Warning 21++
Diharapkan pembaca yang dibawah umur tidak membacanya!
**********
Mendengar gosipan mereka, membuat Er Kang naik darah. Mendidih. Dia pun segera pergi dari tempat itu sebelum terjadi dia lepas kendali dan malah membuat situasi ini semakin kacau. Wei Ying yang melihat Er Kang pergi dengan wajah marah, tersenyum licik. Dia pun pergi menutup toko obat, dan mengejar Er Kang. Ternyata lelaki itu pergi ke tempat bordir. Tempat dimana banyak wanita cantik dan sexy berada. Er Kang pun meminum banyak arak untuk melupakan semuanya. Kini pikirannya ngenlantur.
"Er Kang…" panggil Wei Ying. "Er kang, bangunlah."
Samar-samar Er Kang melihat wajah Xue Xuan Yuan di depannya. Padahal yang memanggilnya itu bukan Xue Xuan Yuan melainkan Wei Ying.
"Xuan Yuan… katakan pada ku… bahwa semua itu adalah bohong." pinta Er Kang dengan penuh kesedihan. "Katakan pada ku, Xuan Yuan!"
"Xuan Yuan? Aku bukan Xuan Yuan. Aku ini Wei Ying. Kau sudah banyak minum, sampai-sampai kau mabuk begini. Sini, ku antar kau kembali." kata Wei Ying. Dia pun hendak memapah Er Kang pulang. Tapi saat itu Er Kang menolak, dan merengek seperti bayi.
"Xuan Yuan… aku ingin sekali mencium mu. Aku ingin sekali merasakan bibir mu dan juga tubuh mu. Aku ingin melakukan sex dengan mu, Xuan Yuan! Bukankah kita sudah sah jadi sepasang kekasih? Kenapa kau selalu menolaknya? Apakah itu semua ada kaitannya dengan guru mu? Atau apakah kau menyukai guru mu dan bukan aku? Jawab aku Xuan Yuan…. Jawab! Ku mohon jawablah!"
"Jika kau ingin melakukannya, maka marilah…. Ikut dengan ku pulang ke rumah. Di sana kita akan melakukan apa yang kau mau." kata Wei Ying berbohong. Jika tidak demikian, lelaki satu ini mungkin akan membuat kekacauan di tempat bordir.
"Benarkah itu, Xuan Yuan?"' tanya Er Kang memastikan.
"Hm…"
Wei Ying pun memapah Er Kang, dan menuntunnya pelan-pelan ke toko obat. Sesampainya di toko obat, Wei Ying pun membuka pintu ruang istirahat. Di ruang istirahat itu terdapat satu kasur, dan satu lemari. Sangat sederhana. Lalu gadis itu pun membaringkan Er Kang perlahan ke atas tempat tidur.
Ketika Wei Ying hendak pergi, Er Kang menarik tangannya dan menimpanya di atas. Lelaki satu ini pun dengan penuh nafsu mencium Wei Ying. Gadis itu pun tersentak dan segera ingin menghentikan permainan ini, tapi niatnya untuk menghentikan itu pun tiba-tiba saja lenyap ketika lelaki itu meremas salah satu payudaranya. Hal itu membuat Wei Ying terangsang dan terbawa nafsu.
Mereka pun saling menculuti baju pasangan mereka masing-masing. Seperti sudah tidak tahan lagi dan ingin lebih dari pada itu. Er Kang yang melihat wajah Wei Ying memerah dengan keadaan telanjang itu pun berkata, "Kamu… kamu sangat cantik…"
Tentu saja Wei Ying makin tersipu dan makin meninggi nafsunya. Melihat junior milik Er Kang masih lemas di bawah sana, Wei Ying pun segera mengambil kendali di atas. Kini dia sudah berada di atas Er Kang. Gadis itu pun perlahan mengecup bibir lelaki itu, lalu kemudian turun ke leher, ke dada, dan mendarat ke puting.
