Suasana rumah tampak lengang saat Kinan dan Tomi memasuki kediaman mereka. Para penjaga yang Tomi sewa untuk menjaga rumah dan menantunya sudah tak tampak lagi. Turun dari taksi, keduanya melangkah masuk. Ada Mbok Ijah yang menyambut kepulangan dua majikannya.
"Kok sepi, Mbok?"
Mbok Ijah menerima tas yang disodorkan oleh Kinan. "Oleh-oleh." ujarnya sambil lalu memasuki rumah.
"Oh, itu, Buk, Non Cecil udah seminggu ini diajak ke kantor sama Tuan Bara. Semenjak kejadian Non Iva mau celakain Non Cecil waktu itu, Tuan Bara jadi nggak bisa ninggalin Non Cecil di rumah, walaupun ada saya. Bahkan penjaga diperkarangan rumah yang Bapak pekerjakan dipecat oleh Tuan Bara, Buk. Katanya nggak becus jaga rumah."
Kinan yang sudah mendudukkan bokongnya di atas sofa mengernyit bingung. "Maksud Mbok, Iva jahatin Cecil lagi? Di rumah ini?"
Mbok Ijah spontan mengangguk semangat.
"Kenapa Iva bisa masuk? Penjagaan di luar kan ketat." ujar Tomi yang merasa aneh.