Apa yang dikhawatirkan Alex benar-benar terjadi baru dua hari Sandra pulang dari rumah sakit mommy-nya membuat kehebohan dengan konferensi pers dadakan.
Bagaimana tidak terkejut coba, ini hari minggu dan masih pukul enam pagi, tanpa kilat menyambar tanpa adanya mendung apalagi hujan, tiba-tiba rumahnya dipenuhi para paparazi.
Bukan hanya satu tetapi puluhan bahkan mungkin ratusan, sudah menunggu di pintu gerbang.
Tetapi sang biang kerok yaitu mommy-nya malah baru muncul saat kehebohan sudah berjalan hampir satu jam.
Saat datang pun bukan meredakan paparazi, mommy-nya malah membawa Sandra keluar, dia dipamerkan seperti barang yang akan dilelang.
Jepret sana jepret sini tanya sana tanya sini bahkan Sandra harus menjawab peretanyaan yang tidak penting. Yang mau cewek apa cowok, nama siapa? sampai rencana kapan hamil ke dua.
Woyyyy, satu saja belum keluar, sudah nanya yang kedua, dipikir Sandra kucing apa ya, sekali brojol 4 sampai 5.
Akhirnya setelah hampir tiga jam wawancara selesai, menyisakan Sandra dan Alex yang lemas dan kelelahan. Bukan lelah secara fisik tetapi psikis karena harus menjawab pertanyaan yang tidak ada habisnya.
Alex sebenernya kadang kesal juga dengan tingkah mommy-nya yang kelewat narsis itu, tetapi mau bagaimana lagi, bagi Alex mommy-nya adalah segalanya dan dia sudah berjanji untuk membahagiakan mommy-nya apa pun yang terjadi.
Cukup sekali Alex melihat mommy-nya menderita dan sengsara, sekarang Alex hanya ingin membahagiakannya.
Flashback
Alex berusia 10 tahun dan Joe 5 tahun.
Seperti biasa mereka menunggu di gerbang sekolah, karena mereka memang selalu diantar jemput ayahnya yang seorang sopir taksi.
Melihat Alex dan Joe sekarang tidak ada yang mengira bahwa Alex dan Joe yang dulu bukan orang kaya, melainkan anak dari seorang sopir taksi dan pelayan restoran.
Ibunya memang asli Australia, tetapi saat liburan ke Indonesia dia malah kepincut sama ayahnya yang notabenenya hanya sopir taksi, cinta memang tidak mengenal status sosial.
Siang itu Alex dan Joe menunggu sangat lama, hal yang tidak biasa, karena ayahnya selalu menjemput tepat waktu. Alex semakin heran saat yang datang menjemput malah tetangga yang mengontrak di sebelah rumahnya. Apalagi begitu sampai di rumah, dia melihat banyaknya orang di dalam dan di luar kontrakannya.
Alex dan Joe hanya bisa menangis saat diberitahu bahwa ayahnya sudah tiada.
Alex hanya terdiam sedang Joe tidak henti-hentinya menangis memanggil ayahnya yang sudah terbujur kaku.
Ayahnya ternyata mengalami kecelakaan. lebih parahnya orang yang menabrak mobil ayahnya malah menyalahkan ayahnya yang katanya tidak becus menyetir, padahal ayah Alex sedang parkir lalu tiba-tiba mobilnya ditabrak anak orang kaya yang sedang mabuk di siang bolong.
Saat kasus ini sampai ke kepolisian pun keluarga Alex hanya bisa pasrah karena yang menabrak ayahnya anak dari orang yang berpengaruh, sehingga bukan mendapat keadilan tetapi malah mendapat hinaan, seolah-olah ayah Alexlah yang bersalah.
Itulah kenapa Alex ingin sukses. Alex tidak mau diremehkan orang lain. Alex ingin semua orang tunduk padanya. Dan Alex akan mencari pelaku yang menyebabkan ayahnya meninggal, memenjarakannya sesuai dengan apa yang sudah dia perbuat.
Setelah kematian sang ayah, hidup Alex dan keluarganya penuh perjuangan di saat teman-temannya bermain dia sudah harus mengerjakan pekerjaan rumah tangga dan merawat adiknya. Sedang mommy-nya bekerja keras, mulai dari kerja di restoran sampai menjadi buruh cuci pun dilakukan.
Namun kebutuhan tetap belum tercukupi, karena untuk bayar kontrakan, mencukupi kebutuhan dua anak yang sama-sama sekolah dan kebutuhan sehari-hari sangatlah besar.
Akhirnya mommy-nya bekerja di club malam karena gaji dan tips yang menggiurkan.
Namun bekerja di sana bukan tanpa risiko, harus pergi malam pulang pagi, menjadi bahan gosip di sekitar kontrakannya, hingga akhirnya mereka pindah ke kontrakan yang agak terpencil.
Alex sering mendapati mommy-nya pulang dengan berlinang air mata.
