Melihat Yu Xi yang sedang berdiri di baklon hotel sambil memandangi pemandangan di langit, membuat Lu Zhen Yang melangkah perlahan menghampirinya.
"Xi Er…" panggil Lu Zhen Yang dengan nada lembut dan ramah.
"?" Yu Xi heran melihat ada seorang pemuda tampan lagi yang datang menghampirinya.
"Kau….?" Yu Xi memandang pemuda tampan itu dengan penuh selidik. "Siapa?"
"Sepertinya kau sudah melupakan ku ya? Kalau begitu aku akan memperkenalkan diri ku sekali lagi." kata Lu Zhen Yang. "Nama ku Lu Zhen Yang. Kita pernah bermain bersama waktu kecil."
"Bermain bersama waktu kecil?" Yu Xi makin bingung.
"Ya, kita sering ke perpustakaan untuk belajar bersama." kata Lu Zhen Yang mengingatkan kembali.
"Ah! Ternyata dia adalah Lu Zhen Yang, si anak lelaki yang selalu mengajari pemilik tubuh ini." batin Yu Xi. "Kelihatannya lelaki tampan satu ini memiliki perasaan kepada pemilik tubuh ini."
"Aku ingat… kau anak kecil waktu itu kan yang mengajari ku di perpustakaan?" kata Yu Xi.
"Hei! Aku bukan anak kecil, sudah ku katakan banyak kali kepada mu! Waktu itu aku sedang masa-masa pertumbuhan!" Lu Zhen Yang jadi tersipu malu.
"Ternyata Xi Er masih sama seperti yang ku kenal dulu." batin Lu Zhen Yang tersenyum.
"Oh ya, kau menghadari acara pertunangan adik ku ya tadi?" tanya Yu Xi.
"Yah begitulah, aku di undang sih." sahut Lu Zhen Yang.
"Sebetulnya aku hadir ke acara pertunangan itu sebatas untuk melihat dan menemui mu saja, Xi Er." batin Lu Zhen Yang.
"Kau pasti sudah melihat semuanya ya?" tanya Yu Xi.
"Soal apa? Soal tunangan mu dirampas? Soal kamu berdebat dengan adik mu? Atau soal…." tiba-tiba saja Lu Zhen Yang berhenti berkata.
"Soal kamu berciumn dengan Jiang Yi Cheng?" batin Lu Zhen Yang. Wajah lelaki tampan itu seketika menjadi murung.
Tiba-tiba saja terdengar suara orang berteriak-teriak.
"Tuan muda… tuan muda Lu!!!" teriak asistennya sambil berlari-lari ke arahnya.
Hao Ran pun menarik napas panjang dan menghempaskannya. Dia terlihat sangat berkeringatan dan lelah akibat berlari-lari.
"Akhirnya aku menemukan tuan muda Lu!" kata Hao Ran lega. "Tuan muda Lu ke mana saja? Aku dari tadi mencari-cari tuan muda loh! Soalnya tadi tuan muda Lu bilang mau ke WC sebentar, tapi aku tunggu-tunggu lama sekali belum juga balik-balik. Terus aku cari-cari deh dari tadi. Ternyata tuan muda Lu malah di sini bersama dengan nona Yu."
"Ku rasa akhir-akhir ini kau terlalu bising ya, Hao Ran? Rasanya aku perlu menyumbat mulut mu!" Lu Zhen Yang tampak kesal.
"Jangan tuan muda Lu! Nanti aku jadi tidak bisa menikmati makanan lezat!" kata Hao Ran.
"Sudahlah! Hentikan basa-basi ini!" kata Lu Zhen Yang. "Ada apa kau mencari ku?"
"Anu… tuan muda Lu, Nyonya besar Lu menyuruh tuan muda untuk kembali ke kediaman Lu secepatnya. Jika tidak, dia sendiri yang akan mencari tuan muda." kata Hao Ran.
"Baiklah, aku mengerti." jawab Lu Zhen Yang.
"Xi Er, apakah kau perlu tumpangan untuk pulang?" tanya Lu Zhen Yang menawarkan. "Jika tidak, bagaimana kalau aku mengantarkan mu pulang?"
"Aku tidak ingin lagi ada komitmen-komitmen. Semua lelaki bukannya sama saja?" batin Yu Xi. "Sebaiknya ku tolak saja secara halus."
