Setelah 3 hari off. Aku kembali .... wkwkkwkwk. Kemarin habis pulkam say jadi enggak bisa update. Jadi ... sekarang triple update. Yeyeyyeyy.
Happy reading.
*******
Sandra mengerjap-ngerjapkan matanya dan mulai memandang langit-langit kamar yang ditidurinya. Ia mulai mengingat apa yang terjadi. Penyergapan, Perkelahian dan penculikan. Well kalau memang bisa disebut penculikan karena sebagai korban penculikan dia tidak terikat atau pun dikurung dalam gudang atau kamar pengap.
Justru kini dia berada di kamar yang bisa dibilang mewah. Bahkan saat dia menoleh ke samping di meja sudah terdapat makanan yang seketika membuat perutnya keroncongan. Dia ingin sekali makan tetapi takut jangan-jangan makanan itu diracun.
Sandra turun dari ranjang yang nyaman dan mulai memperhatikan ruangan kamar itu. Di sana ada balkon yang memperlihatkan halaman belakang rumah. Sekarang dia tau dia ada di lantai 2. Dan tak mungkin baginya kabur lewat balkon ini karena dilihat dari tingginya mustahil dia akan melompat.
Huftt ... gimana aku bisa kabur ya? Pokoknya aku harus cari cara. Ayo pikir Sandra pikir! batin Sandra sambil mondar mandir di balkon.
"Lagi mikir cara buat kabur ya Dek?"
Sandra langsung berbalik mendengar suara yang familiar itu bahkan dia tidak tau kapan orang itu masuk karena dia sibuk dengan pikirannya sendiri.
"Mbak Ayu?!" Seribu satu tanya langsung terlintas di otaknya begitu kakak yang katanya berada di Jerman dengan kakak laki-lakinya ternyata ada di sini.
"Udah jangan kebanyakan mikir mending kamu makan dulu. Kamu kan juga lagi hamil ini udah waktunya makan malam, lho," kata Ayu sambil menghampiri Sandra lalu menarik tangannya untuk duduk di ranjang. Sandra yang masih belum paham apa yang terjadi hanya menurut saja.
"Tunggu dulu, Mbak. Mbak ngapain di sini bukannya Mbak ada di Jerman? Trus yang nyulik aku siapa?"
Tiba-tiba Mbak Ayunya memasang tampang sedih. "Kita harus tenang San pokoknya asal kita nuruti apa yang diinginkan orang itu, kita nggak bakal disakiti," ujarnya.
"Maksud Mbak apa sih? Jangan bilang kalau Mbak juga diculik?"
"Iya San Mbak udah diculik dari sebelum Mbak pergi ke Jerman. Tapi tenang San dia gak pernah nyakitin Mbak kok."
"Trus kenapa kita diculik? Apa kita gak bisa kabur aja?"
"Percuma Mbak udah nyoba berkali-kali dan gagal."
"Trus gimana dong Mbak? Mbak kenal nggak sama yang nyulik kita?"
"Mbak gak kenal San yang Mbak tau dia udah nyulik puluhan wanita hamil kayak kita. Dan dari yang Mbak denger dia tu kayak orang gila gitu. Kata salah satu pengawalnya dia pernah kehilangan istrinya pas istrinya lagi hamil. Jadi sekarang dia kayak terobsesi gitu ama wanita hamil,"kata Ayu serius.
"Jadi bukan hanya kita aja yang diculik trus kalau kita udah ngelahirin gimana?"
"Katanya sih bakal dibebasin. Yah pokoknya asal kita nurut kita pasti selamat. Oya tiap malem dia bakal tidur dama salah satu di antara kita."
"WHATTT ... Gila dan Kakak mau gitu?"
"Bukan hanya kakak ntar kamu juga pasti mau kok. Orangnya gateng banget tauuu pokoknya the best lah kalo urusan ranjang."
"Ich ... amit-amit seganteng-gantengnya itu cowok mending aku loncat dari lantai sepuluh daripada tidur sama itu cowok."
"Yakin lo San?"
"Yakin seyakin yakinnya. Lagian Mbak nggak mikir apa aku kan udah nikah masak iya mau gitu aja digrepe grepe sama cowok gila."
"Yah gimana ya Dek awalnya aku juga mending mati daripada tidur sama dia tapi pas aku lihat dia semua itu musnah dan aku kayak dihipnotis dan langsung hayoook."
Mendengar itu Sandra yang sudah gelisah semakin gelisah. gimana nggak. Mbak Ayunya yang terkenal alim mau aja diajak ehem ehem sama cowok yang bukan suaminya dalam keadaan sadar sesadar-sadarnya.
"Mbak bagaimanapun caranya kita harus pergi dari sini. Secepatnya," kata Sandra bertekad.
"Sudah aku bilang San percuma. Rumah ini sudah dikelilingi pengawal yang nggak kehitung jumlahnya dan ada CCTV di mana-mana."
