Sandra melangkah dengan gontai begitu keluar dari kediaman ayahnya.
Dia tidak menyangka bahwa ayahnya bisa sekejam itu kepadanya.
Sekarang Sandra tau kenapa ayahnya menikahkan Sandra dengan Alex, hanya untuk perusahaan belaka, dan Sandra juga juga tahu kenapa ayah tidak repot-repot mendatangkan David di hari pernikahannya.
Karena bagi Pratama Brawijaya, pernikahan Sandra hanya sebagai umpan dan menjadikan Sandra sebagai tumbal persembahan untuk mendapatkan kekuasaan. Padahal dari dulu walau tahu ayahnya berwatak keras dan kejam tetapi Sandra selalu memuja dan menghormatinya. Sandra sebisa mungkin selalu melakukan permintaannya, bahkan Sandra rela memendam keinginannya kuliah ke luar negeri untuk meneruskan bisnis mereka suatu hari nanti.
Sandra tidak menyangka, dengan menjadi anak baik dan penurut justru malah membuatnya terjebak dalam permainan ayahnya. Sandra hanya sanggup diam sepanjang perjalanan pulang, tidak tahu harus melakukan apa.
Begitu sampai ke rumah Sandra langsung merebahkan tubuh ke ranjang. Dia berusaha memejamkan matanya, berpikir keras, apa yang harus dia lakukan?
Sejenak kemudian Sandra membuka matanya.
Ini pilihan sulit, tetapi mau tidak mau dia harus tetap melakukannya.
Karena jika tidak dilakukan, Tama pasti akan memukuli Ibunya, siapa yaang akan membantu ibunya? Tidak ada, semua anggota keluarga Brawijaya takut kepada ayahnya.
Sedang Alex, walau dia akan mengalami pailit dia masih punya adik, mommy, dan yang lain yang Sandra yakin sanggup dan bisa membantunya bankit.
Jadi saat ini keselamatan ibunya yang paling utama.
Kuncinya hanya jangan sampai ketahuan dan semua akan baik-baik saja.
Sandra turun dari ranjang dan mengambil laptopnya, laptop yang diketahui Alex hanya berisi tugas kuliah dan game candy rush dan beberapa lagu. Padahal laptop inilah sumber penghasilan utamanya, dari uang seratus ribu hingga jutaan, bisa Sandra dapatkan dari sini.
Bahkan jika Sandra mau dia bisa saja membobol ATM seseorang dengan mudah. Sayangnya dia tidak semata duitan itu.
Sandra mulai bekerja, ayahnya ingin mengacaukan data penjualan dan pendapatan beberapa showroom yang bekerja sama dengan Alex agar jika ayahnya mengkorupsi uang di showroom miliknya sendiri. Alex tidak akan curiga, karena bukan hanya data showroom mobil milik ayahnya yang kacau tetapi hampir semua.
Sandra memasukkan virus dan dalam waktu sekejap dia berhasil menghapus dan mensabotase satu data perusahaan yang bekerja sama dengan Alex. Sejauh ini aman dan dia melewatinya dengan sukses.
Baiklah, Sandra harus melakukan hal yang sama, paling tidak kepada lima perusahaan yang lain dan salah satunya milik Pratama, agar tidak ada yang mencurigai kenapa hanya perusahaan Pratama yang data-data pentingnya jadi kacau dan amburadul.
10 menit kemudian, dua perusahaan lagi berhasil dia kacaukan.
Sandra menarik napasnya pelan, oke Sandra kamu pasti bisa, tinggal dua perusahaan lagi dan ibunya akan aman.
Yesssss, tinggal satu.
Lalu Sandra mebobol yang terakhir. Tetapi semua berhenti. Sandra menunggu hampir 15 menit tetapi perusahaan kelima tidak berhasil dia tembus. Sandra berusaha menelusuri dan mencari kode keamanan perusahaan itu, tetapi tidak berhasil, benar-benar tidak bisa ditembus.
Sialllll benar-benar sial ... hanya tinggal satu kenapa malah ada hambatan.
Baiklah, Sandra log out dari perusahaan itu dan mencari perusahaan lain. Dia tidak mau mengambil risiko dengan perusahaan yang satu ini, perusahaan yang sepertinya juga memiliki hacker profesional.
Sandra baru mengklik perusahaan lain saat pesan itu masuk.
HAllO MR. A. WANNA PLAY WITH ME.
RED DEVIL.
Deg!
Wajah Sandra memucat seketika.
******
Setelah berkutat dengan pekerjaan seharian Alex hanya ingin pulang dan bertemu dengan istrinya yang imut. Hmm, baru memikirkannya saja membuat rasa lelahnya hilang.
Istri yang awalnya dia pikir hanya akan merepotkan, justru memberinya warna lain di kehidupannya.
Mana dia menyangka kalau sekarang dia akan bertingkah seperti pria lain pada umumnya, yang tidak sabar pulang kerja demi bisa bertemu dengan anak istrinya.