Wei Ying mengajarkan Er Kang, bagaimana seharusnya lelaki itu memuaskannya nanti. Gadis itu pun menjilati puting Er Kang dengan lembut, dan menyedotnya, kemudian mengigiti dengan pelan sekali sehingga terdengarlah desahan Er Kang yang patah-patah itu. Setelah puas bermain dengan puting lelaki itu, Wei Ying pun kemudian mendarat turun ke bawah. Tepat di mana junior milik Er Kang. Di lihatnya junior milik Er Kang masih perjaka, belum terkontaminasi sama sekali. Sehingga tersungginglah senyum kecil di sela-sela bibir Wei Ying. Nampaknya dia sangat senang bertemu dengan seorang lelaki yang masih perjaka. Soalnya ini bukan kali yang pertama Wei Ying melakukan sex dengan pria, melainkan sudah puluhan kali dia melakukannya. Dan dia selalu menikmati setiap sex yang dilakukannya dengan pria cumbuannya ini. Tapi kali ini lebih senang lagi, karena dia telah menemukan seorang perjaka.
Di belailah junior milik Er Kang dengan lembut sekali, hingga Er Kang mengelinjang keenakan. Er Kang mencoba menahan desahannya dengan mengigit bibirnya dan meremas sprai tempat tidur. Tapi Wei Ying tidak ingin tinggal diam. Dia ingin mendengar desahan Er Kang yang meraung-raung seperti anak anjing minta susu.
Wei Ying pun memainkan dua buah kelereng yang menggantung itu dengan tangannya. Dan sesekali dia menaik turunkan junior yang sudah tampak menegang itu. Belum jalan satu menit saja, junior milik Er Kang sudah berdiri dengan tegap. Kelihatan kekar. Gadis nakal itu menjadikan junior milik Er kang sebagai permen lollipop. Dijilati dan dikulumnya terus hingga puas.
"Ah... ehm…. hmmm…." desah Er Kang terdengar patah-patah.
"Ini…. rasa apa ini? Aku belum pernah merasakannya seumur hidup. Apa ini… yang dinamakan hubungan sex? Apakah rasanya memang senikmat ini?" batin Er Kang di luar alam bawah sadarnya. Meskipun dia mabuk sekalipun, tapi tetap saja tubuhnya itu merasakan kenikmatan. Tapi yang dilihatnya dengan kedua matanya saat ini adalah Xue Xuan Yuan yang sedang mengulum juniornya.
"Aku…. aku sudah tidak tahan… ahhh…. ehm…. hmmm…."
"Inilah enaknya bercumbu dengan perjaka. Dia bahkan sangat sensitif sekali jika dibandingkan dengan pria lain." gumam Wei Ying sambil tersenyum.
Wei Ying pun duduk di atas Er Kang dan perlahan memasukkan junior lelaki itu ke dalam miss V miliknya.
"Ahhhhhhh…." desah Wei Ying panjang.
"Ah, dasar…. Bahkan untuk pemula saja sudah sebesar dan sepanjang ini." kata Wei Ying sambil tertawa.
Dia pun mengoyang-goyangkan pinggunnya maju mundur. Perlahan demi perlahan dan semakin lama semakin cepat saja.
Melihat dua buah jeruk besar itu mengayun maju mundur, Er Kang pun mencoba meremasnya dengan kedua tangannya, dan ia merasakan sensasi yang aneh di tangannya. Kedua jeruk besar itu sangat kenyal, dan juga apa itu? Ada tangkai jeruk yang kelihatan berwarna coklat-coklat muda, keras dan telah meruncing. Er Kang pun memplintir-plintir kedua tangkai pendek yang berwarna coklat-coklat muda itu. Dan sesekali meremasnya lagi. Hal itu membuat Wei Ying makin agresif dan makin cepat goyangannya.
"Hmmmm…. ahhhhhh….. ehmmmm…. Iya…. ben….. arrr... plin…. tirrr…. te…. russs…. a…. rea… itu…" desah Wei Ying panjang.
Kurang lebih sepuluh menit mereka melakukan hubungan intim, bahkan mereka juga melanjutkan ronde kedua. Tapi ini sedikit berbeda dari yang tadi. Kali ini Er Kang si perjaka itulah yang memimpin di atas dan Wei Ying hanya perlu menikmatinya saja.
Malam yang panjang ini membuat kedua insan ini saling beradu napas, desah, dan juga bercampur air liur dan keringat. Sungguh malam yang sangat panjang, nikmat, sekaligus memuaskan. Pelayaran mereka pun berlanjut hingga keduanya sama-sama kelelahan dengan napas tersendat-sendat.
***
To Be Continue…