"Trus masak kita harus pasrah gitu aja."
"Udah San jangan sedih ya ... Mbak jamin kita nggak bakal kenapa-kenapa kok. Tenang saja ya Mbak pasti jaga kamu," kata Ayu menenangkan.
Mendengar itu Sandra bukannya tenang malah makin sedih di pelukan Mbak Ayunya yang juga berperut besar itu sambil menangis. "Hiks hiks Mbak pokoknya kita mesti terus sama-sama ya ... jangan tinggalin Sandra ya hiks hiks tapi ... tapi ... kalau emang Sandra gak selamat tolong bilangin suami Sandra kalau Sandra tu sayang dan cinta banget.. Sama dia hiks hiks huaaaa ...."
"Hush ... gak boleh ngomong gitu ah Dek ... Pamali tau cup cup cup udah jangan nangis ya."
Ceklek!
"Eh ... San ... udah sadar?" Tiba-tiba ada cowok super cakep masuk dan kebingungan lihat dua bumil yang lagi pada pelukan sambil nangis-nangis.
"Kalian pada kenapa sih kok pada mewek?" tanya cowok itu makin penasaran.
Sementara dua bumil yang tadi berpelukan ala teletubies langsung menengok mendengar suara cowok tadi. Sandra cuma bengong terkejut lihat itu cowok ada di sini. Sementara Mbak Ayunya memandang tajam dan tiba-tiba ngelempar bantal yang ada di ranjang ke muka itu cowok.
"Apa apaan sih Dek? Mas salah apa lagi?" tanya David heran.
"Mas tu ngerusak kesenengan orang aja. Main masuk, bikin bete tahu."
"Di mana letak senengnya sih? Orang pada tangisan begitu."
"Bodo ah pokoknya Abang nyebelin," ucap Ayu sambil memberengut kesal.
Sementara Sandra dengan tampang cengo dan masih syok tentang kejadian itu. Dia cuma dengerin obrolan mereka yang makin bikin bingung
"San ... lu gak papa kan?" tanya David kakaknya.
"Eh ... Ma ... Mas ... Mas David?! Hua ... Mas David Sandra kangen ...!" Sandra langsung menghambur ke pelukan David hingga David hampir jatuh terjengkang.
"Cup ... cup ... jangan nangis dong Dek Mas juga kangen kok."
"Mas David ngapain di sini hiks Mas pasti mau nolongin aku sama Mbak Ayu kan ... Mas pasti dateng mau bawa kita pulang kaaan hiks hiks Sandra takuuuuuttt." Sandra masih sesenggukan sambil makin mengeratkan pelukannya ke tubuh kakaknya itu.
"Nolongin? Pulang? Ini kan udah malem masak kamu mau pulang?"
"Lalu Mas ngapain ke sini kalau bukan mau nolongin kita dari para penculik?"
"Yang nyulik kita tu Mas David kali San," ucap Ayu nimbrung.
"Eh ... beneran? Trus yang tadi ...? Huaaaaaa Mbak Ayu jahat ... boongin Sandraaaaaa, yang Mbak bilang kita diculik maniak bumil itu cuma ngerjain kannnnn?"
"Maniak ibu hamill? Maksudnya apa sih?" David makin bingung saja.
"Bhahaaa haaa haaaa kena kamu San ... sumpah deh Mbak seneng banget bisa ngerjain kamu. Kamu tu harusnya lihat tampang melas kamu tadi sumpah nyenengin banget tau ha ha ha haaa ...."
"Jadi Mbak Ayu ngerjain aku ya hua ... Mas David Mbak Ayu jahat aku tadi takut beneran tau ... hiks hiks."
"Sudah sudah dedek yang imut jangan nangis dung kan udah ada Mas David lagian lo juga Yu tega banget sih bikin adek nangis kayak gini dia kan lagi hamil juga."
"Iya deh maaf maaf ini kan bawaan bayi Kak."
"Kamu tuh kalau ngidam yang normal aja bisa gak sih?"
"Maksudnya apaan sih ngidam apa?" tanya Sandra penasaran.
"Iya San Mbakmu tu lagi ngidam pengen bikin kamu nangis," katanya santai.
"Ha ... emang ada ya ngidam nyengsarain adek gini?" Sandra menyipitkan matanya curiga.
"Ini belum seberapa Dek. Kalau lo keluar dari ruangan ini pasti lo bakalan disuguhi pemandangan yang bikin ...."
"Apa?!"
"Lihat sendiri aja deh," ujar David frustrasi lalu keluar dari kamar.
Sementara Mbak Ayunya cuma cekikikkan sambil mengajak Sandra keluar kamar.
Saat baru keluar dari kamar Sandra hanya bengong enggak bisa berkata apa-apa.
Pemandangan di depan matanya benar benar ....