"Terima kasih atas tumpangannya tuan muda Lu, tapi sepertinya orang rumah ku sudah menyiapkan supir pribadi untuk mengantarkan ku pulang." kata Yu Xi, menolak secara halus.
"Oh begitu ya? Kalau begitu sampai jumpa." pamit Lu Zhen Yang.
"Hmmm… sampai jumpa." balas Yu Xi.
"Ayo kita pulang, Hao Ran." kata Lu Zhen Yang.
"Baik, tuan muda Lu." jawab Hao Ran.
"Xi Er, kenapa kau memanggil ku begitu formal? Apakah hubungan kita sudah semakin jauh?" batin Lu Zhen Yang murung.
Mereka pun melangkah pergi meninggalkan Yu Xi.
Tak lama kemudian, Yu Xi pun menaiki taxi untuk pulang ke kediaman Yu alias rumahnya.
Di kediaman Yu…
Gu Nuan Yuan, alias ibu tiri Yu Xi, menyambut kepulangan Yu Xi.
"Xi Er, kau sudah kembali?" kata Gu Nuan Yuan. "Aku sudah meminta pelayan untuk membersihkan kamar mu. Beristirahatlah lebih awal. Aku yakin kau pasti sudah lelah."
"Apakah dia adalah ibu tiri dari pemilik tubuh ini?" batin Yu Xi sambil menatap ke arah Gu Nuan Yuan. "Perempuan tua itu bukankah awalnya hanyalah pembantu keluarga Yu saja? Saat ibu kandung Yu Xi sedang hamil, perempuan tua itu diam-diam menjalin hubungan gelap dengan Yu Wang hingga akhirnya naik jabatan menjadi ibu tiri pemilik tubuh ini. Lalu setelah ibu kandung Yu Xi meninggal, perempuan tua itu dengan segera menaiki kedudukannya, karena pemilik tubuh ini memiliki mentalitas, EQ dan IQ yang kurang baik sehingga sangat mudah untuk di bodoh-bodohi dan di bully sampai babak belur. Mereka ibu dan anak setiap hari selalu membully Yu Xi dengan sangat kejam. Menampar, memukul, dan menendangnya ketika tidak ada yang melihatnya, memberikan makanan basi, serta memasukan jarum ke tempat tidurnya dengan kejam untuk membuatnya meninggal. Ibu tiri ini bahkan seratus kali lipat, eh bukan maksud ku seribu kali lipat lebih ganas dan kejam dari pada ibu tiri yang ada di film-film sinetron!"
"Papi, Kak Xi Er membully ku di acara pertunagan ku! Huhuhu…." rengek Yu Na. "Papi harus menegakkan keadilan untuk ku! Huhuhu…"
"Putri ku yang manis, jangan menangis lagi ya? Papi akan mengurus masalah ini sampai beres!" kata Yu Wang segera membujuk putri keduanya agar tidak menangis lagi.
"Hadeh… ibu dan anak ini selama berada di keluarga Yu selalu saja memamerkan keahlian akting mereka, seringkali di depan Yu Wang berpura-pura tak berdaya. Sungguh geli sekali!" batin Yu Xi jijik.
Melihat tatapan ibu dan anak itu saja, membuat Yu Xi sudah paham.
"Putri ku, semua yang ada di keluarga Yu ini harus menjadi milik kita!" itulah maksud tatapan Gu Nuan Yuan.
"Kamu tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan ku, Yu Xi!" itulah maksud tatapan Yu Na. "Apa kau masih berani melawan ku, hah?!"
"Dasar, mereka telah membuat pemilik tubuh ini begitu menderita seumur hidupnya!" batin Yu Xi menatap tajam ke arah ibu dan anak itu. "Yang benar saja, anak yang jahat menuruni ibunya yang jahat juga. Tapi keberuntungan tahun ini tidak akan berpihak lagi kepada mereka, karena aku Xue Xuan Yuan akan mengambil keberuntungan itu!"
"Tapi, saat bertempur akan segera tiba!" batin Yu Xi lagi. "Membunuh satu atau dua orang bukan maslah bagi ku, anak dan ibu bermuka tebal ini, sudah saatnya mendapatkan balasannya! Lihat saja kalian berdua! Tunggu pembalasan dari ku! Aku Xue Xuan Yuan tidak akan semudah itu untuk kalian bully!"
***
To Be Continue…