Sandra sedang menikmati tehnya saat Mommy Lilyana bertanya.
"Sayang apa orang tuamu sudah diberitahu tentang kehamilanmu?"
"Belum Mom rencananya hari ini mau ke sana tapi karena tiba-tiba ada konferensi pers jadi mungkin besok saja," jawab Alex yang malah menanggapinya, sambil mengelus perut Sandra sayang.
"Kenapa harus besok? Kabar baik tidak boleh ditunda-tunda, Sayang."
"Mom, Sandra masih capek, besok biar Alex yang memberitahu mereka." Alex merapatkan duduknya sambil memainkan rambut Sandra.
Melihat itu mommy-nya yang bahagia tambah semakin bahagia karena melihat betapa kedua insan itu saling mencintai. Pernikahan yang dilakukan dari perjodohan ternyata bisa berhasil.
"Ah ... Mommy punya ide bagaimana kalau orang tua Sandra kita undang makan malam? Jadi kalian tidak perlu ke sana, karena kalian masih capek, sementara Mom bisa menyampaikan kabar gembira ini tanpa ada penundaan lagi." Mom memandang Alex dengan senyum 100 watt yang tak bisa ditolak.
Mendengar itu Sandra kembali bersedih, dia malu dengan keluarga Alex yang baik dan menyayanginya tetapi apa yang dilakukan keluarganya terutama ayahnya yang malah korupsi itu.
Seperti membalas air susu dengan air tuba.
Sandra benar-benar bingung harus apa. Dia tersiksa.
Dia butuh seseorang yang bisa diajak bicara dan sharing.
Dan seketika dia teringat Mbak Ayu-nya yang cantik dan anggun.
Mbak Ayu yang selalu bisa membuatnya nyaman dan terlindungi.
Sandra harus konsultasi dengan kakaknya.
*****
Semakin malam perasaan Sandra semakin tidak menentu. Dia resah dan gelisah. Khawatir akan apa yang terjadi. Sandra sendirian dan tidak tahu apa yang harus dia lakukan. Adakah yang melindunginya nanti jika sesuatu terjadi? Sandra juga merasa kecewa dan sakit hati ketika tahu bahwa dia bukanlah anak kandung ayahnya. Sandra bahkan tidak berani bertanya siapa orang tua kandungnya yang sebenarnya. Khawatir pertanyaannya akan menjadi masalah untuk sang ibu. Lagipula Sandra belum siap. Dia takut jika ternyata orang tuanya adalah tipe manusia yang tidak menginginkan anak atau seseorang yang sengaja membuang anaknya karena merasa terbebani. Namun ... walaupun Sandra tahu ayah Tama sangat jahat, dia tetap tidak bisa membencinya. Bagaimanapun dia yang merawatnya selama 18 tahun hidupnya. Sandra juga merasa bersalah pada kedua kakaknya, mereka yang anak kandung. Tetapi Sandra yang selama ini paling dimanja atau ayah Tama memang memanjakan dia karena ada maunya? Entahlah, yang jelas Sandra bukanlah orang yang tidak tahu balas budi. Jika dengan hal ini bisa membalas kebaikan ayah Tama. Sandra dengan pasrah dibenci Alex dan keluarganya. Tetapi ... jika karena kejadian ini Alex masih bisa menerima dirinya. Sandra berharap keluarga Brawijaya tidak lagi merecoki kehidupannya.
Lagipula Sandra sudah belajar dari pengalaman. Ayah Tama sangat tegas apalagi dengan anaknya sendiri. Dia selalu mementingkan harga diri dan nama baik keluarga. Jadi, semakin Sandra patuh maka semakin mereka menyukainya. Tetapi, jika salah satu anaknya melakukan kesalahan. Tama tidak akan segan-segan menghukum mereka. Masih jelas di ingatan 7 tahun yang lalu kakaknya David bertengkar dengan ayah Tama. Entah apa permasalahanya yang dia dengar hanya teriakan dan tamparan lalu sejak itu Sandra tidak pernah melihat David lagi. Entah di mana dia sekarang. Sandra sangat merindukannya, dia adalah kakak terhebat yang dia punya. Sandra dan Ayu selalu dilindungi dan dimanjakan.
Pernah waktu itu Ayu pulang larut malam dan Tama sudah siap dengan hukumannya tetapi dengan santainya David bilang Ayu keluar malam karena disuruh olehnya alhasil bukan Ayu yang dihukum tetapi David. Padahal sebenarnya Ayu pulang karena memang kesalahannya.
Seandainya saja David ada di sini pasti semua baik-baik saja. David akan melindungi dari semua masalah.