"Desy ...." Alex baru akan meminta sekertarisnya pulang karena dia juga tidak berniat lembur, tetapi tiba-tiba salah seorang manajer pemasarannya masuk dengan wajah tegang.
"Mr. A ada masalah."
Alex diam, tetapi memperhatikan.
"Ada data penting di tiga perusahaan yang kacau balau bahkan hilang sama sekali, sepertinya ada yang berniat menghancurkan perusahaan dan menyewa hacker untuk mencuri data-data penting kita."
"Bagaimana bisa?! Bukankah semua perusahaan yang ada dalam naunganku memiliki keamanan kuat?" tanya Alex heran.
"Aku tau Mr., tapi sepertinya dia bukan hacker biasa."
"Oke, jadi ada yang berani meretas data perusahaanku?" Alex tertawa meremehkan.
"Baiklah kau pergi saja aku yang akan mengurus penyusup ini." Tanpa menunggu si manajer pergi Alex langsung menghubungi Joe.
"Joe ada penyusup yang mengacau di perusahaanku, dia sudah berhasil menghapus dan mengacaukan data di tiga perusahaan yang bekerja sama denganku."
"Oke, Brother, aku akan cek," ucap Joe santai.
5 menit kemudian Joe menghubungi Alex.
"Bagaimana?"
"Slow brother, aku akan menemukannya, belut ini agak licin aku tahu karena aku pernah menghadapinya."
"Shittt, shittt."
"Ada apa?" tanya Alex khawatir.
"Hacker satu ini benar-benar kurang ajar, saat ini, di depan kedua mataku dia berhasil menjamah perusahaan ke empatmu."
"Lalu bagaimana?"
"Sorry, aku akui aku agak kecolongan tapi tenang aku akan menghubungi Jack, dia pakarnya, lagi
pula aku sudah menyapanya dia akan segera tau siapa yang di hadapinya," kata Joe panjang lebar.
"Baiklah kalau begitu kutunggu laporanmu besok RED DEVIL."
******
Jantung Sandra berdetak kencang.
Dari semua hackers di dunia kenapa dia harus bertegur sapa dengan Red Devil lagi.
Setelah menerima pesan itu Sandra langsung membuat virus agar keberadaannya tidak terlacak dan mematikan laptopnya seketika.
Red Devil.
Sepak terjangnya sebagai hacker sudah tidak diragukan lagi, Sandra khawatir cepat atau lambat siapa pun dia akan berhasil melacaknya.
Sandra berusaha menenangkan diri.
Dia lalu naik ke ranjang untuk tidur, berusaha mengalihkan kekhawatirannya, tetapi setelah berjam-jam hasilnya nihil dia tetap terjaga dan gelisah. Otaknya kacau setelah pertemuan dengan ayahnya, lalu pengkhianatannya kepada suaminya dan yang terakhir dia berhadapan dengan Red Devil.
Lagi.
Ouch ... apa tidak ada yang lebih buruk lagi?
Sandra melirik jam di meja, sudah jam delapan malam dan Alex belum pulang.
Apa Alex lembur karena perbuatannya?
Sandra semakin merasa bersalah.
******
Jam menunjukkan pukul 11.30, saat Alex baru bisa pulang setelah mengatasi kekacauan di perusahaannya. Tubuhnya lelah, otaknya panas. Namun saat dia membuka pintu dan melihat pemandangan yang ada di depannya, seolah rasa penat dan pusing tadi lenyap seketika.
Sandra tertidur di sofa, dengan tv menyala di depannya.
Pasti dia lelah menungguku sampai ketiduran, batin Alex lalu duduk dan mematikan TV yang sedang menayangkan acara sepak bola.
Alex tersenyum sendiri melihat istrinya yang terlihat polos saat tidur, Istri yang terlihat lemah lembut tetapi ternyata sangat penuh semangat dan tomboi. Alex menyingkirkan rambut yang menutupi wajah Sandra, membuat Sandra mengerjap bangun.
"Sayang, kamu baru pulang? Sudah makan?" tanya Sandra dengan wajah ngantuknya.
Deg!
Jantung Alex langsung berdetak kencang, ada rasa membucah di dalam dadanya.
Baru kali ini Sandra memanggil sayang.
Alex merasa sangat bahagia.
"Aku sudah makan di kantor, ayo tidur di kamar, aku akan menyusul sebentar lagi." Alex membopong Sandra menuju kamar dan merebahkannya dengan lembut.
Sandra hanya menuduk malu.
"Tidurlah," ucap Alex sambil mengelus rambut Sandra dengan sayang sebelum masuk ke dalam kamar mandi.
Alex bahkan mandi dengan cepat karena sudah tidak sabar ingin memeluk istrinya yang cantik itu, dia bahkan tidak mau repot-repot memakai baju, dan langsung menuju ranjang lalu ikut masuk dalam selimut.
Alex menarik tubuh Sandra mendekat dan memeluknya dengan erat, seperti biasa Sandra langsung menelungsupkan wajahnya di lehernya untuk mencari kenyamanan.
Bagi Alex, inilah surganya.
Tertidur dengan Sandra di pelukannya.
TBC