Awalnya Alex tidak tahu tetapi sekarang dia mengerti, sebagai pekerja club mommy-nya sering mendapatkan pelecehan sehingga setiap pulang mommy-nya akan sedih dan menangis memandangi foto ayahnya karena merasa bersalah.
Lalu suatu malam mommy-nya pulang dengan pakaian kusut dan wajah lebam.
Mommy-nya terlihat ketakutan, dan tidak berapa lama kemudian ada laki-laki yang menyusul mommy-nya dengan membawa beberapa anak buah.
Ternyata mommy-nya disuruh melayani bajingan itu tetapi mommy-nya tidak mau dan akhirnya kabur, karena kesal melihat mommy-nya yang selalu melawan akhirnya mommy-nya ditampar berkali-kali hingga wajahnya lebam, dan saat mereka lengah sedikit mommy-nya berlari pulang.
Namun pelarian mommy-nya tidak berlangsung lama, karena laki-laki itu ternyata sudah terobsesi dengan mommy-nya dan terus mengejar mommy-nya sampai rumah.
"Mom, ada apa? Kenapa dengan baju, Mom? Dan kenapa wajah Mommy terluka?" tanya Alex khawatir.
"Alex Sayang, ayo cepat masuk, ini sudah malam, Nak, nanti kamu sakit." Lilyana mendorong Alex dan bermaksud menutup pintu. Baru Lilyana akan menutup pintu ada sepasang kaki yang menahannya, Lilyana seketika panik dan berusaha terus menutupnya tetapi tenaganya dan tenaga Alex tidaklah seberapa di bandingkan dengan lelaki dewasa.
Laki-laki itu masuk dengan mudah diikuti anak buahnya.
Di situlah penderitaan Alex yang sesungguhnya dimulai.
Alex melihat dengan mata kepalanya sendiri mommy-nya diperkosa bukan hanya satu tapi 4 orang laki-laki dengan sadis. Alex hanya bisa menjerit dan memanggil mommy-nya yang kesakitan, dia berusaha memukul para pria itu tapi hanya sebentar karena tak lama setelah itu Alex tidak sadarkan diri saat menerima pukulan salah satu dari mereka.
Saat Alex membuka mata pemandangan paling menyakitkan dilihatnya.
Mommy-nya terlihat hancur dan terus menangis dengan luka di sekujur tubuhnya lalu Joe yang berada di pelukan mom yang ternyata juga mengalami lebam, sepertinya Joe juga mendapat pukulan. Keadaan rumahnya juga seperti terkena gempa.
Alex masih kecil tetapi dia tau apa yang terjadi, karena setelah kejadian itu mommy-nya depresi.
Alex putus sekolah, karena dia membantu jadi tenaga pencuci mobil, Joe dengan suara lumayan bagus bahkan mengamen di lampu merah tanpa sepengetahuan Alex dan mommy-nya. Kadang mereka kehabisan uang dan makanan, dan Alex akan pergi kerumah tetangga untuk sekadar meminta nasi.
Sukurlah setelah menangisi nasib selama 2 bulan akhirnya mommy-nya bisa bangkit kembali, itu pun berkat Joe yang selalu bersikap ceria seolah-olah tidak terjadi apa-apa.
Di situlah titik balik kehidupan Alex dan keluarganya dimulai.
Mommy-nya mengajak pindah ke Jakarta dan bekerja di sebuah kafe, di sana setiap malam ada live music, jadi suka ada pelanggan yang memberi tips padanya.
Mommy-nya yang punya suara bagus juga suka iseng-iseng ikut karaokean saat ada band datang manggung, lama-kelamaan malah jadi kebiasaan, dan ikut jadi vokal grub band mereka. Lalu suatu malam, tanpa sengaja saat mommy-nya bernyayi ada seorang produser yang datang dan langsung terpikat oleh suara mommy-nya.
Di situlah awal karier Mommy Lilyana dimulai.
Dari penyayi kafe, penyanyi profesional, lalu main film, dan berakhir sebagai model.
Alex sangat menyayangi mommy-nya karena baginya tidak ada ibu yang lebih baik dari mommy-nya.
Apalagi sejak kejadian malam itu, Alex berjanji akan selalu membahagiakan mommy-nya, tidak akan pernah membiarkan mommy-nya mengeluarkan air mata walau hanya setetes.
Sekarang Alex sudah sukses.
Dia berhasil menjadi orang yang berkuasa dan yang terpenting dia berhasil menemukan dan menghajar bajingan-bajingan yang menyakiti mommy-nya dulu, lalu memasukkannya ke penjara, dalam jangka waktu yang lama.
Sementara orang yang bertanggung jawab atas kematian Ayahnya, Alex juga sudah membalasnya, Alex mengambil alih perusahaan mereka dan membuat nama baik orang itu rusak, tentu saja bonus penyitaan aset dan mendekam di penjara untuk waktu yang juga sangat lama.
TBC.