"San San ayo turun semuanya sudah berkumpul di bawah." Alex tersenyum lalu mengulurkan tangan, Sandra menyambut uluran tangan Alex dengan tersenyum. Walau sebenarnya hatinya mencelos merasa bersalah.
Makan malam itu dihadiri kedua orang tua Sandra dan orang tua Alex, Joe plus Jack manajernya. Kadang Sandr merasa Joe dan Jack itu seperti kembar siam yang tak terpisahkan. Namun Ayu ternyata tidak datang karena sedang berada di luar kota urusan bisnis. Ayu bekerja sebagai asisten desainer ternama, jadi Ayu sering pergi keluar kota bila ada fashion show atau pemotretan.
Makan malam ini terlihat biasa saja seperti pertemuan antara besan pada umumnya yang penuh dengan tawa dan kebahagiaan. Sayangnya di balik itu Sandra tahu ada raut ketegangan di dalam setiap ucapan ayah dan Ibunya. Sandra sedih melihat Ibuknya yang manis dan baik terjebak dengan suami yang otoriter dan pemarah. Tak hanya sekali atau dua kali ibunya mendapat tamparan dan pukulan saat ayah Tama sedang emosi. Bahkan kadang ibunya harus menanggung hukuman yang seharusnya bukan kesalahan dirinya.
Namun entah karena ibunya selalu legowo dan sabar menerima itu semua. Apakah Ibunya yang terlalu mencintai ayah Tama atau memang sudah dasarnya ibunya bukan orang yang penakut.
Pukul 10 malam keluarga Brawijaya pulang tak lama kemudian Mom Lilyana juga meninggalkan rumah, sedang Alex yang masih sibuk mengurus sesuatu dengan Joe dan Jack entah itu pekerjaan kantor atau hanya obrolan biasa.
Merasa sendirian Sandra melangkahkan kakinya menuju taman belakang lalu duduk di bangku taman dengan perasaan campur aduk. Sandra menikmati udara malam dengan mepejamkan matanya rapat, ingin merasakan kedamaian walau hanya sejenak.
Namun belum beberapa menit Sandra menikmati itu semua. Tiba-tiba bulu kudunya terasa merinding. Seolah-olah ada yang sedang mengawasinya. Sandra melirik kanan dan kiri tetapi tak ada siapa pun.
"Menikmati pemandanan, Nyonya Draco?" Sandra tersentak kaget dengan suara dingin yang memcah kesunyian.
"Jack apa yang kau lakukan di sini? Kau membuatku terkejut."
"Hanya memastikan sesuatu."
"Memastikan apa?" tanya Sandra bingung.
"Apa kau memiliki semacam kepribadian ganda semacam alter ego begitu?" Jack menghampiri Sandra dengan tatapan mengintimidasi.
Sandra semakin bingung dengan perkataan Jack. Bukannya minta maaf karena mengagetkan dia malah bertanya aneh-aneh.
"Aku tidak mengerti maksudmu Jack." Sandra bisa merasakan aura yang menakutkan entah perasaan apa ini tapi atmosfirnya benar-benar mencekam seperti ketenangan sebelum datangnya badai
"Ha ha ha." Jack tertawa dingin. Matanya yang kelam menatap Sandra dengan tajam.
"Kamu ini aneh ya Nyonya! Di satu sisi kau sangat baik tapi di sisi lain kau menghancurkan."
Sandra hanya diam, benar-benar tidak mengerti perkataan Jack.
"Baiklah jadi Anda akan diam saja atau Anda akan mengatakan pada Alex alasanmu ingin menghancurkan perusahaan?"
Apa ini? Apa Jack sudah tahu bahwa Sandra yang mengacaukan data di perusahaan Alex.
Seolah mengerti keterkejutan Sandra.
Jack berkata, "Ya aku tau semuanya aku sudah tau dari awal bahwa kaulah yang mencuri data-data perusahaan Alex. Benar bukan Nyonya Sandra Draco atau Anda lebih suka dipanggil dengan Mr. A?"
Wajah Sandra seketika memucat. Jantungnya berdetak kencang karena takut. Jadi Jack sudah tau semuanya. Sekarang Sandra hanya tinggal menunggu waktu eksekusi dilakukan.
Jack duduk di sebelah Sandra yang menunduk syok, lalu mendekatkan wajahnya ke hingga berjarak hanya beberapa centi.
