ya sudah ayo pamit dulu " ajak Arsyad
******
Dina menghempaskan tubuhnya begitu mereka tiba di apartemen, rasanya lega bisa jauh jauh dari perempuan centil yang menggoda suaminya.
Memang susah punya suami tampan dan beruang, pasti banyak pelakor yang siap beraksi untuk menarik perhatian pak Suami.
" ganti baju gih dek, gak gerah emang? " tanya Arsyad melirik gaun yang di pakai Dina.
Dina duduk di tengah kasur memperhatikan Arsyad mengganti pakaian, kalau pertama tama melihat Arsyad ganti baju rasanya malu sekali tapi sekarang? dia biasa saja. Arsyad mengangkat sebelah keningnya melihat Dina memperhatikannya
" kenapa? "
" perasaanku atau memang Aa' belakangan ini sudah mulai cerewet? " tanya Dina.
Arsyad yang sudah melepas kemejanya berjalan ke arah Dina membuat Dina panik dia baru saja akan berlari keluar Arsyad lebih dulu menerik tangannya mendorong pelan bahu Dina hingga telentang di kasur dengan dia di atas Dina tidak menindih gadis itu tapi mampu membuat Dina kelabakan, Arsyad menyeringai merasa dia punya mainan baru, sepertinya menggoda Madina akan menjadi hobinya.
" A' aa' mau apa? minggir " Dina mendorong dada Arsyad tapi pemuda itu tidak bergeming
" apa salahnya? sekarang kita sudah menikah "
" Aa' jangan macam macam ya? " ancam Dina, Arsyad mengangkat sebelah alisnya menantang Dina " ih.. Aa' minggir gerah "
Arsyad menangkap tangan Dina yang hendak mendorongnya dan menahannya di atas kepala Dina
" Aa' sudah janji gak bakal ngapa ngapain adek sebelum lulus, Aa' bohong "
Arsyad tertegun karena Dina mulai menangis berlahan dia melepaskan tangan Dina, padahal dia hanya mau menggoda Dina saja.
" Dek " Arsyad berusaha melepaskan tangan Dina yang menutupi wajahnya " maaf, Aa' hanya bercanda "
" gak lucu " sembur Dina, dia mendorong bahu Arsyad agar menjauh darinya dengan cepat dia duduk masih dengan Arsyad di depannya " adek takut beneran tadi, huaaa.. " tangis Dina pecah membuat Arsyad panik
" maaf ya " bujuk Arsyad tapi Dina menepisnya
" gak mau ngomong sama Aa' " Dina membaringkan dirinya membelakangi Arsyad dia juga menutup tubuhnya dengan selimut
" dek "
" Aa' pokoknya tidur di luar "
Arsyad menghela nafas, salahnya yang bercanda keterlaluan. Setelah memakai pakaian yang nyaman untuk tidur dia mengambil selimut dan bantal. Dina menjauhkan wajahnya saat Arsyad berniat mencium keningnya kebiasaannya saat Dina akan tidur.
Arsyad menghela nafas, dia melirik jam di dinding sudah mau jam dua dan dia belum tidur padahal sofa yang di tempatinya sangat nyaman untuk tidur. Baru saja dia menutup matanya dia kembali membukanya saat sesuatu mendesak masuk ke dalam selimutnya, senyumnya merekah saat mendapati Madina tengah memosisikan dirinya agar nyaman.
Madina terkejut saat matanya bertemu dengan mata Arsyad, karena merasa kepergok dia berniat kembali ke kamar tapi Arsyad lebih dulu menariknya membuatnya berbaring di samping Arsyad.
" sudah tidak marah lagi? " tanya Arsyad, Dina membuang muka
" masih "
Arsyad tersenyum. di arahkannya wajah gadis itu padanya " Maaf, Aa' tidak bermaksud membuatmu marah, Aa' hanya bercanda, maaf kalau kamu takut "
Dina menganggukkan kepalanya, padahal tidak bermaksud marah pada Arsyad, melihat Arsyad seperti tadi benar benar membuatnya takut.
" iya " cicitnya
" terus kenapa keluar? tidak bisa tidur? " tanya Arsyad lagi
Dina tanpa malu menganggukkan kepalanya, semenjak menikah dia pasti akan terbangun kalau Arsyad tidak di sampingnya.
" ayo tidur " Arsyad meraih tangan Dina melingkarkan tangan Dina di pinggangnya dan tangannya dia lingkarkan di pinggang Dina, Arsyad mencium kening istri pendeknya itu sebelum dia menutup mata untuk tidur
******
tobecontinued