"Kau tau aku benci pengkhianat dan aku tidak suka jika ada yang mengusik keluargaku dan Alex sudah kuanggap sebagai keluargaku. Aku tidak akan segan membunuhmu detik ini juga jika aku mau. Tapi itu tidak akan aku lakukan, bagaimana pun aku masih memiliki hati nurani. Kamu sedang mengandung anak Alex jadi hak menghukummu ada di tangan Alex dan aku memberi waktu dua puluh empat jam dari sekarang untuk mengatakan semuanya. Jika sampai besok malam kau tidak mengatakan pada Alex maka aku yang akan mengatakannya sendiri. " Jack bangkit dan meninggalkan Sandra sendiri di taman.
Air matanya meleleh, dia tahu sebentar lagi tamat riwayatnya.
Tangis Sandra sudah hampir reda saat Alex datang.
"San San kenapa di luar sendirian ayo masuk, udara semakin dingin. Tidak bagus untuk kesehatanmu." Alex duduk di samping Sandra. Sandra ingin menyembunyikan kesedihannya tetapi entah mengapa air matanya tidak bisa berhenti meleleh.
"San San ada apa kenapa kau menangis? Apa ada yang sakit?" Alex menghapus air matanya dengan wajah sangat khawatir.
"Ya tuhan San San kau pucat sekali dan badanmu dingin aku panggilkan dokter ya." Alex menggendong Sandra ala bridal menuju kamar lalu merebahkan tubuhnya ke ranjang dengan lembut.
Saat akan beranjak pergi Sandra menyentuh tangannya. "Alex aku tidak apa-apa hanya ingin istirahat maukah kau memelukku?"
Seketika Alex sudah ada di samping Sandra memeluknya dengan erat. Sandra membenamkan wajahnya di dada Alex. Menghirup aroma tubuhnya yang nanti akan dia rindukan jika Alex benar-benar membencinya.
"San San kau yakin baik-baik saja?"
"Hm ... aku hanya lelah biarkan begini saja aku merasa nyaman begini." Alex mengelus rambut istrinya dengan lembut.
"Alex ...."
"Hm ...."
"Jangan tinggalkan aku apa pun yang terjadi kumohon jangan tinggalkan aku." Harapan yang Sandra tahu, akan mustahil dilakukan. Jika Alex mengetahui perbuatannya.
"San San kau ini bicara apa? Kau ini istriku ibu dari anakku aku tidak mungkin meninggalkanmu. Aku bahkan tidak bisa berpikir bila seandainya aku tidak bisa bersamamu. Aku tau kita menikah karena perjodohan. Tapi percayalah aku tidak pernah bermain main dengan pernikahan. Dan sepertinya aku mulai mencintaimu."
Sandra terpaku. Dia menatap mata Alex yang terlihat penuh kejujuran. "Kamu mencintaiku?" tanya Sandra memastikan. "Aku mencintaimu San San. Istriku." Alex mencium dahi Sandra dengan penuh kelembutan.
"Aku juga mencintaimu," balas Sandra dengan hati sakit. Karena tahu ucapan cintanya sebentar lagi tidak akan dipercaya.
Alex tersenyum bahagia. Dia mendekatkan wajahnya dan mencium Sandra penuh penghayatan. Ciuman yang awalnya lembut kini semakin lama makin bernafsu. Lalu entah sejak kapan Sandra sudah berada di bawah tindihan Alex.
Alex mencium dengan liar, tangannya sudah berada di seluruh tubuh Sandra dan menjelajah seluruh permukaan kulitnya hingga membuat Tubuh Sandra serasa terbakar. Sandra semakin terengah engah dan dalam sekejap kemudian penghalang terakhir dalam tubuhnya ikut terlepas.
"Alex ... uh ... uh ...."
Tubuh mereka menyatu sempurna, gerakannya juga selaras dan serasi. Terlihat saling menyempurnakan.
Biarlah ... biarlah untuk malam ini saja Sandra memilikinya. Biarlah untuk yang terakhir kali Sandra menikmati kebersamaan mereka. Sebelum esok Alex membenci dirinya.
"Uch ... ah ... ah ...." Sandra tak dapat menghentikan desahan keluar dari bibirnya saat sesuatu terasa terkumpul di dalam pusat tubuhnya. Hujaman Alex semakin lama semakin cepat, Lebih cepat, dan semakin cepat. Membuat Sandra semakin tidak tahan. lalu dengan sekali sentakkan Sandra meneriakan nama Alex dengan kencang ketika mencapai kepuasan dan tak berapa lama kemudian Alex menghujam dengan keras dan menumpahkan bukti cintanya di rahim Sandra.
Sandra menutup matanya semakin merasa sedih. Ini adalah malam terakhir yang akan menjadi kenangan mereka bersama.
TBC.